
Swara Pendidikan.co.id ,( Kotabaru, Kalsel). Ketidak tersediannya lokasi Terminal dalam kota membuat Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kotabaru mengarahkan armada taksi pedesaan yang biasanya parkir di terminal Higa Gunung ke halaman parkir Siring Laut Kotabaru. Hal ini membuat halaman parkir Siring Laut menjadi penuh dengan taksi pedesaan dan taksi kota.
Lokasi Siring Laut yang menjadi tanggungjawab Dinas Pariwisata ini sebelumnya hanya digunakan untuk parkir roda empat baik milik pribadi atau pun yang berplat merah.
Lokasi terminal Higa Gunung dan samping Mesjid Raya Khusnul Khotimah Kotabaru yang sudah tidak layak dan mengganggu keindahan kota sudah saatnya harus direlokasi ketempat yang lebih baik. Halaman Siring Laut yang sesuai dengan kesepakatan pada saat rapat koordinasi yang dihadiri oleh Polres Kotabaru, Sat Pol PP Kotabaru, Lurah Kotabaru Hulu, perwakilan baik dari taksi kota maupun taksi pedesaan sepakat untuk memindah parkir ke halaman Siring Laut Kotabaru. Namun hal ini sangat disayangkan oleh Dinas Pariwisata karena pihaknya tdk dikoordinasikan masalah penempatan parkir tersebut. Hal ini karena akan ada dampak yang kurang baik bagi Siring Laut yang selama ini mulai berbenah agar menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang bersih dan nyaman. Menurut Rusian Ahmadi Jaya, Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kotabaru, ini belum ada kordinasi dengan pihaknya, kemarin mereka juga mengusir pedangan yang mulai masuk ke area halaman siring laut itu tanpa ijin dari pihaknya karena melihat banyaknya taksi pedesaan yang masuk kesitu.

Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kotabaru, Joni Marsudi, menjelaskan kepada Swara Pendidikan bahwa hal ini sudah disepakati pada saat rapat koordinasi yang dihadiri oleh Polres Kotabaru, Sat Pol PP, Perwakilan baik dari pihak taksi kota maupun dari taksi pedesaan, Lurah Kotabaru Hulu serta Dishubkominfo. Namun menurut Joni taksi pedesaan itu hanya parkir tanpa ada aktifitas turun naik penumpang ataupun bongkar muat barang.
” Pemindahan itu yang mendasari pertama karena terminal Higa Gunung bukan terminal cuma tempat singgah. Rakor kemarin dihadirkan antara lain Keoplisian, Sat Pol PP, Lurah Kotabaru Hulu, Perwakilanankot baik dari taksi pedesaan maupun taksi kota. Telah disepakati bahwa kami akan memindahkan karena dianggap tidak layak disitu (terminal Higa Gunung). Jalan solusinya karena tidak ada terminal kota jadi angkot pedesaan yang dari Lontar dan lainnya turun di Stagen untuk menurunkan penumpang, terus kalau ada barang bawaan dibolehkan turun kekota untuk mengantar barang dan standby sesuai kesepakatan di halaman parkir Siring Laut mengikuti yang ada” jelas Joni Marsudi. Ketika ditanya apakah hal ini sudah mendapatkan ijin dari Bupati,beliau mengatakan kemarin mungkin Kepala Dinas yang sudah melaporkan ke Bupati.

” Tidak ada aktifitas bongkar muat di Siring Laut hanya parkir. Bongkar barang tetap disamping Mesjid Raya Khusnul Khotimah Kotabaru” lanjut Joni Marsudi. Namun pantauan dari Swara Pendidikan justru sebaliknya, ada aktifitas bongkar muat di halaman Siring Laut. Hal ini juga membuat berang Kepala Bidang Pariwisata Rusian Ahmadi Jaya, pihaknya akan mengusir bila masih ada aktifitas bongkar muat barang disitu. ” Kalau perlu saya akan naik ke Bupati untuk menanyakan hal itu” kata H. Jaya. Karena bila hal ini dibiarkan, halaman Siring Laut yang sudah mulai tertata akan kembali kotor karena aktifitas tersebut.

Kotabaru sebenarnya sudah memiliki terminal induk di Stagen, namun masih kurang optimal dalam pengelolaanya, padahal taksi pedesaan bisa parkir disitu setelah mengantar barang kekota tanpa harus parkir di dalam kota, hal ini dulu pernah dilaksanakan saat terminal induk Stagen baru diresmikan, dan ini bisa lebih tertib tanpa mengganggu pengguna jalan yang lain. Namun menurut Joni Marsudi tetap pada hasil kesepakatan untuk parkir di halaman Siring Laut. Hal ini akan mengganggu keindahan kota apalagi Siring Laut menjadi ikon wisata yang baru di Kotabaru. Diharapkan Pemerintah Kabupaten bisa lebih arif dalam melihat persoalan ini sehingga keindahan dan kenyamanan bisa dirasakan oleh warga masyarakat. (deddyamier)