Swara Pendidikan (Baktijaya, Kota Depok) – Guna melestarikan seni budaya Sunda, K3S bersama PGRI Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) bagi siswa-siswi sekolah dasar (SD) tingkat Kecamatan Sukmajaya tahun 2023 di SDN Mekarjaya 31, Komplek Perumahan Pelni, Kelurahan Baktijaya, Kamis (15/6/23).
FTBI yang biasanya disebut Pasanggiri itu diikuti sekolah dasar negeri sebanyak 31 sekolah dan enam sekolah swasta dibuka Pengawas SD wilayah Sukmajaya, Ade Sukma, dihadiri pula Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Sukmajaya, Arif Suryadi, Ketua PGRI Kecamatan Sukmajaya, Supardi, para pengawas dan ketua Gugus Sekolah.
Ketua Panitia Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang juga Kepala UPTD SDN Mekarjaya 31, Hj Betty Nurbaiti menjelaskan, FTBI merupakan kegiatan terakhir dari lomba-lomba pendidikan (LLP) wilayah Kecamatan Sukmajaya.
Didalam kegiatan FTBI, ada lima mata lomba yang diselenggarakanya bernuansa budaya Sunda.
Kelima mata lomba tersebut, yakni Ngadongeng (mendongeng), Biantara (pidato), Maca Sajak (membac sajak), Nembang Pupuh ( tembang tradisi), Baca Jeung Nulis Sunda Aksara Sunda (membaca dan menulis aksara Sunda).
“FTBI atau pasanggiri sehari ini diikuti sebanyak 123 peserta putra-putri dari 31 sekolah negeri dan enam sekolah swasta,” kata Bunda Betty sapaan akrab Ketua panitia FTBI Kecamatan Sukmajaya itu.
Tujuan diadakan FTBI, menurut dia, ingin mengembangkan dan melestarikan seni budaya Sunda di Kota Depok.
Meski pun Kota Depok terdapat multi etnis, seperti Jawa, Sunda, Sumatera, Sulawesi dan daerah lain, lanjutnya, namun Depok bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang notabene etnis budayanya Sunda. Sehingga seni budaya Sunda menjadi muatan lokal (mulok) kurikulum di sekolah-sekolah yang ada di Kota Depok.
“Jadi FTBI juga implementasi mata pelajaran bahasa Sunda yang ada di sekolah-sekolah,” ujarnya.
Selain itu kegiatan FTBI, menurut Betty, sekaligus menjadi benteng bagi peserta didik yang merupakan generasi muda dari derasnya pengaruh negatif dari manca negara.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melindungi dan melestarikan seni budaya Indonesia khususnya budaya Sunda kepada peserta didik sebagai generasi muda,” pungkasnya. (jaya)