Penulis : Titin Supriatin (Kepala UPTD SDN Ratujaya 1)
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dengan demikian dalam komunikasi tulis ada 4 unsur yang terlibat yaitu; penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan itu sendiri, saluran atau media tulis dan pembaca sebagai penerima pesan. Tulisan dapat menyajikan secara runtut, menarik, ide, gagasan dan perasaaan penulisnya. Manfaat dari menulis :
(1) Peningkatan kecerdasan;
(2) Pengembang daya inisiatif dan kreativitas;
(3) Penumbuh keberaniaan;
(4) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi
Beberapa mitos tentang menulis yang sering kita dengar, diantaranya:
1. Menulis itu mudah
Menulis/megarang bukan sekedar teori melainkan ketrampilan. Bahkan ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang dalam mengarang. Setelah berlatih maka ia akan menulis dengan baik.
2. Kemampuan menggunakan unsur mekanik tulisan merupakan inti dari menulis.
Kemampuan mekanik seperti penggunaan ejaan, pemilihan kata, pengkalimatan, pengaleniaan, dan pewacanaan. Namun harus dilengkapi dengan sesuatu atau isi yang akan disampaikan
3. Menulis harus sekali jadi
Melibatkan tahapan prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan dan penyempurnaan
4. Orang yang tidak pernah menyukai dan tidak pernah menulis dapat mengajarkan menulis
Dengan adanya ke 4 mitos tersebut maka seorang guru hendaklah menyadari bahwa tulisan itu merupakan suatu ketrampilan yang perlu dilatih. Keberhasilan pembelajaran menulis dalam pembelajaran disebabkan oleh banyak faktor khususnya yang menyangkut siswa dan guru.
Serangkaian cara guna meningkatkan kemampuan menulis yang dapat diterapkan secara terus menerus (konsisten) diantaranya:
- Sering membaca
- Menulis setiap hari
- Tuliskan setiap ide
- Tuliskan topik yang disukai
- Membaca ulang setiap tulisan
- Buat tulisan dari kalimat yang diacak
- Belajar membuat rangkuman
- Editing
Perlu disadari bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa disekolah tidak lepas dari kondisi gurunya sendiri. Untuk itu, salah satu upaya membiasakan guru menulis di SD Ratujaya 1 dengan memanfaatkan media sosial sebagai wadah para guru menuangkan kreatifitasnya dalam menulis. Sebagai salah satu contoh pembiasaan yang dilakukan adalah dengan kegiatan “Sambung Paragraf”.
Kegiatan sambung paragraph teknis pelaksanaannya dengan cara salah satu guru atau kepala sekolah membuat satu tema dengan menuliskan satu paragraf pertama dan nantinya guru maupun tenaga kependidikan lainnya akan meneruskan tema atau pargraf yang sudah diberikan. Di sini guru ditantang untuk berkreatifitas menuliskan kelanjutan dari tema di paragraph 1 untuk menjadi sebuah tulisan yang utuh.
[blockquote align=”none” author=””]Tak heran terkadang, dari satu paragraph yang disajikan akan muncul tulisan yang berbeda di endingnya. Itu semua dapat dimaklumi, karena masing-masing dari guru mempunyai imaginasi dan pemikiran yang berbeda untuk meneruskan tulisan yang di awal telah disajikan. Inilah yang disebut dengan kreatifitas.[/blockquote]
Ini adalah salah satu contoh kegiatan “Sambung Paragraf” di Grup WhatsApp Guru SDN Ratujaya 1.
Kepala Sekolah membuka percakapan :
“Menulis itu tidak serumit dan sesulit yang kita bayangkan, cukup lakukan maka ide-ide yang bersarang dalam fikiran kita tertuangkan, yuk… kita coba…
ini contohnya, saya menulis ini sambil menunggu pesanan makan siang, kira-kira berapa lama? bisa ketebak kan yah…?” 😁😁
“Jangan Bersedih Matahari”
“Paginya masih belum cerah, mataharinya masih bobok kayaknya, Bagaimana ya cara membangunkannya?” Suara Cici si burung Pipit menghilangkan keheningan.
“Ohhh…berr brrr brrr… dingiiiinn”, ucap Marco si Kelinci.
“Hayo dong, teman-teman, kita cari cara supaya matahari mau bangun dari boboknya!” Frans si Gajah ikut menimpali.
“Teman-teman sepertinya saya tahu solusinya, bagaimana kalau kita hubungi pak Elang supaya mau terbang tinggi ke rumah matahari dan membangunkannya,” Kiki si Kancil berkata dengan lantang.
Nah… silahkan dilanjutkan dari sudut pandang masing-masing, pasti akan menghasilkan cerita yang berbeda dari masing-masing penulisnya !
