Swara Pendidikan (Depok) — Penulis buku Gibran The Next Presiden, Ahmad Bahar, kembali hadir dengan karya terbarunya yang berjudul “Mayor Teddy Indra Wijaya, Enak Jaman Mu Toh”. Buku ini akan diluncurkan secara besar-besaran di Jakarta, dan menjadi sorotan karena mengangkat sosok Mayor Teddy—figur muda yang tengah ramai diperbincangkan di ranah politik nasional.
Ahmad Bahar, penulis asal Blitar yang kini berdomisili di Depok, menjelaskan bahwa buku ini lahir dari keinginannya untuk mengungkap siapa sebenarnya Mayor Teddy. Dalam situasi politik yang serba cepat dan penuh kejutan, menurutnya masih banyak sisi kehidupan Teddy yang belum terpublikasi secara mendalam.
“Mayor Teddy muncul tiba-tiba, dari suasana yang hiruk pikuk, dan kini berada di ring satu istana. Banyak yang penasaran, bahkan terkejut. Buku ini berusaha menjawab berbagai pertanyaan itu secara runut, apa adanya, tanpa ditutup-tutupi,” ungkap Ahmad Bahar kepada Swara Pendidikan. Senin (14/4/25)
Buku ini tidak hanya memotret kiprah Mayor Teddy secara naratif, tetapi juga menyajikan analisis ringan yang bisa dinikmati oleh semua kalangan—termasuk para pendidik dan pelajar yang ingin memahami dinamika sosial-politik dari sudut pandang literasi populer.
Dalam kata pengantarnya, Ahmad Bahar menyoroti bagaimana kemunculan sosok seperti Teddy menjadi menarik karena hadir di tengah kelangkaan figur muda yang dianggap heroik dan visioner.
“Kenapa sosok ini disukai emak-emak, guru-guru, hingga generasi Z? Mungkin karena ia muncul di saat masyarakat sedang butuh harapan baru. Buku ini mencoba memberi perspektif baru atas fenomena itu,” tulisnya.
Dengan tebal 117 halaman dan diterbitkan oleh Solusi Publishing, buku ini menjadi salah satu karya yang tidak hanya menghadirkan informasi, tetapi juga menyentuh sisi humanis dan emosional pembacanya. Gaya penulisan Ahmad Bahar yang khas—santai namun tajam—membuat buku ini layak dinikmati oleh berbagai kalangan.
Di akhir rilisnya, Ahmad Bahar berharap buku ini bisa menjadi bacaan reflektif pasca Ramadan, sekaligus menambah khasanah literasi di tengah masyarakat.
“Semoga buku ini menjadi berkah pasca Ramadan,” pungkasnya. (CP)