Swara Pendidikan (Jepara) — Libur sekolah bukan libur belajar menjadi pesan tegas Wakil Ketua Komisi C DPRD Jepara kepada para orang tua di tengah momentum liburan panjang. Ia menekankan pentingnya menjaga kontinuitas pembelajaran, pendampingan anak, serta pengawasan penggunaan gawai selama masa libur sekolah.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Jepara, Imam Subhi, S.Kep.Ns., MM., M.Kes., menyampaikan bahwa proses belajar tidak selalu berlangsung di ruang kelas. Menurutnya, lingkungan rumah dan masyarakat justru dapat menjadi ruang pembelajaran yang efektif jika dimanfaatkan dengan baik oleh orang tua dan keluarga.
“Pembelajaran itu tidak hanya terjadi di sekolah. Di rumah, di lingkungan sekitar, bahkan dalam aktivitas sosial sehari-hari, anak-anak tetap bisa mendapatkan nilai-nilai pembelajaran yang penting bagi perkembangan karakter dan kepribadian mereka,” ujar Imam Subhi saat ditemui di Gedung DPRD Jepara, Senin (29/12/2025).
Ia mengajak para orang tua di Jepara untuk memanfaatkan masa libur sekolah secara produktif dengan tetap memberikan pendampingan belajar kepada anak. Menurutnya, libur sekolah bukan libur belajar, melainkan waktu yang tepat untuk memperkuat pendidikan karakter, kedisiplinan, dan kebiasaan belajar mandiri.
Imam juga mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap pergaulan anak selama liburan. Ia menilai, kurangnya kontrol dapat membuka peluang terjadinya pergaulan bebas yang berisiko bagi masa depan anak.
“Kita jaga bersama anak-anak kita. Jangan sampai liburan justru membawa dampak negatif. Orang tua harus hadir, mendampingi, dan memastikan anak tetap berada dalam lingkungan yang aman dan positif,” tegasnya.
Selain itu, ia menyoroti penggunaan gadget yang cenderung meningkat saat libur sekolah. Tanpa pengawasan yang memadai, pemanfaatan gawai dikhawatirkan tidak tepat sasaran dan mengurangi nilai pembelajaran. Oleh karena itu, peran orang tua dinilai sangat penting untuk mengarahkan penggunaan teknologi secara bijak dan edukatif.
Imam Subhi menambahkan, anak-anak sebaiknya tetap memiliki target pembelajaran selama liburan, seperti menambah bacaan, memperdalam pemahaman pelajaran, menghafal Al-Qur’an, atau meningkatkan keterampilan lain sesuai minat dan bakat mereka. Dengan demikian, ketika kembali ke sekolah, siswa tidak memulai proses belajar dari nol.
“Liburan seharusnya menjadi waktu untuk memperkuat apa yang sudah dipelajari. Baik dari sisi akademik, keagamaan, maupun kepekaan sosial. Ini adalah tanggung jawab bersama antara sekolah, orang tua, dan lingkungan,” pungkasnya.**




