By: Adhes Satria
Beberapa kali saya pernah memberikan pelatihan jurnalistik atau menulis. Tapi pesertanya baru sebatas ikut ikutan temannya saja. Belum ada yang membuahkan hasil dari pelatihan singkat itu.
Saya masih ingat pertanyaan dari salah seorang peserta pelatihan, harus mulai dari mana ketika kita akan menulis? Apa tipsnya? Pertanyaan sepertt itu acapkali berulang di setiap memberi pelatihan.
Tips dari saya simple aja. Gak perlu yang rumit-rumit, juga gak perlu kebanyakan teori. Apa tipsnya? Nih kunci jawabannya.
Ketika saya ingin menulis, biasanya.berangkat dari sebuah pertanyaan. Maka mulailah saya cari tahu, lalu kaji dan ulas tentang hal yang baru saya ketahui. Rasa penasaran pun lenyap.
Jadi modal dasar penulis adalah:
- Rasa ingin tahu
- Mencari dan membaca referensi
- Mendapat pengalaman baru
- Mengkaji ilmu dan wawasan baru
- Berpikir, Tafakur, Tadabur dan menganalisa
- Memperkaya jiwa dan kedamaian setelah menulis
- Bonusnya bisa bermanfaat buat orang lain yang mau membaca.
Tak perlulah berangan angan untuk membuat buku dengan halaman tebal. Mulailah dengan menulis catatan ringan, sebuah refleksi, buku harian (diary) tentang perjalanan dan pengalaman hidup, pengetahuan yang baru kamu ketahui dan menceritakannya kepada khalayak.
Muncul lagi pertanyaan, apakah tulisan kita ada yang baca? Ya minimal, Alloh Ta’ala akan hadirkan pembaca setia kita.
Jika satu orang pembaca, kemudian berubah karena tulisan kita. Itu jauh lebih baik, daripada yang baca sepintas, meski yang baca 1 kelurahan. Biasanya seorang penulis, jodohnya itu pembaca setianya.
Terkadang kita gak peduli tulisan kita mau dibaca orang atau nggak. Setidaknya melatih otak kita jangan cepat pikun. Kitab suci yg tebal aja kadang gak pernah dibaca.
Sebuah karya tidak diukur dari tebalnya halaman. Panjang atau pendek sebuah tulisan. Tapi produktivitas untuk terus mengkaji dari rasa ingin tahu kita tentang sesuatu. Karya yang ditulis biar sedikit, yang penting bermanfaat. Lama lama jadi bukit dan kumpulan ilmu pengetahuan.
Kita tak bisa memaksa orang lain untuk membaca tulisan kita. Karena orang akan membaca apa yang membuatnya tersentuh, apa yang membuatnya butuh, apa yang membuatnya termotivasi dan terinspirasi. Juga akan membaca apa yang membuatnya kembali bergairah dan bersemangat.
Setiap orang butuh informasi, butuh nasihat dan motivasi yang bisa membuatnya kuat dan bertahan. Atau yang bisa membuatnya dekat kepada Tuhan.
Mulai sekarang ayo tulis dan bacalah. Sebab Itulah perintah Tuhan kepada manusia agar mendapat petunjuk, keselamatan, menemui kedamaian dan kebahagiaan. Jadi menulis itu juga kebahagiaan lho. Semoga apa yang kita tulis menjadi peninggalan berharga setelah kita berpulang nanti. **
Penulis: Adhes Satria (Pegiat Medsos)