
Swara Pendidikan (Bojongsari, Depok)- Program “Satu Sekolah Satu Buku” yang dikenal dengan nama Desa Busa, yang digulirkan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Depok, kini memasuki tahap evaluasi. Program ini bertujuan untuk mendorong literasi melalui penulisan buku yang melibatkan siswa dan guru di berbagai tingkatan sekolah di Kota Depok.
Pendamping Literasi Kota Depok, Muhammad Fajri mengkonfirmasi bahwa saat ini program Desa Busa sudah memasuki tahap evaluasi. Pada 17 Januari 2025, para peserta mengikuti zoom meeting untuk membahas teknik penulisan buku fiksi dan nonfiksi.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan gerakan literasi di Kota Depok, di mana kami berupaya menciptakan produk literasi dalam bentuk buku yang ditulis oleh siswa dan guru di sekolah,” kata Fajri yang juga guru SDN Duren Seribu 03, Bojongsari,.
Selain itu, Fajri juga menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh guru sekolah dasar negeri, tetapi juga guru dari sekolah swasta dan berbagai tingkat pendidikan lainnya di Kota Depok. Para peserta mengikuti kegiatan tersebut secara daring melalui zoom meeting.
Terkait dengan segmentasi penulisan, Fajri menjelaskan bahwa siswa didorong untuk menulis karya fiksi, seperti cerpen dan karya sastra lainnya, sementara guru diharapkan menulis buku nonfiksi, dengan fokus pada pengalaman mereka dalam dunia pendidikan.
“Hingga saat ini, beberapa guru telah mengirimkan karya tulis yang berisi pengalaman mereka dalam mengajar, dan saat ini masih dalam proses penyuntingan,” ungkapnya.
Pada tahun 2024, program Desa Busa menghasilkan sekitar 250 judul buku yang ditulis oleh guru dan siswa di Depok. Karya-karya tersebut dipamerkan dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024.
Fajri berharap agar lebih banyak sekolah berpartisipasi dalam program ini dan menghasilkan lebih banyak karya tulis, yang nantinya dapat dipamerkan pada Hardiknas 2025.
“Kami mengajak murid dan guru dari berbagai tingkatan sekolah di Depok untuk membuat karya tulis dalam bentuk buku, sehingga bisa dipajang di Hardiknas 2025,” tutup Fajri. (Dib)