Muhammad Fajri Harapkan Depok Menjadi Kota Literasi

by Redaksi
0 Komentar 13 Pembaca

Muhammad Fajri, salah satu tim pendamping literasi Kota Depok.

Swara Pendidikan (Bojongsari, Depok) – Muhammad Fajri, salah satu tim pendamping literasi Kota Depok, berharap agar gerakan literasi di Kota Depok dilakukan secara utuh dan menyeluruh.

“Saya berharap Depok menjadi kota literasi,” ungkap Muhammad Fajri yang juga guru di SDN Duren Seribu 03 kepada Swara Pendidikan pada Selasa (17/12/2024).

Fajri menjelaskan bahwa gerakan literasi yang dimaksud mencakup beberapa aspek penting, di antaranya membaca buku sampai tuntas, revitalisasi perpustakaan di setiap sekolah, serta program “Depok Satu Buku Satu Sekolah” atau Desa Busa.

Salah satu langkah teknis yang diusulkan adalah setiap sekolah membuat produk buku dari karya murid dan guru. “Gerakan literasi ini mencakup upaya menyusun, melaksanakan, dan mengembangkan rencana serta aksi, yang pada akhirnya akan melibatkan seluruh pihak di sekolah,” ujar Fajri.

Menurutnya, segmen buku yang ada saat ini masih bersifat usulan dan tentatif, sehingga masih sangat terbuka untuk segmen buku lainnya yang sesuai dengan minat dan kebutuhan target pembaca, baik itu murid maupun guru.

“Buku yang diproduksi bisa bervariasi, tidak hanya terbatas pada karya tulis biasa, tetapi bisa mencakup berbagai bentuk yang bisa mendorong minat baca di kalangan siswa,” sambungnya.

Mengenai kondisi perpustakaan di sekolah-sekolah, Fajri mengungkapkan bahwa belum semua sekolah di Kota Depok memiliki fasilitas perpustakaan yang representatif.
“Perpustakaan di banyak sekolah masih belum sesuai dengan harapan, baik dari segi koleksi buku, manajemen, maupun pengelolaannya,” ujarnya. Hal ini, menurutnya, menjadi tantangan dalam mewujudkan gerakan literasi yang menyeluruh.

Namun, Fajri menambahkan bahwa gerakan literasi ini sedang dalam tahap proses pengembangan, dan untuk mendukung pelaksanaannya, pemerintah Kota Depok berencana untuk membuat peraturan daerah (Perda) yang mendasari kegiatan literasi di sekolah-sekolah.

“Dengan adanya Perda, diharapkan gerakan literasi ini bisa berjalan lebih terstruktur dan efektif, serta dapat mencakup lebih banyak aspek, seperti pengadaan fasilitas perpustakaan yang memadai dan pengembangan minat baca di kalangan siswa,” tutupnya. (Dib)

Baca juga