Swara Pendidikan (Sukmajaya, Depok)- Pemerintah Kota Depok dan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah II berkolaborasi dengan Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror menyelenggarakan Workshop Kebangsaan untuk Penguatan Ideologi Pancasila dan Kewaspadaan Dini Pencegahan Terorisme di Lingkungan Pendidikan pada Kamis, 19 Desember 2024, di Aula SMA Negeri 2 Depok.
Langkah ini dianggap penting mengingat potensi penyebaran ideologi radikal yang bisa mempengaruhi generasi muda, terutama di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial yang semakin canggih.
Kegiatan dihadiri oleh para kepala sekolah (Kepsek), pengawas pendidikan, serta tenaga pendidik dari tingkat SMA/SMK se-Kota Depok.
Kasubag Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah II Depok dan Kota Bogor, Chendra Siswandi, dalam sambutannya menegaskan bahwa penyebaran paham radikal di kalangan generasi muda, terutama pelajar SMA/SMK, harus diantisipasi dengan serius.
“Sosialisasi atau workshop ini sangat penting untuk memperkuat pemahaman tentang kebangsaan, agar generasi muda kita tidak terjerumus pada paham yang dapat merusak masa depan bangsa. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi bekal bagi para tenaga pendidik dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks,” tuturnya.
Chendra, workshop yang diikuti oleh kepala sekolah dan pengawas di tingkat SMA/SMK negeri dan swasta se-Kota Depok, memiliki peran penting dalam mendeteksi dini penyebaran radikalisme di lingkungan sekolah.
Kesempatan sama, Kepala SMA Negeri 2 Depok, Wawan Ridwan, juga mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat memperkuat pemahaman di dunia pendidikan terkait bahaya radikalisasi.
“Kami sangat mengapresiasi kerjasama dengan Densus 88 dalam memberikan materi terkait pencegahan radikalisme dan terorisme, terutama bagi kepala sekolah dan pengawas pendidikan,” imbuhnya.
Perwakilan Densus 88 dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa meskipun dalam dua tahun terakhir tidak ada aksi teror besar di Indonesia, kewaspadaan harus tetap dijaga, khususnya di kalangan pelajar.
“Meskipun tidak ada aksi teror yang signifikan belakangan ini, kita harus tetap waspada dan terus melakukan pencegahan sejak dini. Kalangan generasi muda, terutama yang berada di tingkat SMA/SMK, sangat rentan disusupi paham radikal melalui media sosial dan teknologi informasi yang semakin berkembang,” tegas perwakilan Densus 88.
Lebih lanjut, pihak Densus 88 mengingatkan bahwa terorisme tidak hanya berupa kekerasan fisik, tetapi juga gerakan yang dapat merusak moral dan tatanan sosial melalui penyalahgunaan agama dan ideologi. Oleh karena itu, penting bagi para pendidik untuk memiliki kemampuan untuk mendeteksi tanda-tanda radikalisasi di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Kota Depok, R. Gandara Budiana, yang mewakili Wali Kota Depok Mohammad Idris, menyampaikan terima kasih atas pelaksanaan workshop tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada Densus 88 dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II yang telah memberikan sosialisasi dan pemahaman terkait pencegahan terorisme dan radikalisasi di kalangan generasi muda. Ini sangat berarti bagi dunia pendidikan, khususnya dalam mendeteksi dini gerakan-gerakan yang perlu diwaspadai,” ucapnya.
Gandara berharap bahwa melalui workshop ini, seluruh elemen pendidikan di Kota Depok dapat lebih peka terhadap potensi ancaman yang ada dan siap mengambil langkah-langkah preventif dalam menangkal paham-paham radikal yang dapat membahayakan keutuhan NKRI. (Harlis)