Swara Pendidikan (Jepara) — Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 (SMPN 1) Mayong terus melakukan terobosan untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan siswanya. Salah satu inovasi yang kini diterapkan adalah penggunaan kartu perpustakaan ber-barcode yang terintegrasi langsung dengan sistem aplikasi peminjaman buku.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 1 Mayong, Tony Wijaya, menjelaskan bahwa digitalisasi layanan perpustakaan ini dilakukan untuk menghapus sistem manual yang selama ini memperlambat proses peminjaman.
“Inovasi ini membuat anak-anak menggunakan kartu perpustakaan yang di dalamnya ada barcode. Jadi tidak lagi manual, semuanya langsung terintegrasi dengan aplikasi,” ujar Tony saat ditemui di perpustakaan sekolah, Senin (17/11/2025).
Jumat Literasi Dorong Siswa Wajib Membaca
Untuk meningkatkan minat baca, sekolah menerapkan program wajib Jumat Literasi yang digelar setiap empat minggu sekali. Pada program ini, seluruh siswa diwajibkan membaca buku yang disediakan, kemudian membuat ringkasannya.
“Setiap empat minggu sekali kami adakan Jumat Literasi. Anak-anak kami wajibkan membaca, kemudian diringkas dan dikumpulkan,” jelas Tony.
Ia mengakui, tantangan terbesar adalah menurunnya minat baca buku fisik karena siswa lebih tertarik pada gawai dan media digital. Untuk mengatasi hal ini, sekolah menambah koleksi cerita anak, cerita rakyat, dan jenis bacaan yang lebih atraktif.
“Rata-rata anak sekarang minat baca bukunya berkurang. Mereka lebih senang digital. Karena itu kami tambah koleksi buku cerita agar lebih menarik,” tambahnya.

Koleksi Bertambah, Layanan Peminjaman Kian Mudah
Menurut Tony, koleksi perpustakaan terus bertambah setiap tahun, terutama untuk buku cerita yang paling diminati siswa. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan novel, meskipun jumlahnya masih terbatas. Untuk peminjaman, siswa diberi waktu tiga hari sebelum buku harus dikembalikan.
Ke depan, perpustakaan SMPN 1 Mayong tidak hanya diharapkan menjadi ruang membaca, tetapi juga menjadi ruang diskusi dan kreativitas siswa.
“Harapan kami, perpustakaan bukan hanya tempat baca, tapi juga arena bermusyawarah dan menelurkan ide-ide saat jam istirahat. Dengan begitu, secara tidak langsung pengetahuan mereka bertambah lewat buku,” pungkasnya.**




