Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Melalui Model Pembelajaran Steamber Berbasis Proyek dan Flipbook untuk Mengatasi Learning Loss di Kelas VI SDN RRI Cisalak

by Redaksi
0 Komentar 1798 Pembaca

Penulis: EKO AGUSNEHING PURWANINGSIH,M.Pd

 

Dalam rangka pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) salah satunya dilakukan melalui penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas. Dasar hukum pembelajaran tatap muka terbatas yang dilakukan di Satuan Pendidikan berdasarkan Peraturan Wali Kota Depok Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019. Berdasarkan peraturan ini semua sekolah di Kota Depok diizinkan belajar tatap muka terbatas. Keputusan tersebut diambil setalah Pemberlakuna Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM ) di Kota Depok turun ke level 3.

Dinas Pendidikan ( Disdik ) Kota Depok  mengisyaratkan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas untuk tingkat SD s.d SLTA  dilaksanakan pada bulan Oktober 2021. Dalam rangka PTM Terbatas, sebelum dilaksanakan di satuan pendidikan maka harus dilaksanakan persiapan. Beberapa persiapan yang harus dibuat oleh satuan pendidikan diantaranya; Orang tua/wali peserta didik dapat memilih PTM Terbatas atau pembelajaran jarak jauh bagi anaknya dengan menandatangani Surat Pernyataan; Satuan Pendidikan tidak diperkenankan untuk memaksakan Peserta Didik untuk mengikuti PTM Terbatas apabila Orang Tua/Wali peserta didik menandatangani Pernyataan tidak bersedia anaknya untuk mengikuti PTM Terbatas di sekolah; PTM Terbatas di satuan pendidikan harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan 2 hari dalam satu minggu. Waktu pelaksanaannya setiap sesi paling lama 2 jam perhari atau 120 (seratus dua puluh) menit/hari dan hari belajar lainnya dilaksanakan secara BDR/PJJ berdasarkan jadwal yang diatur oleh satuan pendidikan. Jumlah kapasitas peserta didik di kelas PTM Terbatas 50 % dan selama proses belajar mengajar dilarang membuka masker.

Demikian halnya, SDN RRI Cisalak tempat penulis mengajar juga melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dimulai pada tanggal 4 Oktober 2021. Persiapan PTMT  sesuai dengan Standar Operasional Pelaksanaan ( SOP ). Semua warga sekolah sebelum pembelajaran dimulai di cek suhunya, mencuci tangan, dan selalu memakai masker. Di kelas siswa di atur tempat duduknya jaraknya 2 meter.

Pelaksanaan PTM Terbatas dilaksanakan 2 sesi tiap kelas dan selama 2 jam di setiap sesi. Guru harus dapat memanage waktu yang tersedia untuk menyampaikan materi, mengevaluasi dan mengatasi learning loss. Learning Loss merujuk kepada sebuah kondisi hilangnya sebagian kecil atau sebagian besar pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan akademis yang biasanya diakibatkan oleh terhentinya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan.  Dampak Learning Loss (Kehilangan Pembelajaran) kondisi ini terus berlanjut maka dikhawatirkan akan banyak siswa yang pengetahuan dan keterampilannya tidak sebaik sebelum pandemi terjadi. Sebagai ilustrasi apabila siswa kelas 6 Sekolah Dasar yang seharusnya sudah lancar perkalian dan pembagian  kemudian menjadi kurang lancar perkalian dan pembagian. Ini tentunya akan berpengaruh ketika siswa akan mempelajari materi selanjutnya seperti;  mencari luas dan keliling lingkaran atau mencari volume bangun ruang.

Timbul pertanyaan bagi guru, Bagaimana harus mengajar dengan waktu yang sedikit Ketika PTM Terbatas ?  Oleh karenanya guru harus dapat mencari model pembelajaran yang efektif, inovatif dan menyenangkan sehingga alokasi waktu yang 2 jam dalam PTMT memperoleh hasil belajar yang optimal. Selain itu, model pembelajaran yang di pilih dapat mengatasi learning loss. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran STEAM berbasis proyek dengan menggunakan media flipbook

Model Pembelajaran STEAM merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan ilmu Science, Technology, Engineering, Mathematics, dan Arts dalam suatu pembelajaran. Pembelajaran berbasis STEAM bertujuan untuk meningkatkan minat, kreatifitas, berpikir kritis, dan komunikasi peserta didik dalam bidang ilmu sains dan matematika dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan melalui penggunaan teknologi, teknik dan seni yang berbasis proyek (kegiatan) sebagi inti pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran berbasis STEAM dapat meningkatkan minat siswa dalam menyelesaikan permasalahan dunia nyata. Pengembangan berbasis proyek bertujuan untuk untuk merancang produk dan prosedur baru.

