Swara Pendidikan (Tapos, Depok)- Untuk mengatasi persoalan sampah di wilayahnya, Lurah Jatijajar, Mujahidin berinovasi membudidaya magot. Hal itu disampaikan langsung Mujahidin saat ditemui dikantor kelurahan Jatijajar pada Selasa, 26Maret 2024.
Dia mengatakan warganya saat ini tengah fokus mengelola budidaya magot, di mana panen pertama pada 14 Maret lalu. “Panen kedua budidaya magot ini insya Allah antara 30 Maret atau 1 April nanti,” katanya.
Lebih jauh, Mujahidin menjelaskan, pembudidayaan magot ini sebagai salah satu solusi Kelurahan Jatijajar dalam upaya mengatasi persoalan sampah di wilayahnya.
“Inovasi dalam mengatasi persoalan sampah dengan cara membudidaya magot, kami bekerjasama dengan PT Bioma,” jelasnya.
Sebagai informasi, PT Bioma menginvestasikan sarana dan prasarananya berupa 90 biobox dengan bibit magot kepada petani binaan. Ada 90 petani binaan budidaya magot ini, diantaranya karang taruna, bank sampah, dan ketua RW.
“Para petani binaan budidaya magot ini bertugas untuk menjaga dan memelihara budidaya maggot,” imbuhnya.
Diketahui, Setiap biobox dapat menghasilkan magot sebanyak 5 kg. Para petani mendapat upah sebesar Rp.4.000/kg. (Jaya)