Swara Pendidikan (Limo, Depok) – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh setiap 25 November, SDIT Darojaatul Uluum mengadakan sejumlah kegiatan apresiasi bagi para pendidik. Di momen tersebut, Swara Pendidikan berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Kepala Sekolah SDIT Darojaatul Uluum, Ulil Amri, M.Pd., untuk menggali pandangannya terkait makna HGN, fenomena guru masa kini, serta arah pendidikan ke depan.
Berikut petikan wawancaranya:
Swara Pendidikan (SP): Apa makna Hari Guru Nasional bagi Bapak sebagai kepala sekolah dan bagi institusi secara umum?
Ulil Amri: “Bagi saya pribadi, Hari Guru Nasional adalah momentum refleksi dan apresiasi. Refleksi atas perjalanan panjang para guru dalam mendidik, membimbing, dan menginspirasi peserta didik, serta apresiasi atas dedikasi mereka yang tidak pernah padam. Guru adalah garda terdepan dalam menciptakan generasi berkarakter dan berpengetahuan.
Bagi sekolah, Hari Guru adalah pengingat bahwa keberhasilan institusi tidak akan terwujud tanpa guru yang tulus, profesional, dan terus belajar. Ini hari untuk menyatukan semangat, memperkuat kolaborasi, serta memperteguh komitmen menuju pendidikan yang lebih baik.”
SP: Tema HGN tahun ini adalah pembelajaran mendalam. Bagaimana sekolah mengimplementasikan konsep tersebut?
Ulil Amri: “Pembelajaran mendalam bukan hanya memahami materi, tetapi memampukan siswa berpikir kritis, kreatif, dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Di sekolah kami, konsep ini diwujudkan melalui:
• Pembelajaran berbasis proyek dan konteks nyata,
• Penguatan karakter dan Profil Pelajar Pancasila,
• Pemanfaatan teknologi edukasi untuk meningkatkan interaksi dan kemandirian belajar.
Guru berperan sebagai fasilitator, bukan hanya penyampai materi. Mereka membimbing siswa menemukan pengetahuan. Karena itu, kami terus mendorong guru meningkatkan kompetensi melalui pelatihan, komunitas belajar, dan inovasi pembelajaran.”
SP: Secara umum, bagaimana Bapak melihat fenomena guru saat ini?
Ulil Amri: “Guru kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks—perkembangan teknologi yang cepat, kebutuhan belajar siswa yang beragam, serta tuntutan profesionalisme yang tinggi. Namun, saya melihat guru semakin adaptif, kreatif, dan tak kenal lelah berinovasi demi kemajuan siswa.
Mereka tidak hanya mengajar, tetapi menjadi teladan, motivator, bahkan konselor. Guru tetap menjadi sosok utama dalam transformasi pendidikan.”
SP: Apa harapan Bapak untuk para guru di seluruh Indonesia, khususnya di sekolah ini?
Ulil Amri: “Saya berharap guru terus menjaga semangat belajar sepanjang hayat, terbuka terhadap perubahan, dan tidak takut berinovasi. Jadilah guru yang menghadirkan pembelajaran bermakna, menyentuh hati, dan membuka wawasan siswa. Khusus bagi guru di sekolah kita, saya berharap kita semakin solid sebagai satu keluarga besar yang saling menguatkan. Mari bekerja dengan niat ibadah, memprioritaskan karakter dan masa depan anak-anak yang dititipkan kepada kita. Semoga Allah membalas setiap langkah dan kebaikan para guru dengan pahala berlipat ganda.”
Profil Singkat Ulil Amri, M.Pd.
- Pengalaman mengajar: 5 tahun
- Pengalaman sebagai kepala sekolah: 14 tahun
- Riwayat:
- MTs Salafiyah (2005–2007)
- MTsN 19 Pondok Labu (2007–2008)
- Guru SDIT Darojaatul Uluum (2008–2010)
- Kepala Sekolah SDIT Darojaatul Uluum (2011–2025)
(Amr)




