Kegiatan dibuka resmi oleh Pengawas Pembina Gugus 2, Hety Agustiawati, S.Pd, MM, dihadiri Ketua K3S wilayah Tapos, Sumiyati, M.Pd.
Supporting kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat Hibah Kemendikbudristek Tahun anggaran 2024 dengan ketua pengusul oleh Dr. Suharsiwi, M.Pd, yang memiliki jabatan akademik Lektor Kepala (associate Professor) dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Suharsiwi dan team melakukan berbagai rangkaian kegiatan dalam bentuk Penelitian, dan Pendampingan layanan pendidikan Inklusif di Kota Depok.
Ketua Kombel pendidikan Inklusi tingkat kecamatan Tapos, Sulistyowati Triasih mengatakan tujuan pelatihan ini memberikan gambaran bagaimana implementasi kebijakan inklusif dijalankan dengan lebih baik di Kota Depok, dengan melibatkan berbagai unsur mulai dari Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, yang tidak kalah pentingnya orangtua, juga masyarakat.
“Pelatihan ini merupakan Langkah awal menegakkan paradigma berfikir tentang pendidikan inklusif di sekolah dan masyarakat, adapun tindak lanjut pelatihan awal ini adalah pelatihan teknis implementasi layanan Pendidikan inklusif jenjang SD di Kecamatan Tapos Depok,” kata Sulis yang juga Kepala SDN Cilangkap 2.
Menurutnya, banyak hal perlu dipelajari dalam memberikan pelayanan pendidikan inklusi, bagaimana memahami karakteristik siswa berkebutuhan khusus, membuat programnya, memberikan layanan pendidikannya, problem solvingnya, dan lain sebagainya.
“Dapat dipahami, memang pendidikan inklusi belum begitu familiar, banyak instrumennya yang belum begitu dikuasi guru,” terangnya.
Namun, sambung Sulis, sejak adanya kebijakan dari pemkot Depok tahun 2012, depok sebagai kota inklusi, menjadi kewajiban sekolah umum, secara khusus sekolah dasar memberikan pelayanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus ABK.
“Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri buat sekolah, bagaimana harus mempersiapkan tidak hanya instrumen, tapi menyiapkan segalanya yang akan menunjang keberhasilan pendidikan inklusi, termasuk pemahaman, paradigma, dan keterampilan guru dalam mengelola kelas inklusi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sulis menambahkan, butuh kesinambungan melakukan pelatihan ataupun pertemuan untuk membuat perangkat yang sesuai agar sekolah lebih siap lagi menyelenggarakan pendidikan inklusi.
Selain itu, butuh kesiapan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraannya, disamping kesiapan guru dalam mengimplementasikan program.
“Penting adanya pendampingan dalam mensukseskan pendidikan inklusi ini,” imbuhnya.
Sulis berharap pendidikan inklusi di Tapos menjadi pioner di kota Depok, menjadi rujukan bagi sekolah dasar yang di kecamatan lainnya.
Sementara itu, Ketua K3S Tapos, Sumiati M.Pd memberikan apreasi kepada kombel pendidikan inklusi yang sudah menyelenggarakan pelatihan.
“Terimakasih kepada Dr. Suharsiwi MPd memberikan ilmunya dan telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Terimakasih kepada pengawas Pembina Gugus 2, Hety Agustiawati, S.Pd, MM yang terus membimbing,” ucap Sumiati. (NJ Saputra)