Namun, kebanyakan dari guru merasakan bahwa mereka kekurangan waktu untuk untuk mengajar dengan model pembelajaran STEAM berbasis proyek ini. Oleh karena itu, perlu di dampingi dengan bahan ajar yang berbentuk flipbook sebagai handout ( ringkasan materi ).

Oleh karenanya, penulis tertarik membuat artikel dengan judul ; “ Pembelajaran Tatap Muka Terbatas melalui Model Pembelajaran STEAM Berbasis Proyek dan Flipbook untuk Mengatasi Learning Loss di Kelas 6 SDN RRI Cisalak”

Kemunculan virus corona banyak mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Pembelajaran yang dilakukan melalui tatap muka berubah menjadi online. Pembelajaran online membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya era digital atau revolusi 4.0 berkembang sangat cepat. Pendidik maupun peserta didik dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi digital.

Akan tetapi, dampak negatif pembelajaran online membuat ada sesuatu yang hilang. Learning loss menurut The Glossary of Education Reform (https://edglossary.org/) diartikan sebagai kehilangan atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang merujuk pada progres akademis, umumnya terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau diskontinuitas dalam pendidikan. Kompetensi yang seharusnya  dimiliki peserta didik pada jenjang tertentu, misalnya kelas 6 sudah dapat mengerjakan perkalian dan pembagian pada pembelajaran matematika atau membedakan benda konduktor dan isolator pada IPA. Pada kenyataannya, peserta didik belum memiliki kemampuan tersebut. Hal ini, dikarenakan pembelajaran online yang dilakukan guru terbatas lebih banyak satu arah.

Pemerintah Kota Depok mengambil satu kebijakan dikarenakan Kota Depok sudah masuk pada PPKM level 3. Kebijakan yang dikeluarkan adalah Perwal Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.  Kebijakan ini dapat membantu mengatasi learning loss yang terjadi selama pembelajaran online. PTM Terbatas ini dilaksanakan pada jenjang PAUD s.d SLTA dimulai pada bulan Oktober 2021. Demikian dengan SDN RRI Cisalak mulai melaksanakan PTM Terbatas pada tanggal 4 Oktober 2021.

Akan tetapi, kebijakan durasi waktu berdasarkan Perwal tersebut maksimal 2 jam ( 120 menit )/pertemuan dan 2 hari dalam satu minggu. Jumlah siswa di kelas maksimal 50 % dari kapasitas. Pelaksanaan PTM Terbatas dilakukan dengan protokol kesehatan, seperti; mencuci tangan sebelum belajar, selalu memakai masker, dan menjaga jarak minimal 1 meter.

Kebijakan ini, membuat guru harus berpikir bagaimana membuat suatu pembelajaran dengan durasi waktu yang pendek tetapi membuat peserta didik berkesan dan menyenangkan. Tercetuslah sebuah ide untuk melaksanakan pembelajaran STEM berbasis proyek.

Apa sebenarnya model pembelajaran STEAM itu?  STEAM merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics dalam proses pembelajaran. STEAM berbasis Project  merupakan sebuah model pembelajaran berbasis proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. STEAM merupakan pembelajaran dengan koneksi lintas disiplin. (http://repositori.kemdikbud.go.id/18412/1/)

Pembelajaran STEAM berbasis proyek diharapkan siswa dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis proyek didalamnya siswa dihadapkan dengan tugas-tugas yang menantang dimana siswa diminta untuk memecahkan suatu masalah, merancang dan membuat suatu proyek sebagai solusi dari masalah yang dipecahkan.

Dalam pembelajaran STEAM berbasis proyek untuk efisien waktu perlu menggunakan bahan ajar yang ringkas dan mudah dipahami oleh siswa. Salah satunya dapat menggunakan media flipbook sebagai bahan ajar online.

Pasti istilah flipbook masih asing dikalangan pendidik. Apa itu flipbook ?

