Swarapendidikan.co.id (BOGOR) – Memakai konsep ala pengantin, pasangan suami istri, Lukmanul Hakim (petahana) dan Silfiyani bersaing untuk menjadi orang nomor satu di Desa Bantarsari, kecamatan Rancabungur, pada pemilihan Kepala Desa (Pilkades) , yang digelar serentak di kabupaten Bogor. Minggu (03/11/19)
Lukmanul Hakim, akhirnya kembali memimpin Desa Bantarsari setelah hasil penghitungan suara yang di umumkan oleh panitia pemungutan suara, meraih suara terbanyak mengalahkan sang istri (Silfiyani).
“Setelah ini saya kembali fokus pada rencana-rencana kerja yang sudah ditetapkan. Bekerja sesuai amanat Undang-undang Desa, nomor 6 Tahun 2014, terkait pemerintahan, pembangunan desa, pembinaan, dan pemberdayaan,” ungkap Lukmanul Hakim yang ditemui SP di kediamannya. Minggu (03/11/19)
Sebagai Kades Bantarsari, di periode pertama, Lukmanul Hakim memang sudag beberapa kali mendapat penghargaan dari Pemerintah daerah Kabupaten Bogor, dan juga dari Propinsi Jawa Barat.
Berkat prestasinya membangun Desa, kini Bantarsari dikenal Desa Agro Edu Wisata dengan icon produk Jambu Kristal.
“Tahun 2016 saya mendapat penghargaan dari Bupati, sebagai Kades inovatif, dan meraih penghargaan Desa Ketahanan Pangan. Kemudian dapat penghargaan yang sama dari Gubernur Jawa Barat,” ujar Lukman.
“Sering Desa kami dapat kunjungan dari negara lain, dan saya sering mendapat undangan jadi pembicara di seminar-seminar. Bahkan pernah menjadi pembicara nasional dalam diskusi bertemakan soal pembangunan desa yang diadakan Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal,” sambungnya.
2020, Fokus pada program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Hal menarik lainnya dari sosok Kades yang dikenal ramah, Lukman berani melakukan terobosan, menggunakan anggaran dana desa (DD) dalam upaya membangun desa, pada sektor pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM), selain pembangunan infrasturktur.
“Kalau terus-terusan pembangunan infrastruktur, tidak ada habis-habisnya. Tahun 2020 harus lebih fokus pada program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, sesuai harapan Bapak Presiden, SDM unggul.”sebut Lukman.
Lukman menjelaskan, sejumlah program yang sudah dilaksanakan, diantaranya, mendirikan Kampus Bantarsari Leadership Entrepreuneur.
“Siswanya kami rekrut dari anak-anak muda usia 17-25 tahun. Kuliah setiap hari Sabtu, selama 6 bulan di Aula kantor Desa. Materinya, Leadership, Publik Speaking, Marketing digital, dan Entrepreneur,” jelas Lukman.
“Alhamdulillah angkatan pertama sudah lulus sebanyak 25 orang, Oktober kemarin. Terakhir, untuk tambah pengalaman, mereka kami ajak ke gedung DPRD, bertemu para anggota Dewan, biar tahu seperti apa sih kerjanya para wakil Rakyat,” ucap Lukman yang punya latar belakang guru.
Selanjutnya, kata Lukman. Kita akan lakukan evaluasi, output dari pendidikan dan pelatihan ini, hasilnya seperti apa.
“Kedepan, jika ini berhasil, akan terus dilaksanakan secara berjenjang, bahkan akan tambah kelas baru. Khusus kelas untuk guru-guru, sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah yang di Desa Bantarsari. Kelas khusus orangtua, sebagai upaya mengubah mainset, cara berpikir orang tua dalam mendidik anak,” paparnya.
“Jika pendidikan dirumah sudah berjalan baik dalam mendidik anak, Insya Allah Desapun akan menjadi lebih baik,” imbuhnya.
Lukman mengaku, masih banyak keinginan-keinginan, seperti memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi, memberdayakan warga yang punya keahlian-keahlian khusus.
Harapannya begitu besar, memajukan masyarakat Desa, membangun Desa kedepannya. Dia menyadari keterbatasan dirinya, sementara kepercayaan masyarakat begitu besar padanya.
“Saya juga akan buat forum diskusi berjenjang dengan mengundang semua elemen masyarakat, kita akan bawa kemana Desa Bantarsari ke depannya,” kata Lukman.
Lukman berharap lewat forum diskusi tersebut, akan dapat banyak masukan, ide dan gagasan baru yang pada akhirnya bisa menjadi pedoman dalam Rencana program jangka menengah (RPJM) Desa.
“Doakan ya, semoga di periode kedua ini, Desa Bantarsari semakin maju dan berkembang, ” tutupnya. (Nurjaya)