Penulis : Rafif Masrur Rauf*
Skeptis dan validasi. 2 sikap yang menurut saya penting untuk dimiliki bagi siapa saja yang berinteraksi dengan dunia maya atau internet. Internet telah menghubungkan banyak orang lewat berbagai media. Banyak manfaat yang bisa diambil dari penggunaan internet, namun banyak juga yang salah menggunakan internet untuk hal – hal yang buruk bahkan sampai merugikan orang lain. Contoh saja penipuan berhadiah atau hoaks lewat media sosial.
Semakin kesini pemilik smartphone sudah tidak mengenal kalangan usia, mulai dari dewasa hingga anak – anak. smartphone itu pun tidak dapat dipungkiri pastinya tidak lepas dari namanya teknologi internet. Kesimpulannya adalah seluruh kalangan usia dapat dengan mudah terkoneksi dengan internet mulai dari usia dewasa hingga anak – anak.
Berbagai manfaat internet bisa kita rasakan mulai dari mengetahui berita terkini hingga bahan hiburan anak anak. Banyak juga hal hal yang tidak diinginkan terjadi pada seluruh kalangan usia di internet. Hal hal tersebut contohnya penipuan berhadiah dan berita – berita hoaks. Supaya tidak mudah terpengaruh hal hal tersebut, menurut saya perlu adanya sikap skeptis kemudian melakukan validasi hingga kita benar benar yakin akan hal tersebut agar kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) skeptis berarti kurang percaya atau ragu – ragu. Sedangkan berdasarkan beberapa ahli, skeptis berarti bersikap ragu – ragu terhadap pernyataan yang belum cukup kuat dasar – dasar pembuktiannya. Tidak langsung percaya begitu saja, tapi perlu pembuktian atau validasi sampai benar benar yakin akan hal yang kita dapati di internet.
Menurut saya salah satu cara melakukan skeptis saat berinteraksi dengan dunia maya adalah menanyakan ke diri sendiri, misal. “SMS ini benar atau tidak ya ?”
“Berita ini apakah kejadiannya benar ?’
“Saya melakukan chat apakah dengan orang yang bisa dipercaya ?”
Atau pertanyaan – pertanyaan lainnya yang membuat kita perlu meyakinkan lagi hal tersebut. Setelah kita mempertanyakan kebenaran hal yang diterima, kemudian melakukan validasi atau pengecekan kembali sehingga kita yakin. Beberapa tindakan yang menurut saya bisa dilakukan untuk melakukan validasi diantaranya adalah melihat informasi dari beberapa sumber yang berbeda, menanyakan kebenaran informasi ke orang yang kita percaya, cermat membaca serta hati – hati dalam menerima informasi.
Kesimpulannya alangkah baiknya menerapkan sikap skeptis dan validasi agar hal hal seperti penipuan dan tersebarnya hoaks tidak terjadi. Bagi orang tua tidak ada salahnya untuk mendidik buah hatinya dengan diajarkan secara ringan seperti menanyakan ke orang tuanya apakah yang dilakukan benar, disitu sekaligus akan ada peran parenting atau pengasuhan dari orang tua. Ambil baiknya buang buruknya. Semoga semua yang membaca aman dan nyaman berinternet. ***
*Penulis : Rafif Masrur Rauf (Bekerja di Badan Siber dan Sandi Negara)