• BERITA UTAMA
    • NASIONAL
    • Internasional
    • KABAR DAERAH
    • METROPOLITAN
  • KABAR SEKOLAH
    • SMA
    • SMK
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • MI/DINIYAH
    • PAUD/TK
  • KABAR KAMPUS
  • KABAR PESANTREN
  • MENULIS
    • Artikel Guru
    • Artikel Dosen/Mahasiswa
    • Opini
  • TIPS EDU
  • EDU INFO
    • Klik Pendidikan
    • Info Pendidikan
    • Info Guru
  • INSPIRASI PENDIDIKAN
    • Inspirasi
  • JEJAK PRESTASI
  • E-PAPER
  • LAINNYA
    • Profil Sekolah
      • SMK
      • SMA
      • MA
      • SMP
      • MTS
      • SD
      • TK/PAUD
      • MI/DINIYAH
    • Ruang Sastra
      • Cerpen
      • Puisi
    • ULASAN BUKU
      • BAHAN AJAR
      • BUKU UMUM
    • SAPA WILAYAH
      • Kecamatan Beji
      • Kecamatan Bojongsari
      • Kecamatan Cilodong
      • Kecamatan Cimanggis
      • Kecamatan Cinere
      • Kecamatan Cipayung
      • Kecamatan Limo
      • Kecamatan Pancoran Mas
      • Kecamatan Sawangan
      • Kecamatan Sukmajaya
      • Kecamatan Tapos
    • WAWASAN PUBLIK
      • Parlemen
      • Pemerintahan
      • Peristiwa
      • Politik
      • Sosial
      • Suara Publik
      • Ekonomi & Bisnis
      • Infotaintment
      • Opini
Swara Pendidikan
  • Login
Monday, December 29, 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Swara Pendidikan
No Result
View All Result

Hilangnya Keteladanan Akibat Suami Koruptor

Oleh: Rd. Yudi Anton Rikmadani Dosen Hukum Pidana dan Ketua LBH STIH Prof. Gayus Lumbuun

by SWARA PENDIDIKAN
27 August 2025
in Opini
0
Hilangnya Keteladanan Akibat Suami Koruptor

Dalam keluarga, seorang suami tidak hanya dipandang sebagai kepala rumah tangga, tetapi juga sebagai teladan moral dan penopang utama yang memberi arah, perlindungan, serta kepercayaan. Namun, bagaimana bila figur yang seharusnya menjadi panutan justru terjerumus dalam praktik korupsi? Tentu bukan hanya negara dan masyarakat yang dirugikan, melainkan juga keluarga yang kehilangan sosok teladan.

Korupsi memang merugikan keuangan negara, tetapi dampaknya jauh lebih dalam: keluarga ikut terluka. Istri harus menanggung malu, anak-anak memikul stigma sosial, dan keluarga besar terseret dalam cibiran masyarakat. Seorang suami yang melakukan korupsi sesungguhnya telah gagal menjalankan tanggung jawab moralnya. Alih-alih mengajarkan nilai kejujuran dan kerja keras, ia justru meninggalkan contoh buruk: bahwa jalan pintas dan kerakusan dapat ditempuh demi memenuhi ambisi. Lalu, bagaimana anak bisa percaya pada nasihat “jangan mencuri” jika ayahnya sendiri merampas hak publik?

Keluarga seharusnya menjadi ruang pertama untuk menanamkan integritas. Anak-anak belajar arti tanggung jawab dari tindakan orang tuanya. Ketika seorang suami tersandung kasus korupsi, bukan hanya citra dirinya yang runtuh, tetapi fondasi moral keluarga ikut goyah. Tidak jarang, kasus korupsi membawa penderitaan ganda. Di satu sisi, aparat hukum menjerat sang suami dengan hukuman pidana. Di sisi lain, keluarga yang ditinggalkan harus menghadapi tekanan sosial dan psikologis. Stigma “keluarga koruptor” begitu mudah melekat, seakan mereka turut bersalah, meski sesungguhnya mereka juga korban.

Suami yang tidak menjadi teladan karena korupsi menyeret keluarganya ke dalam pusaran stigma. Istri kerap dicibir seakan ikut menikmati hasil korupsi, anak-anak di sekolah dipandang penuh kecurigaan, bahkan tetangga dan kerabat turut menanggung rasa malu. Lebih jauh, praktik korupsi yang dilakukan seorang kepala keluarga memperburuk kepercayaan publik terhadap institusi yang diwakilinya. Dari satu kasus, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan pada sistem hukum, birokrasi, bahkan moral pejabat secara umum.

BACA JUGA

Waspada! Modus Penipuan Digital Kian Canggih di WhatsApp dan Facebook

Hukum Bisa Direkayasa Tapi Alam tak Pernah Bohong

Guru, Penjaga Peradaban di Tengah Dunia yang Terus Berubah

Politik, Ruang Dinamis yang Penuh Warna

Dalam konteks ini, jelaslah bahwa korupsi bukan sekadar tindak pidana, tetapi juga pengkhianatan terhadap keluarga sendiri. Seorang suami yang ideal seharusnya menjadi teladan bagi istri dan anak-anaknya: jujur, adil, dan bertanggung jawab. Menjadi teladan bukan berarti tanpa salah, melainkan selalu berupaya menjaga integritas dan memberikan contoh yang baik. Harta berlimpah hasil korupsi mungkin bisa membangun rumah mewah, tetapi tidak akan pernah bisa membangun martabat.

Karena itu, setiap kepala keluarga, khususnya suami, perlu menyadari bahwa perannya jauh melampaui sekadar pencari nafkah. Ia adalah cermin integritas. Dan integritas itu bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga menjadi warisan moral bagi generasi yang akan datang.**

Rd. Yudi Anton Rikmadani
Dosen Hukum Pidana dan Ketua LKBH STIH Prof Gayus Lumbuun

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

BeritaTerkait

Waspada! Modus Penipuan Digital Kian Canggih di WhatsApp dan Facebook
Opini

Waspada! Modus Penipuan Digital Kian Canggih di WhatsApp dan Facebook

by SWARA PENDIDIKAN
25 December 2025
0
0

Di era digital, WhatsApp dan Facebook telah menjelma menjadi ruang...

Read more
Hukum Bisa Direkayasa Tapi Alam tak Pernah Bohong

Hukum Bisa Direkayasa Tapi Alam tak Pernah Bohong

7 December 2025
0
Guru, Penjaga Peradaban di Tengah Dunia yang Terus Berubah

Guru, Penjaga Peradaban di Tengah Dunia yang Terus Berubah

25 November 2025
0

Politik, Ruang Dinamis yang Penuh Warna

14 November 2025
0

Guru Gen Z di Tengah Kelas Gen Alpha: Peluang dan Tantangan di Era Digital

6 November 2025
0

97 Tahun Sumpah Pemuda, Semangat yang Tak Pernah Padam

27 October 2025
0
Next Post
Sekolah di Kecamatan Lembang Jalani ANBK 2025, Akses Jaringan Jadi Kendala

Sekolah di Kecamatan Lembang Jalani ANBK 2025, Akses Jaringan Jadi Kendala

https://datapers.dewanpers.or.id/media/certificate

2025 © swarapendidikan.co.id

TENTANG KAMI

  • Disclaimer
  • KERJAMASA DAN IKLAN
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • LOKER / MAGANG
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • KERJAMASA DAN IKLAN
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
    • KODE ETIK JURNALISTIK
  • LOKER / MAGANG
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

2025 © swarapendidikan.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In