Swarapendidikan (Jepara) – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Jepara terus menunjukkan taringnya di kancah prestasi non-akademik. Madrasah ini berhasil mencatatkan rekor dengan meraih gelar Juara Umum Pesta Siaga Putra dan Putri dua tahun berturut-turut di tingkat kabupaten.
Kepala MIN 1 Jepara, Nur Faizah, dalam wawancara eksklusif bersama Swara Pendidikan di ruang kerjanya, Jumat (7/11/2025), mengungkapkan bahwa keberhasilan tersebut bukan diraih secara instan, melainkan hasil dari proses pembinaan yang panjang dan disiplin tinggi.
“Latihan rutin setiap pagi sebelum masuk itu satu jam sudah wajib. Menjelang lomba, kami rutin melakukan pertemuan dengan wali murid untuk meminta persetujuan agar anak-anak dapat digegas latihan secara full time. Target kami jelas: juara,” tutur Nur Faizah.
Prestasi non-akademik MIN 1 Jepara tidak hanya berhenti di level kabupaten. Tim Siaga MIN 1 Jepara juga meraih Juara 1 kategori vlog di Kwarda Jawa Tengah. Selain Pramuka, ekstrakurikuler Polisi Cilik (Pocil) juga menjadi andalan, dengan torehan Juara 2 dan 3 tingkat kabupaten.
Faizah menjelaskan, keberhasilan Pocil dibentuk melalui latihan berdisiplin tinggi layaknya TNI, dengan pembina dari luar madrasah yang bersedia melatih tanpa bayaran. Sementara pembinaan Pesta Siaga dilakukan oleh tim Bina Damping internal yang didukung oleh Kwarda Jepara.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara, yang memberikan dukungan nyata berupa bantuan finansial dari Bupati dan Wakil Bupati saat tim MIN 1 Jepara berlaga ke tingkat provinsi.
Motivasi juara menjadi budaya kuat di lingkungan madrasah tersebut. “Kalau lomba tidak dapat juara, anak-anak bisa menangis. Contohnya kemarin, Siaga bola enggak masuk satu, dia nangis terus sampai pengumuman, padahal tetap juara satu. Kami tanamkan target juara sebagai motivasi diri, bukan kesombongan,” ujarnya tersenyum.
Meski unggul di bidang non-akademik, Faizah mengakui MIN 1 Jepara masih menghadapi tantangan di bidang akademik, terutama dalam ajang Olimpiade Sains.
“Kelemahan kami adalah keterbatasan SDM untuk membina Olimpiade. Guru kami itu-itu saja. Belum lagi jadwal Olimpiade sering bentrok dengan kegiatan besar seperti Pesta Siaga atau Jambore,” jelasnya.
Sebagai langkah strategis, pihak madrasah tengah menyiapkan inovasi baru berupa pembukaan “Kelas Olimpiade” pada tahun ajaran mendatang.
“Ini upaya kami. Kami sudah coba program A dan B, tapi belum berhasil penuh. Sekarang kami akan coba program C, salah satunya dengan membuka Kelas Olimpiade,” tutup Nur Faizah penuh optimisme.**




