Penulis : Dadang Muhtar, S.Pd.
(Operator Sekolah SD Negeri Cikumpa, Sukmajaya – Depok)
Kalau kita sudah berkisah tentang sekolah, biasanya pihak yang sering tersorot adalah siswa, guru, dan kepala sekolah. Ketiga komponen ini seringkali dijadikan bahan kajian, penelitian, hingga kritik baik dari kalangan pejabat pemerintah maupun masyarakat pada umumnya.
Serunya, pembahasan tentang siswa, guru, dan kepala sekolah pada dasarnya saling berhubungan.
Semisal, ketika pemerintah menyoroti rendahnya nilai literasi siswa, maka pihak yang tersalah bisa saja guru dan kepala sekolah. Karena kompetensi guru kurang, literasi siswa jadi rendah. Karena kepala sekolah “kurang gerak”, kompetensi guru jadi mandek.
Meski begitu ceritanya, ada satu pihak lain di balik layar yang tidak boleh kita lupakan peran pentingnya.
Siapakah mereka? Mereka adalah operator sekolah.
Operator Sekolah (OPS) adalah istilah yang umum disandang oleh pengelola data di tingkat satuan pendidikan. Penjaringan informasi di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) berawal di tingkat satuan pendidikan, baik entitas satuan pendidikan, peserta didik, dan juga pendidik dan tenaga kependidikan. Satuan pendidikan tidak lain adalah sumber informasi dalam pendataan Dapodik.
Operator sekolah, bertugas tak kenal waktu. Jika jaringan meminta bangun jam 2 dini hari. Mereka harus bangun. Segala data wajib di entry. Kalau tidak, pencairan dana bos dan sertifikasi guru jadi taruhan.
Seiris dengan namanya, operator sekolah atau yang sering disingkat OPS adalah mereka yang bertugas mendukung operasional sekolah secara aktif.
Terkadang, saking banyaknya beban, OPS seakan “dipaksa” untuk bekerja secara multitasking. Urusan administrasi guru A belum selesai, eh, kepala sekolah meminta si operator untuk menginput data siswa untuk kemudian di unggah ke situs Dapodik (Data Pokok Peserta Didik).
OPS kerjanya mengurusi administrasi sekolah, administrasi siswa, administrasi guru dan kepala sekolah, administrasi keuangan sekolah, administrasi sarana dan prasarana, serta berbagai kegiatan tak terduga lainnya.
Operator Sekolah (OPS), Pengabdian Yang Tak Kenal Lelah. Malam tak jadi alasan mereka berhenti bekerja ketika tugas memanggil. Lelah tak jadi penghalang mereka berjuang ketika deadline tugas melambai-lambai. Tak peduli otak ngebul, tak peduli mata ngantuk. Yang penting laporan selesai.
Hadirnya selalu dirindukan di sekolah. Dijarinya tersimpan pasword-pasword rahasia sekolah. Matanya berkantung, bukti kurang tidur demi tugas sekolah.
Tempat mereka dimana? Kebanyakan mereka berada dipojok ruang kepala sekolah, atau diruangan guru. Tapi banyak yang tidak menyangka, diruangan kecil itulah berpusat segala kegiatan administrasi sekolah. Salah-satu tempat penentu maju mundurnya sebuah sekolah.
Operator sekolah, bertugas tak kenal lelah. Meski diluar jam kerja, ketika atasan meminta datang, mereka harus datang, kalau tidak nama baik sekolah dipertanyakan.
Operator sekolah, bertugas tak kenal tempat. Ketika tiba musim pengentrian data Aset atau BOS, mereka banyak ditemukan selonjoran di teras kantor-kantor pemerintahan. Melaksanakan tugas negara. bahkan sampai malam hari.
Jika malam hari menemukan ibu-ibu selonjoran di teras kantor pemerintahan, dengan sebuah laptop dan beberapa dokumen, kemudian matanya berkantung. Jangan takut, itu bukan Suzana. He… he… he.. Itu Operator Sekolah sedang cari sinyal. Perlakukan mereka dengan baik. Karena mereka adalah pejuang data.
Mereka juga suka sekali kerja kelompok. Kalau kerja kelompok terasa asik buat mereka. ada beberapa candaan tetapi kerjaan selesai. Hingga tumpukan makanan cemilan pun ngga luput dibawa. Jadi, sebenarnya mereka itu suka makan, tetapi ngga gemuk-gemuk karena pikirannya ngebul terus. He …. He…. He …..
Kalimat paling horor bagi operator sekolah. Mengisyaratkan bahwa data deadline dan ditunggu maksimal jam 12.00. Jam 12.00 malam yaa. Karena cinta dan tanggung jawab terhadap tugas, mereka selesaikan meski sampai larut malam, bekerja berpacu dengan waktu.
Ketelitian sungguh-sungguh diminta. Meski harus mengorbankan waktu dengan keluarga Tapi benarlah kata orang, cinta itu buta. Kecintaan dan tanggung jawab terhadap tugas ternyata bisa menepis rasa takut meski harus sampai larut malam berada di sekolah.
Operator Sekolah. Sering disebut jantung sekolah. Jantung adalah pusat peredaran darah keseluruh tubuh. Bagaimana jika jantung sakit? Sakit pulalah organ-organ tubuh yang lain. Bagaimana jika jantung tidak bekerja? Berakhirlah kehidupan seseorang.
Semoga kelak pemerintah bisa menjaga operator sekolah layaknya manusia menjaga jantung. Memberi nutrisi yang cukup buat jantung. Agar jantung sehat dan berfungsi dengan baik.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”. (Soekarno). ***