
Swara Pendidikan (Cipayung, Depok) – Masa depan memang sebuah misteri yang tak dapat diprediksi, namun impian dan harapan bisa menjadi penuntun untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Andi Suhandi, yang saat ini seorang kepala sekolah dan ketua PGRI Cabang Kecamatan Cipayung, terlahir dari orangtua buruh sadap karet mungkin bisa dijadikan inspirasi banyak orang, membuktikan bahwa dengan keyakinan dan kerja keras, seseorang bisa mengubah nasib, meskipun memulai dari kondisi yang sangat sulit. Berikut adalah perjalanan hidup dan karirnya yang penuh inspirasi.
Cerita Masa Kecil
Andi Suhandi lahir dan dibesarkan di sebuah perkampungan terbelakang di Cipeucang, Desa Cimanggis Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Pada masa itu, kampungnya tergolong kampung terbelakang, karena masyarakatnya rata-rata berpendidikan SD, dan belum dialiri listrik, kehidupan mata pencaharian masyarakatnya hanya sebagai buruh sadap karet. Andi kecil pun untuk sekedar uang jajan harus bekerja membantu orang tua sebagai buruh bambu dengan upah yang sangat kecil, hanya 25 perak untuk setiap batang bambu yang dipanggul untuk dikumpulkan dari tempat penebangan ke tepi jalan besar. Dengan kondisi ekonomi yang sangat minim, Andi dan keluarganya kadang hanya makan nasi dengan garam. Namun, meskipun dalam kesulitan, Andi tetap memiliki semangat dan impian besar untuk mengubah nasibnya.
Beranjak Remaja dan Mempunyai Cita-cita Sebagai Guru
Meskipun berasal dari keluarga yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi (orang tua Andi hanya berpendidikan hingga SD), mereka selalu mendukung anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Pada tahun 1982, Andi yang saat itu duduk di kelas 6 SD mendapatkan dorongan dari guru dan kepala sekolahnya untuk menjadi seorang guru. Ketika ditanya oleh kepala sekolahnya tentang cita-citanya, Andi dengan lugu menjawab tidak tahu, dan kepala sekolah tersebut menyarankan agar Andi menjadi seorang guru.
Dorongan tersebut menjadi titik balik dalam hidup Andi. Meskipun kondisi ekonomi keluarga sangat terbatas, ia bertekad untuk melanjutkan pendidikannya dan meraih cita-cita sebagai guru. Di tengah tantangan tersebut, semangat dan keyakinannya tetap menguatkan langkahnya.
Melanjutkan Pendidikan di SMP dan SPG
Pada tahun 1982, Andi melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Depok, meskipun harus menempuh perjalanan yang jauh, karena pada waktu itu di Bojong Gede belum ada SMP Negeri. Setiap hari dari rumah ia berjalan kaki sepanjang kurang lebih kira-kira 4 km menuju stasiun Bojong Gede, belum lagi kadang-kadang harus berpuasa karena keterbatasan uang untuk membeli makanan. Namun dengan berbekal semangat tidak menyurutkan langkah untuk belajar. Setelah lulus SMP pada tahun 1985, Andi melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Bogor, hingga tahun 1988.
Awal Karir Menjadi Guru
Setelah lulus dari SPG, Andi mulai mengajar sebagai tenaga sukarelawan di SDN Cimanggis 1 Bojong Gede dari tahun 1988 hingga 1990, dengan honor Rp 15.000/bulan. Pada tahun 1990, ia mencoba mengikuti tes CPNS dan Alhamdulillah lulus, dan mendapat surat tugas untuk mengajar di SDN Cilangkap 3, Cimanggis Depok. Pada saat di SDN Cilangkap 3, karena berangkat dari rumah ke sekolah setiap hari tidak memungkinkan, Andi tinggal di rumah dinas sekolah untuk menghemat biaya transportasi. Walaupun gaji sebagai guru hanya 63.000 rupiah sebulan, Andi tetap semangat dan tekun dalam mengajar.
Perjalanan Karir Mengajar dan Menjadi Kepala Sekolah
Setelah mengabdi selama bertahun-tahun di berbagai sekolah, pada tahun 2015, Andi dipercaya untuk menjadi kepala sekolah di SDN Cipayung 4. Karirnya terus berkembang, dan ia berturut-turut menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa sekolah lainnya, termasuk SDN Pondok Terong 2, SDN Cipayung 1, dan SDN Ratu Jaya 2. Pada tahun 2024, ia akhirnya diangkat sebagai kepala sekolah definitif di SDN Citayam 1.
Di luar tugas sebagai kepala sekolah, Andi juga menjabat sebagai Ketua PGRI Kecamatan Cipayung sejak tahun 2021, sebuah posisi yang memperlihatkan kepemimpinan dan dedikasinya terhadap dunia pendidikan.
Pesan untuk Guru Muda
Andi mengingatkan kepada para guru muda untuk selalu menjalani profesi ini dengan penuh semangat dan keikhlasan. Menurutnya, meskipun profesi guru sering kali tidak dihargai secara materi, tetapi menjadi guru adalah anugerah yang besar, dan termasuk orang pilihan, karena selain kita mendapatkan gaji, profesi guru juga bisa menjadi bekal amal ibadah, asal kita ikhlas dan sungguh-sungguh untuk menjalaninya.
Pendidikan Lebih Lanjut
Di samping mengajar, Andi juga berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan. Ia menempuh kuliah D2 di Universitas Terbuka pada 1995-1997 dan melanjutkan kuliah S1 di Universitas Terbuka, Bogor, pada 2005-2007, meskipun harus menempuh pendidikan sambil bekerja.
Perjalanan Andi Suhandi adalah kisah nyata tentang bagaimana impian yang besar, tekad yang kuat, dan kerja keras dapat mengubah nasib seseorang. Dari anak buruh sadap karet di kampung yang terbelakang, Andi kini menjadi seorang kepala sekolah yang tidak pernah terbayang sebelumnya. Semoga perjalanan hidup Andi ini tidak hanya menginspirasi murid-muridnya, tetapi juga para guru muda di sekitarnya. (Amr)