Jawaban dari anggota Grup WhatsApp :
(Ade Adriansyah, Guru Kelas 6)
Tiba-tiba dari kejauhan, Elang terbang dengan gagahnya. Suaranya menggema mengalihkan perhatian mereka. “Itu Elang!” tunjuk Frans sambil menunjuk-nunjuk ke arah Elang dengan belalainya.
Marco, Cici, dan Kiki pun melihatnya. Mereka girang. Kemudian mereka memanggil Elang.
Di ketinggian, Elang melihat mereka. Elang menukik dengan tajam seakan memburu mereka. Kepakan sayap Elang tiba di tempatnya. Hampir semuanya beterbangan ketika Elang menghampiri mereka.
“Haduh, kepakan sayapmu begitu dahsyat, Dada”, kata si Kancil yang sedikit melompat setelah terhempas oleh angin yang dikepakkan Elang.
“Hehehe, maaf, teman-teman,” kata Dada si Elang.
(Indra, Operator Sekolah)
Sang Elang menanyakan pada Kancil, ada apa gerangan pagi mendung ini berkumpul dalam bisik-bisik besama-sama ??
Cici dan Frans pun berkata secara bersamaan, “Kami ingin menghilangkan semilir mendung pagi ini agar kami bisa bersemangat untuk berkegiatan”.
Marcopun ikut menimpalin dengan mata merah karena debu kepakan si Elang ‘ iya, kami ingin pagi ini dapat Kembali cerah dengan membangunkan matahari”
Si Elangpun memicingkan mata terdiam menatap Marco….
(Sandy, Guru Kelas 3)
Lalu Marco merasa sedikit risih oleh tatapan Si Elang dan karena matahari sudah bangun dari tidurnya jadi mereka semua beraktivitas kembali seperti biasa. Terlihat Marco yang asyik sendiri duduk menonton Semut yang sedang bekerja siang hari ini. Cici dan Frans memperhatikan dan penasaran apa yang dilakukan Marco, akhirnya mereka berdua menghampiri Marco serta bertanya, “Heyy Marco, Apa yang sedang kamu lakukan disini sendirian?” Tanya Cici. “Aku sedang memperhatikan Semut yang bergerombol ini dan bingung padahal mereka selalu bekerja tetapi tidak kenal lelah,” jawab Marco yang beralih pandangan dari semut-semut ke Frans dan Cici.
Frans dan Cici sedikit berbisik lalu mereka duduk bersama bertiga. Tiba-tiba Frans menunjuk kupu-kupu yang sedang hinggap di bunga matahari tidak jauh dari mereka duduk. “Memang semut itu kuat Marco tapi mereka bekerja hanya untuk dirinya sendiri tidak seperti kupu-kupu disana yang bekerja itu untuk dirinya sendiri lalu bermanfaat untuk yang lain pula dan lagi tubuh kupu-kupu itu sangat indah.” Ucap Frans, “Kalau kataku yang pekerjaannya yang banyak memberikan manfaat itu lebah” Timpal Cici.
(Anisa Setiawati, Guru Kelas 1)
“Namun tidak lama kemudian matahari kembali meredup, seperti biasa senyum khasnya mulai tertutup oleh sekumpulan awan hitam ,lalu cici bertanya kepada si dada “wahai dada ( elang ), mengapa matahari kembali meredup ? Bukankah ia baru saja terbangun ? “Ujar cici
“sepertinya matahari sedang bersedih ,kata si dada ”
Marco pun mendengar perkataan si dada ” lalu apa yang membuat si matahari bersedih ? ” Tanya marco kepada si elang
“Baiklah, akan ku tanyakan kepada matahari ucap elang”
“Wahai matahari, mengapa engkau kembali meredup, bukankah baru saja engkau terbangun dari tidur mu, bahkan penghuni bumi baru saja merasakan hangatnya sinarmu ,ucap elang”
“Aku bersedih melihat keadaan dibumi, sebab beberapa ulah manusia ,Aku sedih melihat Bumi yang semakin hancur dan rusak karena ulah manusia ,sehingga Aku tidak sanggup menyaksikannya Kau dan dan makhluk bumi lainnya terkena dampak dari ulah mahkluk egois itu. Sebagai pusat alam semesta, Aku menyaksikan semuanya. Sinarku yang sangat panas ini memantul ke Bumi dikarenakan Atmosfernya yang semakin menipis. Ujar matahari ”
Matahari … Tetaplah bersinar walapun keadaan dibumi, sangatlah semraut adanya ,karena kami membutuhkan mu, karena kau bisa membuat semua makhluk bumi tersenyum dan menghangatkan keadaaan” ucap elang sembari tersenyum . ☀️Jangan bersedih matahari. ***