Swara Pendidikan.co.id (BOGOR) – Kepala Balai Pengawasan, Pelayanan dan Pendidikan (BP3) Wilayah 1 Bogor, Herry Pansila Prabowo meminta kepada SMA yang ada di wilayah Kota dan kabupaten Bogor yang telah ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Pembinanaan SMA sebagai SMA rujukan untuk bisa untuk memberikan layanan penyelenggaraan pendidikan yang lebih berkualitas. Sebab menurut Kepala BP3 Wilayah 1, syarat untuk menjadi sekolah rujukan, selain harus memenuhi delapan standar yang ditetapkan, juga sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013, memiliki ruangan atau lahan yang cukup, tidak ada sistem pembelajaran yang double shift dan Sumber Daya Manusianya memadai. Demikian dikatakan Herry Pansila usai membuka Workshop penyusunan naskah dan aplikasi E- modul program SMA Rujukan di SMA Negeri 1 Kota Bogor dan di aula BJB Kab. Bogor, beberapa waktu lalu.
Herry menambahkan, penyelenggaraan program SMA Rujukan dimaksudkan sebagai salah satu upaya pembinaan sekolah oleh pemerintah secara langsung untuk percepatan dan perluasan peningkatan mutu pendidikan. Serta diharapkan dapat menjadi rujukan bagi sekolah lain di sekitarnya
“Dengan status sebagai sekolah rujukan, SMA yang ada diwilayah Kota dan Kabupaten dituntut harus bisa menularkan ke sekolah lain untuk mempercepat mutu pendidikan daerah ke tingkat nasional. Jadi sekolah yang telah ditunjuk sebagai sekolah rujukan, harus mau berbagi dengan sekolah lain, terkait tips, dan cara mengembangkan serta memajukan dunia Pendidikan,” jelas Herry.
Dirinya berharap SMA rujukan yang ada di Kota Bogor, seperti SMAN 1 dan SMAN 3 Kota Bogor, dan di Kabupaten Bogor, seperti, SMAN 2 Cibinong, SMAN 1 Cisarua, SMAN 1 Mega Mendung, SMA Plus PGRI 1 Cibinong, SMA Fathan Mubina, dan SMA Amaliah. Menjadi contoh bagi penyelenggaraan pendidikan yang unggul tidak hanya dalam hal prestasi akademik namun memiliki karakter yang kuat pada keunggulan nonakademik tertentu. (Harlis)