Swara Pendidikan (Sawangan, Depok) – Di tengah meningkatnya persoalan sampah rumah tangga, sejumlah remaja dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Sacerba Sawangan menunjukkan langkah nyata. Mereka belajar langsung cara mengelola sampah organik menjadi sumber ekonomi lewat kunjungan edukatif ke Rumah Maggot Sawangan Eco Farm, Kamis (16/10/2025).
Kunjungan ini bukan sekadar wisata edukasi, tapi juga bentuk nyata kepedulian generasi muda terhadap lingkungan. Para remaja tampak antusias mengikuti proses budidaya maggot—larva yang mampu mengurai sampah organik dengan cepat sekaligus menghasilkan pakan ternak bernilai jual.
Lurah Sawangan, Fahrudin Ali Ahmad, yang turut mendampingi kegiatan tersebut, mengungkapkan apresiasinya terhadap semangat para remaja yang ingin belajar langsung tentang pengelolaan sampah.
“Anak-anak ini perlu mendapat pengalaman nyata, bukan hanya teori. Dengan melihat langsung prosesnya, mereka bisa memahami bahwa sampah sebenarnya punya nilai ekonomi dan bisa jadi solusi lingkungan,” kata Fahrudin.
Menurutnya, Rumah Maggot Sawangan Eco Farm merupakan salah satu lokasi percontohan pengelolaan sampah organik berbasis masyarakat di Kelurahan Sawangan. Ia berharap, kegiatan serupa dapat menginspirasi wilayah lain untuk mengembangkan inovasi lingkungan yang melibatkan remaja.
“Kami ingin mereka tumbuh menjadi duta lingkungan di lingkungannya masing-masing, menyebarkan semangat peduli dan bertanggung jawab terhadap sampah,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga melakukan praktik langsung: memilah sampah, memberi pakan maggot, hingga memahami siklus penguraiannya.
Salah satu anggota PIK-R mengaku baru tahu bahwa maggot bisa menjadi solusi ramah lingkungan yang menguntungkan.
“Ternyata menarik banget. Dari sampah dapur bisa jadi pakan ternak dan bantu lingkungan jadi bersih,” katanya penuh semangat.
Dengan kegiatan seperti ini, PIK-R Sacerba menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan tidak harus dimulai dari hal besar.
Langkah kecil seperti belajar mengelola sampah bisa menjadi awal perubahan besar bagi masa depan bumi.
“Kami percaya, membentuk kebiasaan baik sejak remaja akan berdampak besar untuk lingkungan,” tutup Fahrudin.**
(Dib)