Swara Pendidikan (Jepara) – Sebanyak 210 siswa dari 15 kecamatan di Kabupaten Jepara menunjukkan antusiasme tinggi dalam upaya pelestarian budaya Jawa dengan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang Sekolah Dasar (SD). Acara yang digelar di SMPN 1 Jepara, Selasa (16/9/25), ini menjadi ajang unjuk kebolehan para siswa dalam tujuh cabang lomba yang sarat nilai kearifan lokal.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara, Ali Hidayat, menegaskan bahwa FTBI memegang peranan penting dalam pembentukan karakter siswa. “Kegiatan ini berperan penting dalam membentuk karakter, terutama dalam nguri-uri budaya Jawa,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa Jepara pernah meraih prestasi membanggakan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai kabupaten dengan revitalisasi bahasa daerah terbaik. “Harapannya, kita bisa mengulang prestasi sebagai juara umum di tingkat Jawa Tengah,” tambahnya.

(foto.dok.Nur Andika/SP)
Senada, Kepala Bidang SD Disdikpora sekaligus Ketua Panitia FTBI, Edy Utoyo, menekankan bahwa festival ini adalah momentum berharga bagi pendidikan di Jepara. Kabupaten Jepara, yang telah dua kali meraih Juara Umum FTBI tingkat Provinsi Jawa Tengah untuk jenjang SD maupun SMP, bertekad mempertahankan supremasi tersebut. “FTBI adalah momen penting bagi semua. Harapan kami bisa menyeleksi bibit-bibit terbaik yang akan maju ke tingkat provinsi dan kembali meraih juara,” ujarnya.
Lebih dari sekadar kompetisi, lanjut Edy, FTBI bertujuan memastikan kelestarian bahasa ibu, khususnya Bahasa Jawa, agar terus hidup dan digunakan dalam percakapan sehari-hari siswa. “Esensinya adalah bagaimana bahasa ibu bisa lestari. Muatan karakter moral melalui bahasa ibu akan lebih mudah meresap apabila siswa membiasakan penggunaannya,” jelasnya.
Melalui FTBI, Pemerintah Kabupaten Jepara berharap dapat melahirkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat dan cinta budaya. Para juara tingkat kabupaten nantinya akan menjadi duta Jepara di FTBI tingkat Provinsi Jawa Tengah.**

(foto.dok.Nur Andika/SP)




