Hj. Ika Mulyati: Perjuangan Pendidik dalam Menembus Tantangan dan Batas

by Redaksi
0 Komentar 40 Pembaca

Hj. Ika Mulyati,Kepala sekolah SDN Beji Timur 1

Swara Pendidikan (Beji, Depok) – Perjuangan pendidik adalah perjuangan untuk menembus tantangan dan batas-batas dalam mendidik peserta didik. Selain itu, guru juga memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, pembimbing, motivator, dan evaluator.

Guru disebut sebagai profesi yang mulia, namun saat ini guru mempunyai beban yang berat. Gaji yang diberikan sering kali tidak sesuai dengan tugas yang seorang guru lakukan. Selain itu, guru dituntut untuk menguasai banyak hal, baik itu dalam teknologi maupun dalam tanggung jawab besar dalam mengajar.

Hal inilah yang pernah dirasakan Hj. Ika Mulyati sebelum menjadi kepala sekolah. Berikut adalah perjalanan inspiratifnya dalam mengawali karir sebagai guru dan kepala sekolah:

 

Awal Karir sebagai Guru

Setelah lulus dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada tahun 1988, Ika memulai karir sebagai guru di salah satu sekolah di Desa Kabandungan dan Kalapanunggal , Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, yang berada di dekat Gunung Salak. Ia mengajar di sana hingga tahun 1990.

Setelah menikah, Ika hijrah ke Depok bersama suaminya dan mulai mengajar di TK Annuriyah Beji dari tahun 1991 hingga 1996. Di tengah kesibukan mengajar, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang D2 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Selama periode 1996-2002, Ika mengajar sebagai guru wiyata bhakti sebagai guru mapel di beberapa SD di Depok, termasuk SDN Depok Baru 4, SDN Beji 1, SDN Baru 1, dan SDN Depok Baru 5.

Meskipun gaji yang diterima tidak menentu dan pekerjaan yang menumpuk, ia menjadikan pengabdian sebagai hal yang utama. Ika menganggap masa-masa tersebut sebagai proses pembentukan diri dan dedikasinya kepada pendidikan.

 

Perjalanan sebagai Guru Kelas

Pada tahun 2002, Ika mulai mengajar sebagai guru kelas di SDN Tanah Baru 1 hingga 2006. Selanjutnya, ia mengajar di SDN Beji Timur 1 dari tahun 2006 hingga 2015, kemudian di SDN Pondok Cina 3 dari tahun 2015 hingga 2017. Dalam setiap langkah, Ika menghadapi berbagai tantangan, namun tetap menjalani perannya dengan semangat dan dedikasi tinggi.

 

Menjadi Kepala Sekolah

Setelah 29 tahun mengabdi sebagai guru, Ika mengikuti pelatihan untuk menjadi kepala sekolah. Pada Maret 2017, ia mendapat Surat Keputusan (SK) sebagai kepala sekolah di SDN Beji 4. Ia menjabat di sana hingga Agustus 2022, sebelum dipindahkan ke SDN Beji Timur 1, di mana ia menjabat hingga saat ini.

 

Filosofi dan Prinsip Hidup

Salah satu momen terbaik yang ia rasakan sebagai guru adalah ketika murid-muridnya berhasil meraih profesi seperti dokter, hakim, dan lainnya, namun tetap mengingat dirinya sebagai guru yang pernah mendidik mereka.

Ika percaya bahwa sebagai pemimpin, ia harus memiliki kekuatan dalam berbicara, berkelakuan baik, menjadi teladan, serta menjalankan tugas pokok dan fungsi dengan benar. Ia menyadari bahwa di lingkungan sekolah, pro dan kontra pasti ada. Namun, ia selalu berusaha menyatukan visi dan misi bersama untuk mencapai tujuan pendidikan.

 

Tantangan dan Harapan

Ika menyadari bahwa perubahan kurikulum dan kebijakan pendidikan membawa tantangan baru. Namun, ia terus mendorong anak-anak untuk belajar dengan baik dalam segala kondisi. Para guru juga didorong untuk memberikan pengajaran dan pendidikan terbaik agar orang tua memahami kondisi sekolah dan semua pemangku kepentingan—termasuk siswa, guru, orang tua, dan masyarakat—dapat saling mendukung.

Sebagai ibu dari tiga anak dan salah satu dari lima bersaudara dari keluarga petani, Hj. Ika membuktikan bahwa dedikasi dan semangat adalah kunci untuk mengatasi segala tantangan dalam dunia pendidikan. (Amer)

Baca juga

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel & foto di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi!!