Swara Pendidikan (Depok) — Padatnya ruang kelas di sejumlah SMAN dan SMKN di Kota Depok akibat implementasi program Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS) menuai sorotan. Salah satu yang angkat bicara adalah H. Acep Azhari, tokoh pendidikan swasta Depok yang akrab disapa Jiacep.
Menurut Jiacep, pelaksanaan program PAPS di tingkat SMA/SMK negeri di Depok terkesan dilakukan secara “ugal-ugalan” karena mengabaikan dua standar penting dalam dunia pendidikan, yakni Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang sama-sama membatasi jumlah siswa maksimal per kelas sebanyak 36 siswa.
“Kalau sudah sampai 50 siswa dalam satu kelas, ini jelas melanggar dua standar sekaligus. Bagaimana mungkin kegiatan belajar mengajar bisa berlangsung optimal dalam kondisi seperti itu?” tegas Jiacep kepada awak media, Kamis (24/7/2025), di salah satu sekolah swasta binaannya.
Melihat situasi ini, Jiacep menyampaikan bahwa sekolah-sekolah swasta di bawah naungan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) siap menjadi solusi. Beberapa sekolah swasta membuka diri untuk menampung siswa yang ingin pindah dari SMAN atau SMKN karena tidak nyaman belajar dalam ruang kelas yang terlalu padat.
“Kami siap menerima siswa pindahan. Kami ingin mereka bisa belajar dengan nyaman, tenang, dan mendapat perhatian maksimal dari guru. Belajar itu tidak boleh dalam kondisi terhimpit, tapi harusnya mendorong anak-anak untuk tumbuh dan berkembang,” katanya.
Ia juga mengimbau kepada para orang tua untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka yang terlalu memaksakan anaknya masuk sekolah negeri, hanya karena alasan prestise.
“Jangan sampai demi gengsi, anak-anak kita justru kehilangan masa belajar yang berkualitas. Masa sekolah adalah masa paling indah, jangan rusak itu hanya karena ingin terlihat ‘negeri’,” tutur Jiacep.
Sebagai penutup, Jiacep mengajak siswa dan orang tua untuk berpikir realistis dan mengedepankan kenyamanan serta kualitas pembelajaran. “Jika kelas di negeri terasa sesak, kami di sekolah swasta siap menyambutmu. Karena belajar itu seharusnya bukan membuatmu terhimpit… tapi membuatmu bertumbuh.” **
(Gus JP)




