Oleh : Titin Supriatin
Sore ini sambil mengisi waktu rehat dari rangkaian aktivitas sepanjang hari, kupilih duduk di café kecil pinggir kota. Menikmati segelas teh hangat tanpa gula dan sepiring cemilan. Kopi ? tidak, hari ini sedang tidak memesan kopi, karena dalam kegiatan saat coffe break secangkir kopi hangat sudah kunikmati.
Alunan musik dengan lagu syahdu yang menemani. Sengaja kupilih rehat di sini, sebelum kembali ke rumah. Menghilangkan lelah itu alasan utamanya. Jika dalam keadaan lelah langsung pulang ke rumah, ada beberapa hal yang dikhawatirkan terjadi, diantaranya adalah aura kelelahan bisa membuat emosi kurang stabil. Dengan begitu ketika si kecil mendekat dan merajuk manja untuk mengajak bermain atau sekedar meminta ini itu sebagai bentuk mencari perhatian, bisa menimbulkan intonasi suara yang meninggi,
“Nanti, ya, Mama sedang lelah, Mama istirahat dulu sebentar!”
Bisa dibayangkan reaksi si kecil mendapat perlakuan seperti itu? Sedih dan kecewa tentunya. Jadi supaya ketika kita pulang kerja fresh dan kembali bugar, kita nikmati dulu istirahat yang berkualitas atau bisa juga kita sebut “me time”.
Me time dapat menghilangkan kelelahan dan emosi yang kurang baik dari dalam diri kita. Ketika kita kembali pulang ke rumah dengan hati yang bahagia, maka anak-anakpun akan mendapat haknya untuk merajuk dengan kita setelah seharian ditinggal beraktivitas di luar. Sesederhana itu sebenarnya.
Ada yang menarik, mendengar perbincangan meja sebelah. Sekumpulan ibu dengan satu orang bapak, membuatku tersenyum simpul. Riuh bincang mereka, seakan lupa bahwa mereka sedang berada di café yang biasanya bernuansa lengang dengan minim suara.
“Jadi sambutan pengawas nanti setelah sambutan kepala sekolah?”
“Nah, berati harus dipasin biar jam dua belas sudah selesai”.
“Bagian penyewaan siapa?
“Ada yang punya kenalan tukang tenda gak?”
“Nanti bagian dekor siapa?”
Sepertinya mereka sedang mendiskusikan terkait acara kegiatan pelepasan dan perpisahan putra putrinya di sekolah.
Ini menjadi menarik, ketika orangtua sebegitu antusias mempersiapkan kegiatan di sekolah putra putrinya. Ini adalah bentuk kepedulian dan juga sinergitas yang baik antara sekolah dan orangtua. Biasanya yang mendiskusikan susunan acara kegiatan di sekolah itu adalah guru, namun sekarang sudah bukan hal yang aneh lagi ketika yang mendiskusikan itu justru para orangtua.
Berbicara terkait sinergitas, ini adalah salah satu kolaborasi yang dapat dilakukan di sekolah untuk menjalin hubungan yang baik yang tentunya diharapkan berdampak pada kemajuan prestasi baik siswa maupun sekolah. Terkait hal ini, jika komunikasi berjalan dengan baik, dan sinergitas sudah tercipta, itu berarti sekolah sudah dapat implementasi management berbasis sekolah (MBS).
“Sudah itu saja, selamat sore”.
***
Penulis: Titin Supriatin,MPd (Kepala SDN Cipayung 2, Depok)
13 Komentar
ibu kangen….
Kangen juga ☺️
Ibu Dosen apa kabar?
Alhamdulillah
Top dari dianita
Keren ibu salam dari dianita alumni UT Pokjar depok
Salam kembali Bu dianita ☺️
KEREN banget ibu KS… tulisannya sangat inspiratif
🤭🤭
Jadi begini aja nih?
He…he….
😁😁
Top ibu salam dari dianita alumni UT Pokjar depok
Mau dong bukunya Bu Dosen