Swara Pendidikan (Jepara) — Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Jepara menegaskan komitmennya untuk terus berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik melalui strategi inovatif yang “keluar dari rel” konvensional. Kepala MAN 1 Jepara, Ahmad Rif’an, menuturkan bahwa keberhasilan madrasah berawal dari keseriusan siswa dan dedikasi guru dalam melayani.
Dalam wawancaranya kepada Swara Pendidikan, Rif’an menegaskan bahwa MAN 1 Jepara kini bertekad “berlari meninggalkan sekolah sebelah” melalui sistem seleksi berbasis minat dan kesungguhan, bukan transaksi finansial.
“Lebih baik saya dikasih siswa yang tidak terlalu pintar tapi minatnya kuat, daripada pintar tapi maunya tidak di sini,” ujar Rif’an diruang kerjanya.
Madrasah ini menerapkan pengelolaan kurikulum yang “agak sedikit keluar rel, bukan keluar regulasi, tapi keluar rel” atau out of the box. Pendekatan ini memfasilitasi bakat spesifik siswa sekaligus memperkuat karakter, disiplin, dan ketekunan.
Layanan Spiritual dan Komunikasi Orang Tua
Salah satu inovasi khas MAN 1 Jepara adalah Layanan Akselerasi Komunikasi Spiritual (LAKS), bagian dari Gerakan Madrasah di Hati (GEMATI). Program ini memperkuat hubungan spiritual antara madrasah, siswa, dan orang tua.
“Kalau madrasah sudah berdarah-darah mendidik 8 jam, tapi orang tua tidak kita beri PR pembinaan, tentu nggak nyambung,” ujar Rif’an.
Setiap malam, siswa diberikan “PR” untuk berinteraksi dan berdoa bersama orang tua, agar doa madrasah dan keluarga sejalan. Bahkan, doa menjadi tradisi sejak gerbang masuk madrasah.

Kelas Unggulan dan Klub Pengembangan Potensi
Untuk mendukung minat dan potensi akademik, MAN 1 Jepara membentuk berbagai klub:
- MSC (Mansara Sains Club) – fokus pada sains dan teknologi.
- MRC (Mansara Research Club) – aktif menorehkan prestasi di OPSI dan MyRes.
- MEC (Mansara English Club) – menggelar English Morning setiap awal pekan.
- Shobahul Lughoh – kegiatan Bahasa Arab tiap Kamis dan Jumat.
- Kelas Tahfidz – dua kelas tiap rombel dengan program Tahfidz Murojaah Yaumiyah.
Selain itu, madrasah meluncurkan Kelas Bilingual ICT bagi siswa kelas 10 — menggabungkan kemampuan sains, bahasa Inggris, coding, dan kecerdasan buatan.
“Visi kami, kalau Cambridge bisa go international, kenapa MAN 1 Jepara tidak?” tutur Rif’an.
Dari “Madrasah Desa” ke “Madrasah Kota”
Di bidang non-akademik, MAN 1 Jepara aktif membina kegiatan seperti Pramuka, PMR, voli, dan pencak silat, serta menambah cabang olahraga basket.
“Boleh kedudukannya di desa, tapi frame-nya kota,” tegas Rif’an.
Rif’an menutup dengan visi kuat:
“Kami ingin siswa MAN 1 Jepara punya otak Jerman tapi hatinya Makkah — cerdas secara intelektual, kuat secara spiritual,” pungkasnya.**
salah satu prestasi yang diraih oleh siswa MAN 1 Jepara





