ADVERTISEMENT
  • BERITA UTAMA
    • NASIONAL
    • Klik Pendidikan
    • Info Guru
  • PUBLIKASI SEKOLAH
    • SMA
    • SMK
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • MI/DINIYAH
    • PAUD/TK
  • PROFIL SEKOLAH
    • SMK
    • SMA
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • TK/PAUD
    • MI/DINIYAH
  • GURU MENULIS
    • Artikel
  • TIPS N TRIK
  • RUANG SASTRA
    • Cerpen
    • Puisi
  • ULASAN BUKU
    • BAHAN AJAR
    • BUKU UMUM
  • KISAH / CERITA INSPIRATIF
  • PRESTASI SISWA/SEKOLAH
Swara Pendidikan
  • Login
Friday, October 3, 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Swara Pendidikan
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

PENOBATAN GELAR PAHLAWAN SUHARTO, BAGAIMANA NASIB GURU SEJARAH?

Oleh: Zulfian Haris Yudha Pramuji*

by SWARA PENDIDIKAN
22 April 2025
in Artikel, Opini
0
Poster penolakan penobatan Suharto sebagai Pahlawan Nasional - Indonesia Corruption Watch (ICW)

Poster penolakan penobatan Suharto sebagai Pahlawan Nasional - Indonesia Corruption Watch (ICW)

          

 

Upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, dan kroninya maupun pihak swasta/konglomerat termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan hak-hak asasi manusia" (PASAL 4 TAP MPR NOMOR XI/MPR/1998)

Pengantar

Ketetapan (TAP) MPR Nomor XI/MPR/1998 merupakan salah satu pencapaian penting hasil dari reformasi. TAP ini menjadi landasan dalam pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), yang muncul akibat minimnya partisipasi masyarakat dan maraknya penyalahgunaan kekuasaan selama Orde Baru. Keberadaan TAP ini juga mencatatkan Suharto sebagai tokoh yang bertanggung jawab atas berbagai praktik tersebut, dan menjadi penanda penting dalam sejarah bangsa.

 

BACA JUGA

Dengan Literasi, Aku Ingin Lebih Dekat dengan Si Buah Hati

Cuma Gus Dur, Presiden yang Berani Pecat Menteri karena Dugaan Korupsi

Hilangnya Keteladanan Akibat Suami Koruptor

SEKOLAH SWASTA GRATIS atau BERBAYAR: “Masyarakat Tinggal Memilih, Semua untuk Generasi Unggul”

Pencabutan Nama Suharto dan Implikasinya

Pada 23 September 2024, MPR memutuskan mencabut nama Suharto dari TAP MPR XI/MPR/1998. Pencabutan ini dilakukan menyusul surat dari Fraksi Golkar dan dinyatakan oleh Ketua MPR sebagai bentuk yuridis semata, mengingat Suharto telah wafat. Namun, imbas dari pencabutan ini adalah menguatnya kembali usulan menjadikan Suharto sebagai pahlawan nasional, usulan yang setiap tahun diajukan namun selalu tertahan oleh keberadaan TAP tersebut.

 

Pendidikan Sejarah Orde Baru di Sekolah

Materi sejarah Orde Baru diajarkan di kelas 12 SMA, namun disampaikan secara umum tanpa menyebutkan secara eksplisit peran Suharto dalam berbagai tragedi bangsa. Sementara itu, guru sejarah cenderung mengikuti buku ajar secara ketat, dan tidak semua memiliki kebebasan atau keberanian untuk menyampaikan materi secara kritis dan mendalam. Akibatnya, siswa cenderung bosan dan tidak terhubung secara emosional maupun intelektual dengan sejarah bangsanya sendiri.

 

Risiko Distorsi dan Rekonstruksi Sejarah

Apabila gelar pahlawan nasional benar-benar diberikan kepada Suharto, maka ada potensi kuat terjadinya rekonstruksi sejarah yang dipaksakan secara legal. Ini bukan hanya akan menghapus kesalahan masa lalu, tapi juga menciptakan versi baru sejarah yang bertentangan dengan realitas yang dialami masyarakat. Sejarah pun tidak lagi menjadi ruang refleksi, tetapi alat legitimasi politik.

 

Politik di Balik Gelar Pahlawan

Sejak masa Sukarno hingga reformasi, pemberian gelar pahlawan selalu sarat muatan politik. Ini menimbulkan pertanyaan: sejauh mana gelar tersebut benar-benar merepresentasikan perjuangan tokoh-tokoh bangsa, atau hanya sebagai alat untuk meraih dukungan dan melanggengkan kekuasaan?

 

Meneguhkan Peran Guru Sejarah

Guru sejarah memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk kesadaran sejarah generasi muda. Mereka perlu diberdayakan untuk tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pendidik yang kritis dan berani. Karena pendidikan sejarah sejatinya bukan untuk menghafal tanggal dan nama, tetapi untuk memahami konteks, sebab-akibat, dan nilai-nilai kemanusiaan di balik setiap peristiwa.

 

Penutup

Sejarah bukan hanya kisah masa lalu, tetapi fondasi bagi masa depan. Jika hari ini kita membiarkan sejarah dimanipulasi demi kepentingan segelintir pihak, maka kita sedang menyiapkan kebingungan bagi generasi mendatang. Karena itu, penting untuk meninjau kembali usulan pemberian gelar pahlawan kepada Suharto dan terus menjaga agar sejarah Indonesia tetap utuh, jujur, dan berpihak pada kebenaran.**

 

Zulfian Haris Yudha Pramuji
Pengajar Tahsin Gema Qurani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Jumlah Pembaca: 2

BeritaTerkait

Dengan Literasi, Aku Ingin Lebih Dekat dengan Si Buah Hati
Artikel

Dengan Literasi, Aku Ingin Lebih Dekat dengan Si Buah Hati

by SWARA PENDIDIKAN
6 September 2025
0
0

Di era digital yang serba cepat ini, kita sebagai orang...

Read more
Cuma Gus Dur, Presiden yang Berani Pecat Menteri karena Dugaan Korupsi

Cuma Gus Dur, Presiden yang Berani Pecat Menteri karena Dugaan Korupsi

4 September 2025
0
Hilangnya Keteladanan Akibat Suami Koruptor

Hilangnya Keteladanan Akibat Suami Koruptor

27 August 2025
0

SEKOLAH SWASTA GRATIS atau BERBAYAR: “Masyarakat Tinggal Memilih, Semua untuk Generasi Unggul”

25 August 2025
0

Guru, Nasibmu Kini

20 August 2025
0

KARMA POLITIK

10 August 2025
0
Next Post
Wali Kota Depok Supian Suri Hadiri Halalbihalal Bersama Jajaran PDAM Depok

PT Tirta Asasta Depok Gelar Halal Bihalal, Targetkan Laba Rp27 Miliar

ADVERTISEMENT
Swara Pendidikan

2025 © swarapendidikan.co.id

TENTANG KAMI

  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
    • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

2025 © swarapendidikan.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In