ADVERTISEMENT
  • BERITA UTAMA
    • NASIONAL
    • Internasional
    • KABAR DAERAH
    • METROPOLITAN
  • KABAR SEKOLAH
    • SMA
    • SMK
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • MI/DINIYAH
    • PAUD/TK
  • PROFIL SEKOLAH
    • SMK
    • SMA
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • TK/PAUD
    • MI/DINIYAH
  • MENULIS
    • Artikel Guru
    • Artikel Dosen/Mahasiswa
    • Opini
  • TIPS EDU
  • EDU INFO
    • Klik Pendidikan
    • Info Pendidikan
    • Info Guru
  • RUANG SASTRA
    • Cerpen
    • Puisi
  • ULASAN BUKU
    • BAHAN AJAR
    • BUKU UMUM
  • INSPIRASI PENDIDIKAN
  • JEJAK PRESTASI
Swara Pendidikan
  • Login
Sunday, November 23, 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Swara Pendidikan
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

Kh. Mudhofar Al-Husna: Fondasi Pendidikan Harus Kembali ke Adab dan Konsep Rasulullah

kontributor jepara : Andika/Oc

by SWARA PENDIDIKAN
23 November 2025
in KABAR DAERAH
0
Kh. Mudhofar Al-Husna: Fondasi Pendidikan Harus Kembali ke Adab dan Konsep Rasulullah

Kyai Mudhoffar saat bincang santai dengan jurnalis swara pendidikan (foto.andika/SP)

          

 

Swara Pendidikan (Jepara) – Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an (PPTQ) Al-Husna Mayong, Dr. KH. Ahmad Mudhoffar, M.Pd., menyerukan pentingnya merevisi sistem dan tenaga pendidik di Indonesia, dengan menekankan bahwa orientasi utama pendidikan harus kembali pada adab (akhlak) dan berlandaskan pada konsep Rasulullah SAW.

Dalam sebuah kesempatan pada Rabu (18/11/2025), Kiai Mudhoffar menegaskan bahwa kedekatan dan keharmonisan antara pihak pondok/sekolah dengan wali santri adalah kunci untuk menciptakan suasana pendidikan yang ideal.

“Dengan Wali Santri itu tidak ada jarak. Kalau kurang harmonis, sedikit gesekan antara guru dan anak bisa timbul masalah. Wali Santri harus diajak berembuk, diajak musyawarah, harus didekati,” ujarnya.

BACA JUGA

Pepadu Karbon: Inovasi Irwan Taufiqurrahman Ubah Cara Belajar Siswa

SMPN 2 Kalinyamatan Rayakan Harlah ke-40: “Meraih Masa, Merajut Asa”

DP3AP2KB Jepara Ubah Pola Penanganan Kasus Anak & Perempuan, Fokus pada Pendampingan dan Penguatan Keluarga

Prihatin Maraknya Kekerasan Perempuan dan Anak, DPRD Jepara Ajak Pemerintah dan Masyarakat Perkuat Kolaborasi

Kh. Mudhoffar menyatakan bahwa pondasi dari adab dan akhlak adalah shalat. Ia mengibaratkan, jika salat seorang anak tertata, maka akhlak dan adabnya akan ikut tertata.

“Yang sudah masyhur itu adab lebih tinggi daripada ilmu. Pemilihan RT, pemilihan takmir, semua lebih dipilih yang punya adab. Jadi, pendidikan itu orientasinya harus ke adab,” tegasnya.

Beliau juga mengingatkan para wali santri untuk tidak bersikap “pasrah bongkoan” (pasrah total) dalam mendidik anak. Orang tua tetap harus terlibat langsung, terutama ketika anak bermasalah, seperti malas belajar atau berani meninggalkan salat di usia 10 tahun.

Merujuk pada hadis tentang fitrah manusia yang dilahirkan dalam kondisi kebaikan (kertas putih), Kiai Mudhoffar berpendapat bahwa pendidikan bertugas mengembang-tumbuhkan fitrah tersebut. Jika hasil pendidikan ternyata gagal—menghasilkan korupsi, misalnya—maka yang salah adalah sistem dan pendidiknya (mesinnya).

