Syawal Sebagai Bulan Pengukuhan Atas Tugas, Peran dan Fungsi Manusia

by Redaksi
0 Komentar 122 Pembaca

Khutbah idul Fitri 1445 H : Ustad Jojo

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaatuh

الله أكبر

(Allohu akbar) 7x

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

(Laa ilaaha illallaahu wallahu akbar, Allahu akbar walillaahilhamd)

Innalhamdaliilah nahmaduhu wanasta’inuhu wanastagfiruhu wana’udzubillahi Ming Sururi angfusina waming sayyiati a’malina mayyahdihiillahu falaa mudillalah mawayyudlilhu falaa hadiyalah

Asyhadu Allah Ilaha illalloh waasyhadu Anna muhammadan ‘abduhu warosuluhu la nabiya ba’dah.

Hadirin jamaah solat idul Fitri yg dimuliakan Alloh.  Marilah kita sama sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT Dzat yang telah melimpahkan karunia nikmat iman Islam sehat wal Afiat serta panjang umur, hingga hari ini kita masih di beri kesempatan untuk menghirup  nafas kehidupan dan kita bisa berkumpul bersama melaksanakan ibadah sholat idul Fitri berjamaah di masjid yang Alloh muliakan.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam Habibana wanabiyyana Muhammad SAW, kepada keluarganya para sahabatnya dan kepada kaum muslimin wal muslimat yang senantiasa mengikuti risalahNYA.

الله أكبر  الله أكبر الله أكبر

(Allohu Akbar) 3x

Hadirin jamaah idul Fitri yang dimuliakan Alloh

Langit Syawal  menjemput fajar pagi meninggalkan ROMADHON yang agung.  Senja kemarin seperti menyisakan kesedihan yang begitu dalam, karena bulan yang penuh keagungan dan kemuliaan telah pamit pergi meninggalkan para pecinta kesejatian dan para pemburu kebaikan seribu bulan.

Meski kesedihan ditinggalkan bulan Romadhon yang agung bergelayut di ruang- ruang qolbu, perlahan kebahagian merambat di dinding-dinding labirin jiwa, karena setiap diri mampu melewati ujian dan tantangan hingga sanggup menggenapkan kewajiban melaksanakan puasa Romadhon satu bulan penuh. Hingga Idul Fitri menjadi pintu kebahagiaan pertama yang menelusup ke ruang kolbu karena tumbuh harapan mendapatkan pengampunan serta pahala yang akan menjadi bekal yang abadi kelak di Yaumil akhir.

الله أكبر  الله أكبر الله أكبر

(Allohu Akbar)3x

Hadirin jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Alloh

Syawal sebagai bulan peningkatan merupakan fase awal perjalanan kita meniti sebelas bulan berikutnya. Dan bekal Romadhon sejatinya cukup untuk menghadapi berbagai tantangan, rintangan dan ujian kehidupan.

Derajat mukmin mutaqin yang disematkan kepada Ahli puasa merupakan benteng pertahanan yang paling kokoh untuk kaum mukminin dalam menghadapi setidaknya tiga hal pokok:

  1. Tugas kita sebagai Abdin
  2. Peran kita sebagai Kholifah
  3. Fungsi kita sebagai Rahmatan Lil Al-Amin

Hadirin jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Alloh

Sebagai Abdun, sejatinya kita diciptakan oleh Alloh SWT semata mata untuk mengabdi kepadaNYA.

Sebagaimana Firman Alloh : وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

(Wa ma khalaqtul-jinna wal-insa illa liya’budun).

Artinya : Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku (QS. Az Zariat ( 51): 56)

Ayat ini memberikan gambaran bahwa ada tugas yang harus diemban oleh manusia untuk beribadah kepada Alloh dalam seluruh dimensinya. Baik itu ibadah mahdhoh yang bersifat ritualistik semisal syahadat, zakat, puasa, haji dll. Maupun ibadah ghoer mahdoh seputaran sosial muamalah, dalam kehidupan rumah tangga, sosial kemasyarakatan maupun bernegara.

Tentu saja koridor pengabdian kita harus sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Al Qur’an dan Sunnah. Karena dalam konteks ini Rosululloh bersabda:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا لَنْ تَضِلُّ بَعْدَهُ اِنْ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كَتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ.

Taraktu fikum amraini lan tuzhilluu maa tamassaktum bihimaa. kitaballah wa sunnata rasullihi.

