Dalam era globalisasi yang semakin kompetitif, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan menjadi kebutuhan mendesak. SDM pendidikan yang unggul dan berdaya saing global tidak hanya berperan dalam mencetak generasi yang kompeten, tetapi juga memastikan bahwa sistem pendidikan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan dinamika pasar kerja internasional.
Pendidikan yang berkualitas membutuhkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi tinggi, baik dalam aspek pedagogik, profesionalisme, maupun kepemimpinan. Guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran inovatif, berbasis teknologi, serta memahami standar global dalam dunia pendidikan.
Selain itu, peningkatan keterampilan berbahasa asing, pemahaman budaya global, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi faktor kunci dalam membentuk SDM pendidikan yang siap bersaing di tingkat internasional. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan berbagai strategi, seperti melakukan perubahan mindset, pengelolaan pendidikan yang inovatif serta pengembangan jejaring internasional yang dilakukan oleh Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan.
Redesign Thinking adalah pendekatan inovatif yang berfokus pada perancangan ulang solusi atau sistem dengan cara yang lebih kreatif, adaptif, dan berorientasi pada pengguna. Redesign Thinking lebih pada memperbaiki, mengoptimalkan, atau merevolusi solusi yang sudah ada agar lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan saat ini. Pendekatan ini melibatkan proses empati, analisis masalah, eksplorasi alternatif, prototipe, dan pengujian untuk memastikan bahwa perancangan ulang memberikan dampak yang lebih baik.
Redesign Thinking sering diterapkan dalam bisnis, pendidikan, teknologi, dan kebijakan publik untuk meningkatkan pengalaman pengguna, efisiensi sistem, serta daya saing dalam menghadapi tantangan zaman. Hal ini disampaikan oleh Dr. Yaya Sutarya,M.Pd (Kasubdit Peningkatan Kapasitas, Pelindungan dan Pengendalian, Direktorat KSPSTK, Ditjen GTK PG), dimana Redesign Thinking dimulai dengan perubahan mindset, dari Fixed Mindset menuju Growth Mindset.
Perubahan ini membuka ruang bagi individu dan organisasi untuk melihat tantangan sebagai peluang belajar dan berkembang. Dengan Growth Mindset, setiap kegagalan dianggap sebagai bagian dari proses inovasi, bukan sebagai hambatan.
Dalam Redesign Thinking, pendekatan kreatif dan adaptif digunakan untuk memperbaiki atau merevolusi solusi yang sudah ada agar lebih relevan dan efektif. Proses ini melibatkan empati, eksplorasi ide baru, eksperimen, serta evaluasi berkelanjutan. Dengan pola pikir yang terus berkembang, Redesign Thinking memungkinkan individu dan organisasi menciptakan perubahan yang berdampak positif serta berdaya saing di era global.
Demikian juga Konsep “MITRA” yang disampaikan oleh Dr. Agus Sukoco, MM (Ketua Umum APSI Pusat), dimana Pengawas Sekolah dapat melakukan pendampingan ke satuan pendidikan dimulai dari : (M) menemukan tantangan, kebutuhan dan pengembangan di satuan pendidikan; (I) ide gagasan untuk mengatasi tantangan; (T) target kinerja; (R) rancang strategi smart dan (A) aksi nyata.
Strategi ini disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, mulai mendesain ulang yang akan dilakukan oleh semua warga sekolah sampai prosesnya akan berdampak pada hasil akhir yaitu 8 Dimensi Profil Lulusan, tentunya dapat dimulai untuk melakukan prosesnya dengan kondisi saat ini.
Demikian juga dengan berdaya saing global yang dapat dimulai dengan melakukan kemitraan global, hal ini disampaikan oleh Vertikasari Puspita Ningrum (Head of Marketing Department CUCAS Indonesia). Kerja sama Indonesia dengan Cina di bidang pendidikan memberikan berbagai manfaat strategis, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program beasiswa, pertukaran pelajar, dan pelatihan tenaga pengajar.
Kolaborasi ini juga mendorong transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang teknik, sains, dan inovasi. Selain itu, kerja sama ini mempererat hubungan budaya dan diplomatik antara kedua negara, menciptakan pemahaman yang lebih baik serta peluang kolaborasi yang lebih luas di masa depan. Selanjutnya bagaimana semua ini dapat diimplementasikan oleh Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, hal ini disampaikan oleh Dr. Asep Tapip, M.Pd. (Ketua DPP AKSI) yang dapat dimulai dengan merubah pola pikir dan membangun kemitraan global sehingga pendidikan bermutu untuk semua dapat terwujud.
Dengan menerapkan Redesign Thinking, diharapkan SDM pendidikan mampu beradaptasi dan berkembang sesuai tuntutan global. Transformasi ini memungkinkan tenaga pendidik dan peserta didik untuk lebih inovatif, kolaboratif, serta berpikir kritis dalam menghadapi perubahan dunia. Melalui pola pikir Growth Mindset, sistem pendidikan dapat terus diperbarui dengan metode pembelajaran yang relevan, pemanfaatan teknologi, serta penguatan keterampilan abad ke-21. Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan tidak hanya memiliki kompetensi akademik, tetapi juga kesiapan bersaing di tingkat internasional, menciptakan generasi yang unggul dan berdaya saing global. ***
Penulis : Dina Martha Tiraswati, M.Pd (Pengawas SMK – KCD Pendidikan Wilayah I Provinsi Jawa Barat)