“Guru adalah cetakan. Kalau cetakannya roti ini segitiga, maka akan segitiga. Jika sistem dan guru masih korupsi dan orientasi guru hanya pekerjaan, bukan tanggung jawab moral, kita pada fase yang memprihatinkan,” jelas beliau.

Di Ponpes Al-Husna, Kiai Mudhoffar menerapkan sistem musyawarah sebagai keputusan tertinggi, bukan instruksi. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dan sunnah Rasulullah, yang diyakini akan mendatangkan pertolongan dan keberkahan.

Menyoroti kondisi pendidikan nasional, Kh. Mudhoffar menyatakan bahwa kondisi negara saat ini adalah cerminan dari hasil pendidikan 30-40 tahun yang lalu. Sementara hasil pendidikan yang sedang berjalan saat ini baru akan dirasakan 20-25 tahun ke depan.

Ia mengkritisi kondisi tenaga pendidik yang saat ini “dihadang tembok” oleh isu-isu seperti Perlindungan HAM dan berurusan dengan polisi, sementara media sosial (medsos) berjalan tanpa batasan.

“Didikan guru justru lebih melekat didikan medsos, benteng terakhir pendidikan Indonesia itu justru di pesantren. Tapi saat ini pesantren pada di-bully, pada diserang,” pungkasnya.

Untuk menjaga kualitas santri, Ponpes Al-Husna menerapkan sistem mandiri di mana santri tidak diizinkan keluar dan tidak bergaul dengan anak kampung (pihak luar) di lingkungan pondok, untuk menghindari pengaruh negatif atau “virus” yang dibawa dari luar.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Jumlah Pembaca: 4

BeritaTerkait

Pepadu Karbon: Inovasi Irwan Taufiqurrahman Ubah Cara Belajar Siswa
JEJAK PRESTASI

Pepadu Karbon: Inovasi Irwan Taufiqurrahman Ubah Cara Belajar Siswa

by SWARA PENDIDIKAN
23 November 2025
0
0

Irwan Taufiqurrahman, guru SDN 5 Cakranegara, meraih Juara 1 Guru...

Read more
SMPN 2 Kalinyamatan Rayakan Harlah ke-40: “Meraih Masa, Merajut Asa”

SMPN 2 Kalinyamatan Rayakan Harlah ke-40: “Meraih Masa, Merajut Asa”

22 November 2025
0
DP3AP2KB Jepara Ubah Pola Penanganan Kasus Anak & Perempuan, Fokus pada Pendampingan dan Penguatan Keluarga

DP3AP2KB Jepara Ubah Pola Penanganan Kasus Anak & Perempuan, Fokus pada Pendampingan dan Penguatan Keluarga

22 November 2025
0

Prihatin Maraknya Kekerasan Perempuan dan Anak, DPRD Jepara Ajak Pemerintah dan Masyarakat Perkuat Kolaborasi

20 November 2025
0

PGRI Cabang Sandubaya Lepas 12 Guru Terbaik untuk Berlaga di HUT PGRI ke-80 Tingkat Kota Mataram

19 November 2025
0

Disdikpora Jepara Tegas Larang Komersialisasi di Sekolah, K3S Minta Aturan Dijalankan Secara Konsisten

18 November 2025
0
Next Post
Ledakan Bom di SMAN 72: Alarm Serius bagi Keamanan dan Hukum di Dunia Pendidikan

Ledakan Bom di SMAN 72: Alarm Serius bagi Keamanan dan Hukum di Dunia Pendidikan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ADVERTISEMENT
https://datapers.dewanpers.or.id/media/certificate

2025 © swarapendidikan.co.id

TENTANG KAMI

  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER / MAGANG
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
    • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER / MAGANG
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

2025 © swarapendidikan.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In