Swara Pendidikan (Bojongsari, Depok)- Meski telah memasuki usia 69 tahun dan pensiun dari dunia pendidikan sejak 2006, Hasanudin, warga Kelurahan Duren Seribu, Bojongsari, tetap aktif mengabdi kepada masyarakat. Sosok yang akrab disapa Obos ini dikenal sebagai tokoh masyarakat yang telah berkiprah dalam berbagai organisasi sosial sejak usia muda.
Obos memulai pengabdiannya di dunia pendidikan pada tahun 1981 sebagai guru di SDN Rawa Kalong 3, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Selama 35 tahun mengajar, dia pernah berpindah tugas di berbagai sekolah, di Cidokom dan Cibinong, sebelum akhirnya kembali mengajar di SDN Rawa Kalong 3 hingga masa pensiunnya.
“Saat saya mulai mengajar tahun 1981, belum ada listrik di daerah tempat saya bertugas. Kami menonton televisi menggunakan aki. Barulah sekitar tahun 1990-an listrik masuk ke wilayah itu,” kenang Obos saat ditemui awak media di kediamannya di Duren Seribu, Kamis (24/4/2025).
Obos menceritakan bagaimana medan yang harus ditempuh untuk mengajar, saat itu sangat menantang. Kalau musim hujan, jalanan becek dan celana pasti kotor, tapi saya tetap bersyukur bisa menjalani profesi sebagai pendidik.
“Untuk mempermudah aktivitas, saya mengontrak rumah di Rawa Kalong selama 13 tahun sebelum akhirnya, saya kembali menetap di kampung halamannya,” kata Obos penuh kenangan.
Setelah pensiun, Obos justru semakin aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Dia dipercaya menjadi Ketua RW 08, Kelurahan Duren Seribu sejak tahun 2008, sebuah amanah yang terus diembannya hingga kini.
Tak hanya itu, sejak 2010, dia juga menjabat sebagai Ketua Makam Duren Seribu dan Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Duren Seribu. Selain itu, Obos juga aktif di organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) serta sempat menjabat sebagai Ketua Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) Duren Seribu hingga tahun 2023.
Sebagai bentuk pengabdiannya, Obos turut mendirikan posyandu di depan rumahnya untuk melayani kebutuhan kesehatan ibu dan anak di lingkungan sekitarnya. Dia juga membangun kolam ikan gurame yang dimanfaatkan warga sebagai tempat hiburan dan relaksasi.
“Pesan saya untuk para pensiunan dan yang akan pension, jangan banyak pikiran. Tetap jaga kesehatan dengan olahraga yang cukup, pola makan yang sehat, dan tidur yang berkualitas,” pesan suami dari Arsiah (56), yang dikaruniai empat orang anak dan lima cucu.
Dedikasi Hasanudin dalam dunia pendidikan dan kemasyarakatan menjadi contoh nyata bahwa pengabdian tidak mengenal usia. Sosoknya terus menginspirasi, bukan hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai pemimpin dan pelayan masyarakat sejati.**
Editor : NJ Saputra