[dropcap][/dropcap] OPINI
Swara Pendidikan.co.id – KOMITE SEKOLAH (KS) di sejumlah sekolah negeri kini telah menjelma menjadi masalah baru bagi orang tua siswa.
Keberadaan KS telah menjelma menjadi alat sekolah terutama untuk menarik dana dari orangtua siswa. Karena itulah kemudian KS menjelma menjadi aktor utama di balik mahalnya biaya sekolah.
Padahal sejatinya KS dibentuk tidak untuk menjadi juru pungut, tetapi untuk membantu berbagai peran yang harus di tanggung oleh pemerintah sehingga pengelolaan sekolah bisa lebih partisipatif, terbuka, akuntabel, serta mencerminkan kebutuhan stakeholder-nya. Dan keberadaannya bisa menekan berbagai penyimpangan, terutama keuangan, yang menyebabkan mahalnya biaya sekolah.
Faktanya kemudian adalah, keberadaan KS tidak lagi menjadi penyeimbang kekuasaan kepala sekolah yang demikian besar, tapi malah menambah besar.
Alhasil, KS hanya menjadi wadah penyalur aspirasi kepala sekolah dan menjadi ujung tombak dalam menarik dana dari orangtua siswa.
KS seharusnya memiliki otoritas dan kekuatan untuk meminta sekolah membuka transparasi penggunaan anggaran. Baik itu Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) dan anggaran-anggaran lain.
Penyimpangan terhadap peran dan fungsi Komite Sekolah ini sudah di mulai sejak dari pemilihan/pembentukan KS yang tidak demokratis. Sehingga kemudian Komite Sekolah diisi oleh orang-orang yang tidak akan “rese” dengan sekolah dan orang-orang tertentu yang bisa “seiya-sekata” dengan sekolah. ***
Penulis : Rasikin bin Ridwan, Pegiat Pendidikan. Tinggal di Cipayung, Depok
1 Komentar
Semoga membuka mata dan hati komite sekolah…