Swara Pendidikan (Jepara) – Upaya pelestarian seni ukir sebagai warisan budaya lokal menjadi prioritas penting dalam dunia pendidikan di Kabupaten Jepara. Di sisi lain, pengembangan kompetensi di bidang koding dan kecerdasan buatan (AI) juga terus digencarkan agar generasi muda mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Hal tersebut disampaikan oleh Sucipto, S.Pd., M.Pd., Kepala K3S Kabupaten Jepara sekaligus Wakil Ketua PGRI Kabupaten Jepara, saat diwawancarai jurnalis Swara Pendidikan di SDN 1 Tunggul Pandean, Nalumsari, Jepara, Kamis (21/8/25). Ia menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Bupati Jepara melalui program MULUS (Makmur, Unggul, Lestari, dan Religius).
“Generasi muda Jepara harus mampu menjaga seni ukir sebagai identitas budaya sekaligus menguasai teknologi modern. Dengan begitu, mereka siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan akar budaya,” ujarnya.

Untuk mendukung peningkatan kompetensi guru, pemerintah mengadakan diklat pembelajaran koding dan AI bagi guru serta kepala sekolah penerima dana BOS Kinerja (BOSKIN). Sementara sekolah yang tidak menerima BOSKIN tetap diimbau mengikuti pelatihan secara mandiri, khususnya bagi yang memiliki jumlah siswa besar.
Sucipto menambahkan, K3S bersama PGRI juga sedang mengupayakan penyediaan buku khusus seni ukir di setiap sekolah, serta menyusun rancangan program peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh di Jepara.
Meski demikian, ia tidak menampik adanya tantangan, salah satunya sebagian guru senior yang kurang responsif terhadap perkembangan teknologi. Namun, pihaknya optimistis hambatan tersebut dapat diatasi melalui kolaborasi dan dukungan semua pihak.
“Dengan semangat gotong royong, kami yakin pendidikan di Jepara bisa maju sekaligus tetap melestarikan warisan leluhur,” pungkasnya.**




