Swara Pendidikan (Pinrang,Sulawesi Selatan) – Sebanyak 160 guru menghadiri acara Temu Pendidik Nusantara (TPN) ke 11 Kabupaten Pinrang. Bertempat di SMA 11 Pinrang, Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Minggu (23/6/24).
Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Kabupaten Pinrang terselenggara dengan cukup meriah dengan peserta profesi guru dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK.
Ketua Komunitas Guru Belajar Nusantara Kabupaten Pinrang, Ida Rahma menjelaskan bahwa KGBN Pinrang berdiri sejak Tahun 2017 dan telah memiliki anggota sebanyak 170 guru dari berbagai jenjang dan secara rutin melakukan Temu Pendidik Nusantara setiap tahunnya.
Tema tahun ini adalah “Pemimpin pendidikan yang berdaya”. Tujuan acara ini, pertama, menyediakan solusi pembelajaran dan pendidikan yang telah terbukti efektif untuk disebarluaskan.
Kedua, menyediakan kesempatan bagi guru melalui pilihan tantangan yang relevan dan bermakna.
Ketiga, memotivasi penggerak guru belajar menggerakkan perubahan pendidikan pada level kelas, sekolah, daerah dan nusantara.
Selain guru-guru dari KGBN Pinrang, hadir pula guru dari KGBN Kabupaten Enrekang, Sidrap, Pare-pare dan KGBN dari Sulawesi Barat.
Temu Pendidik Nusantara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pinrang Andi Matjtja, S.Sos.
Dalam sambutannya beliau memberikan dukungan terhadap pengembangan dan pemerataan kualitas pendidikan di 12 kecamatan di Kabupaten Pinrang.
“Tentunya yang paling pertama dan utama dikawal pengembangan kompetensinya adalah guru,” tandas Kadisdik Andi Matjtja.
Selain itu hadir pula Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 8, Baharuddin Iskandar, S.Pd., M. Pd, yang juga memberikan kata sambutan.
Beliau menantang Pengurus KGBN Pinrang untuk berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan guna mendukung persiapan Asesmen Kompetensi Guru. Karena menurutnya, kompetensi guru harus punya alat ukur yang valid dan reliabel.
Sambutan terakhir disampaikan oleh perwakilan Yayasan Guru Belajar Jakarta, Andreas Afrendo.
Beliau menjelaskan peran Yayasan Guru Belajar terus mendampingi guru-guru seluruh Indonesia untuk terus bertumbuh, berkembang, dan berkolaborasi.
Belajar dari sesama guru atau belajar antar sekolah, saling berbagi praktik baik dan dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan.
Seperti TPN tahun sebelumnya yang membagi beberapa kelas berbagi praktik yang bebas dipilih oleh peserta berdasarkan kebutuhannya. Maka pada tahun ini pun kelas berbagi disiapkan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Panitia TPN 11 Astuti Rauf, yaitu kelas pendidik yang akan mendapatkan informasi dan pengalaman praktik baik dari guru sebagai narasumber, dan kelas Penggerak yang akan mendapatkan informasi dan pengalaman praktik baik dalam menggerakkan komunitas.
Setiap kelas akan mendapatkan pengalaman praktik baik dari 12 narasumber yang sebelumnya telah dinyatakan lolos dalam proses menyelesaikan misi untuk menjadi narasumber berbagi praktik di acara TPN ke 11.
Topik berbagi praktik baik diantaranya adalah, “Bosan di kelas? Yuk bermain peran”. Kelas berisik tapi tetap asyik”, oleh Nurpadilah Rasyid dari SMAN 1 Pinrang.
Misba dari SMPN 2 Lembang berbagi praktik baik tentang “Kelas anti mainstream dengan tiket keliling dunia”. Topik “Belajar menyenangkan dengan TGT Tower Cup dan Puzzle oleh Fajriani dari SMP 1 Cempa.
Topik “Bullying tidak membuatmu keren” dibagikan oleh A.Tri Putri Kusuma Wardhani dari SMAN 2 Pinrang.
Ada juga topik tengtang “Romantic Class dengan Keyakinan Kelas oleh Harana Anwar dari UPT SMKN 7 Pinrang.
Andi Tri Putri, salah satu narasumber yang membawakan topik “Bullying tidak membuatmu keren”, membagikan pengalamannya mengatasi perundungan di sekolahnya.
Pada awalnya muncul keresahan murid dengan maraknya aksi bullying di lingkungan sekolah. Dan gejala awal adalah kurangnya empati murid terhadap dampak perilaku bullying sehingga membuat murid tidak nyaman dalam proses pembelajaran.
Penyebabnya adalah murid merasa dirinya hebat ketika mendapat pengakuan oleh temannya karena telah melakukan bullying dan mereka terkadang tidak menyadari jika yang dilakukannya adalah bullying.
Maka Praktik baik yang dirancang oleh A.Putri adalah menyusun rencana modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dimana aksi nyata yang dilakukan adalah membentuk kreativitas murid dalam mencegah bullying dalam bentuk video, drama, mural, poster dan film pendek.
Dengan aksi nyata ini dapat meningkatkan pemahaman murid tentang bentuk buyyling dan dampaknya. **
Pengirim: Nurhidayah Mantong
Editor: Supriyatno
2 Komentar
Luar biasa. Praktik baik Ini patut ditiru daerah2 lain di tanah air. sukes untuk KGBN kabupaten Pinrang.
Keren guru menyebarkan praktim baik