Flipbook atau Digital book merupakan bentuk penyajian media belajar buku dalam bentuk virtual. Flipbook dapat disajikan ke dalam format elektronik yang didalamnya mampu menampilkan simulasi-simulasi yang interaktif dengan memadukan teks, gambar, audio, video, animasi, dan navigasi yang membuat pengguna lebih interaktif dengan program sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih menarik dan menyenangkan. (http://repository.radenintan.ac.id/3651/4/BAB%202.pdf)

Pembelajaran STEAM berbasis proyek dengan menggunakan media flipbook yang dilaksanakan di SDN RRI Cisalak  pada PTM Terbatas Tema 3 Tokoh dan Penemuan Subtema 2 IPA KD 3.4, SBDP KD 3.2 dan Matematika KD 3.5 , langkah-langkah sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah dan Pemecahan Masalah

Guru mengajak siswa mengidentifikasi masalah kontekstual yang ada di sekitar siswa dikaitkan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Masalah yang ada adalah masalah sampah plastik atau kardus  dan masalah energi listrik yang satu saat akan habis. Kemudian siswa dan guru mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan cara mengubah sampah kardus dan plastik menjadi barang yang bermanfaat seperti; dibuat lampu, pot bunga, dan kerajinan lainnya. Masalah energi listrik yang satu saat akan habis harus melakukan penghematan energi listrik dan mencari energi alternatif.

Foto :

2. Penentuan Proyek

Siswa bersama guru menentukan proyek untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Proyek IPA; Tema 3 Subtema 2  membuat model lampu lalu lintas dengan rangkaian listrik paralel dari kardus bekas.

Proyek SBDP; Tema 3 siswa menyanyikan lagu dengan interval nada bertangga nada mayor.

Proyek Matematika ; Menghitung luas dan keliling lingkaran pada model lampu lalu lintas yang sudah dibuat oleh siswa.

Foto

3. Mendesain perencanaan proyek

Siswa bersama guru menentukan bagaimana proyek dibuat dan jadwal pengumpulan proyek di sekolah. Oleh karena, keterbatasan waktu dalam PTM Terbatas maka pembuatan proyek IPA, proyek SBDP dan Proyek Matematika dilakukan di rumah. Peserta didik membuat video proses pelaksaan proyek.  Sebelum pelaksanaan proyek guru menjelaskan materi dengan media flipbook dan siswa menyimak materi penjelasan guru. Beberapa materi yang terdapat dalam bahan ajar IPA Tema 3 tentang rangkaian listrik dan paralel, komponen listrik dan langkah-langkah membuat proyek di media flipbook yang dibuat oleh guru link: https://bahanajaripatema3.netlify.app/

Siswa menyimak bahan ajar  SBDP Tema 3 tentang interval nada lagu yang bertangga nada mayor dan minor pada media flipbook yang dibuat oleh guru link: https://bahanajarsbdpkelas6tema3-eko.netlify.app/

Siswa menyimak bahan ajar Matematika tentang mencari luas dan keliling lingkaran pada media flipbook yang dibuat guru link : https://online.flippingbook.com/view/216355014/

4. Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan proyek IPA membuat model lampu lalu lintas dari kardus bekas dengan rangkaian listrik paralel, pelaksanaan proyek SBDP menyanyikan lagu dengan tangga nada mayor berjudul “Hati-Hati”, dan pelaksanaan proyek matematika menghitung luas dan keliling lingkaran pada model lampu lalu lintas. Pelaksanaan proyek dilakukan di rumah. Hal ini mengingat keterbatasan waktu di sekolah.

Foto

5. Memonitor pelaksanaan proyek

Guru memantau progres pelaksanaan proyek yang dilakukan siswa di rumah melalui video call, dan bagi peserta didik yang mengalami hambatan atau kesulitan karena keterbatasan pemahaman materi dapat dibimbing guru ketika tatap muka terbatas. Siswa melakukan uji coba lampu lalu lintas yang dibuat nyala/tidak , mencatat hasil uji coba.

Foto

6. Laporan Proyek

Siswa membuat laporan proyek dengan bimbingan guru ketika PTM Terbatas di Sekolah

7. Menguji Hasil

Siswa mengkomunikasikan hasil proyek dengan cara presentasi dan demontrasi di kelas, penilaian laporan hasil proyek, dan menjawab pertanyaan dari teman serta memberikan saran-saran untuk perbaikan proyek.

Foto :

8. Mengevaluasi pengalaman melaksanakan proyek

Siswa mengungkapkan pengalamannya selama menyelesaikan proyek  di tulis di kertas dan ditempel di pohon literasi kelas.