(Telah aku tinggalkan dua perkara yang tidak akan pernah tersesat selama lamanya ketika kita berpegang kepada keduanya yaitu kitabullih dan Sunnah Rosul)

Tidak mengambil pedoman yang lain selain Qur’an dan Sunnah akan memberikan kemudahan jalan bagi kita untuk mendapatkan bimbingan, dan petunjuk jalan yang benar dan lurus hingga kita memperoleh keberkahan dalam hidup berupa rasa aman, tentram dan semakin kokoh dan kukuh dalam menjalankan ibadah yang memberikan efek positip dalam kehidupan nyata dengan tumbuhnya kemampuan kepada seseorang untuk menjalankan perannya sebagai Kholifah di muka bumi.

الله أكبر  الله أكبر الله أكبر

Allohu akbar3x

Hadirin jamaah idul Fitri yang dimuliakan Alloh

Peran kekhalifahan yang harus dimainkan oleh seorang mukmin tentu saja sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Alloh SWT dalam QS Al Baqoroh(2):30:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ

“wa idz qâla rabbuka lil-malâ’ikati innî jâ‘ilun fil-ardli khalîfah “

(dan ketika berkata Alloh kepada para malaikat, sesungguhnya aku akan menjadikan di dunia ini Kholifah (pengganti)….)

Sebagai Kholifah seorang mukmin harus memanifestasikan eksistensin Alloh sebagai Robb (pencipta, pemelihara dan pengatur).

Dipundak seorang Kholifah, Rubbubiyah Alloh harus diwujudkan dalam seluruh dimensi kehidupannya.

Sebagai Kholifah harus sanggup memastikan bahwa penciptaan Alloh, pemeliharaan Alloh dan pengaturan Alloh terwujud dalam realitas kehidupan umat. Karena hanya dengan Rubbubiyah Alloh, maka seluruh problematika kehidupan umat akan mampu terjawab.

Maka harus difahami, mengapa ayat yang pertama kali turun adalah Al Alaq?

hal ini sebagai pengenalan awal dan sekaligus membimbing dan mengarahkan manusia untuk menjadikan paradigma Bismi Robbik sebagai cara pandang dalam menghadapi seluruh problematika kehidupan.

Artinya Alloh menciptakan manusia, dan Alloh juga yang menciptakan aturannya agar kehidupan manusia selamat dunia dan akhirat. Jika sebaliknya maka akan terjadi malapetaka kemanusiaan yang berkepanjangan.

Karena mengambil jalan hidup yg bersebrangan dengan pedoman Alloh, hingga jauh dari keberkahan. Padahal Alloh telah menegaskan:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ

” Walau anna ahlal-qurā āmanụ wattaqau lafataḥnā ‘alaihim barakātim minas-samā`i wal-arḍi”

(jika saja penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa kepada Alloh maka Alloh akan membukakan pintu pintu keberkahan dari langit dan dari bumi…)

الله أكبر  الله أكبر الله أكبر

Allohu akbar3x

Hadirin jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Alloh

Fungsi manusia sebagai rahmatan Lil Al-Amin dapat dilihat dalam firman Alloh QS Al Anbiya: 107 yang berbunyi:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ﴾

wama arsalnaka Illa rahmatan Lil Al-Amin

(maka tidaklah aku mengutus mu (Muhammad) kecuali sebagai Rahmat bagi seluruh alam)”.

Ayat ini mentasbihkan bahwa fungsi manusia sebagai Rahmat bagi seluruh alam  akan terwujud manakala supremasi hukum Islam memegang kendali untuk mengatur pola hubungan antara manusia satu dengan lainnya.

Dimensi asma wasifat Alloh sebagai Malik, mengandung pengertian bahwa kedaulatan Alloh di muka bumi harus terwujud. Karena keadilan hukum Islam sepanjang sejarah hanya bisa terwujud secara ril ketika kepemimpinan Islam benar benar  merepresentasikan kedaulatan Alloh di muka bumi.

Sejarah banyak mencatat bagaiman seorang Yahudi mendapatkan porsi keadilan yang begitu menyenangkan dalam kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khatab, dalam kasus upaya paksa seorang gubernur Islam di Kufah untuk membebaskan lahan yang dimiliki oleh orang Yahudi tersebut untuk kepentingan pelebaran masjid. Dan Khalifah Umar memenangkan gugatan.

Seorang Yahudi tersebut datang dari Kufah menuju Madinah untuk bertemu khalifah. Dalam benaknya terlintas bahwa dia akan bertemu sang Kholifah diistana yang megah, hal ini karena istana gubernur di Kufah begitu mewah. Namun ketika orang yahudi itu datang ke Madinah, maka ia mendapati sang Kholifah sedang tidur tiduran di masjid tanpa pengawalan apapun.