Foto

Pembelajaran STEAM yang dilaksanakan di SDN RRI Cisalak pada PTM Terbatas mengembangkan  Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics. Adapun aspek-aspek yang dikembangkan antara lain ;

  1. Aspek Science (pengrtahuan yang diperoleh melalui pembuktian) : Siswa mampu membuat rangkaian listrik paralel melalui model lampu lalu lintas dari kardus bekas.
  2. Aspek Technology (alat untuk memudahkan) : Siswa mampu menyimak dan mempraktikkan langkah-langkah membuat lampu lalu lintas dengan menonton bahan ajar flipbook online yang diberikan guru dan siswa mampu memanfaatkan internet atau aplikasi untuk membuat video proses membuat proyek dengan handphone.
  3. Aspek Engineering (merangkai alat) : Siswa mampu merangkai komponen-komponen listrik dan fungsinya
  4. Aspek Arts (seni/keindahan) : Siswa mampu mendesain model lampu lalu lintas dari kardus bekas dan dapat menyanyikan lagu bertangga nada mayor yang berhubungan dengan lampu lalu lintas yaitu; lagu yang berjudul “HATI-HATI”
  5. Aspek Mathematics (penalaran matematika) : Siswa mampu menghitung luas dan keliling lingkaran pada lingkaran lampu lalu lintas merah, kuning, dan hijau.

Ternyata setelah melaksanakan pembelajaran STEAM berbasis proyek dan menggunakan flipbook pada tata muka terbatas kemampuan siswa lebih baik untuk memahami konsep matematika membedakan jari-jari dengan diameter, mencari luas dan keliling lingkaran dengan menggunakan konsep perkalian dan pembagian. Selain itu, siswa lebih memahami konsep komponen-komponen listrik dan fungsinya serta perbedaan rangkaian listrik seri dan paralel. Siswa  dapat membuat rangkaian listrik paralel dengan membuat model lampu lalu lintas dari kardus bekas. Siswa juga mempunyai kemampuan menyanyikan lagu yang bertangga nada mayor yakni dinyanyikan dengan semangat dan ceria. Lagu yang dinyanyikan lagu yang berkaitan dengan lampu lalu lintas yaitu lagu yang berjudul “Hati-Hati”.

Hal ini dapat terlihat hasil post test mencari luas dan keliling lingkaran dari 30 siswa di kelas 6b yang memperoleh nilai > 75  ada 28 orang. Siswa juga dapat menuliskan komponen listrik dan fungsinya di LKPD (Lembar kerja Peserta Didik) dari 30 siswa nilai >75 ada 29 siswa. Berarti PTM terbatas dengan menggunakan model pembelajaran STEAM berbasis proyek dan menggunakan media flipbook dapat mengatasi learning loss yakni; kehilangan atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan materi pembelajaran yang disebabkan belajar dari rumah yang sudah berlangsung cukup lama hampir 2 tahun.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa model pembelajaran STEAM berbasis proyek dan menggunakan flipbook pada pembelajaran tatap muka terbatas dapat mengatasi learning loss. Learning loss adalah hilangnya atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran yang disebabkan terlalu lamanya belajar dari rumah. Belajar dari rumah sudah berlangsung hampir 2 tahun. Hal ini disebabkan ketika dilaksanakannya PTM Terbatas guru dan siswa dapat bertatap muka dan interaksi dua arah. Selain itu, siswa yang belum paham materi dapat segera diketahui dan dibimbing oleh guru agar lebih paham materi.

Keterbatasan alokasi waktu pada PTM Terbatas dapat disiasati dengan menggunakan flipbook buatan guru yang dapat diakses oleh siswa secara online. Selain itu, PTM Terbatas dengan menggunakan model pembelajaran STEAM, siswa langsung melaksanakan praktik konsep-konsep pembelajaran dengan mengintegrasikan Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics dalam proses pembelajaran, sehingga akan membuat siswa mudah memahami materi apabila lebih banyak melakukan praktik daripada teori.

Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatkan hasil belajar siswa ketika dilakukan post tes atau mengisi LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik ).

Pengalaman mengajar di masa pandemi ini, semoga dapat menjadi inspiratif bagi guru-guru di kecamatan Sukmajaya. Pada akhirnya akan bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. **

Baca juga

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel & foto di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi!!