Ketika orang yahudi itu bertemu khalifah dan mengadukan urusannya, maka sang Khalifah menyuruhnya untuk mengambilkan sepotong tulang.

Dengan rasa bingung orang yahudi mengambilkan tulang dan menyerahkannya kepada sang khalifah. Kemudian Khalifah Umar menyeset tulang tersebut dan diserahkan kepada si yahudi sambil berkata: ” berikan tulang ini kepada sang gubernur!’.

Dengan penuh tanya siyahudi pulang sambil menenteng tulang yang telah diberi tangan oleh Khalifah Umar bin Khatab.

Sesampainya di Kufah, si yahudi menyerahkan tulang tersebut kepada Gubernur, dan apa yang terjadi? Sang gubernur gemetar melihat pesan sang Khalifah sambil mengatakan kepada si yahudi bahwa ia tidak akan mengambil tanah si yahudi.

Orang Yahudi tersebut mendapatkan keadilan Islam dari sang Khalifah, yang menyebabkan orang Yahudi tersebut masuk Islam

Fungsi rahmatan Lil Al-Amin adalah fungsi yang memberikan keadilan Islam yang benar  benar  dirasakan oleh umat umat  lainnya yang berbeda agama.

Toleransi dalam Islam tidak dimaksudkan untuk membangun pemahaman bahwa semua agama itu benar, tapi untuk menguji kebenaran Islam bahwa Islam tidak pernah memaksakan kepada umat lain tentang keyakinan, tapi sebaliknya memberikan perlindungan dan memenuhi hak hak warganya dalam naungan kepemimpinan Islam.

Dan tidak kalah pentingnya bagaimana Islam hadir memberikan jawaban terhadap isu isu  diskriminasi, pelanggaran HAM, dan penistaan terhadap kaum wanita.

Ini telah digaungkan 14 abad yang silam oleh Baginda Rosululloh SAW ketika beliau menjawab persoalan patologi sosial.

Ketika beliau bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

“innama bu’istu liutammima makaarimal akhlaq

(sesungguhnya aku diutus untu menyempurnakan akhlaq)”

Ini mengandung arti bahwa telah terjadi penyimpangan akhlaq masyarakat Makkah pada saat itu dari akhlaq Islam kepada Akhlaq jahiliyah yg menyebabkan terjadinya diskriminasi dalam berbagai dimensi kehidupan. Maka dalam konteks inilah Rosululloh diutus.

Maka firman Alloh yang berbunyi :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“wamaa arsalnaka Illa rohmatan Lil Al-Amin

(dan tidaklah AKU mengutus engkau Muhammad kecuali sebagai Rahmat bagi seluruh alam).

Menegaskan bahwa Islam dan kaum muslimin adalah Rahmat bagi seluruh alam yang membawa misi perubahan dalam menjawab seluruh problematika kehidupan.

الله أكبر  الله أكبر الله أكبر

Allohu akbar3x

Islam dan kaum muslimin adalah solusi  kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara jika ia benar benar memahami dan meyakini serta mengaplikasikan eksistensi Alloh sebagai Robb (rubbuniya) dalam menjalankan perannya sebagai Kholifah, eksistensi Alloh sebagai Malik dalam menjalankan fungsinya sebagai rahmatan Lil Al-Amin, serta eksistensi Alloh sebagai Ilah (uluhiyah) dalam menjalankan tugasnya sebagai Abdun.

Semoga kita semua benar benar bisa mengambil hikmah Romadhon dalam pembentukan karakter mukmin mutaqin sehingga menjadi bekal yang cukup untuk meretas jalan kehidupan di awal Syawal hingga bulan bulan berikutnya sampai Alloh pertemukan kita kembali pada bulan Romadho di tahun yang akan datang

Baarokallohi wakakun fulquranilbadzin manafaani waiyyakum bimaa fihi minalayati wadzikril hakim wataqobbala minni waminkum tilawatahu fastagfiruhu innahu huwal gofuururrohim…

الله أكبر  الله أكبر الله أكبر

Allohu akbar5x

Hadirin sidang Idul Fitri yang dimuliakan Alloh

Marilah kita sama sama  menengadahkan tangan kita bermunajah kepada Alloh dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dari hati nurani yang paling dalam memohon agar Alloh mengijabah seluruh doa dan harapan kita untuk beroleh  keberkahan dan keselamatan fiddunya wal akhiroh.

Astaghfirullah hal adzim3x

Waassalamu Alaikum warahmatullahi wabarokaatuh

Baca juga

Tinggalkan Komentar