Swara Pendidikan (Tapos, Depok) – Tidak pernah terlintas di benak Frisca Nuryuna Riskiyani, S.Pd, atau yang akrab disapa Caca, bahwa langkahnya sebagai guru seni di SDN Sukamaju 2 akan mengantarkannya menjadi juara 3 Guru Inspiratif Tingkat Kota Depok 2025. Keberhasilannya itu ia raih berkat inovasi pembelajaran yang memadukan kearifan lokal dengan teknologi digital.
“Sebelumnya saya pernah juara lomba video inovatif pembelajaran. Jadi saat saya juara guru inspiratif tingkat kecamatan Tapos, ketua K3S, menunjuk saya, dan Kepala SDN Sukamaju 2, Bu Erlin memotivasi saya untuk mewakili kecamatan. Jujur, saya ikut tanpa ekspektasi, hanya ingin berbagi praktik baik yang sudah saya terapkan di kelas,” ungkap Caca membuka cerita saat ditemui Swara Pendidikan, Jumat (15/8).
Dalam ajang tersebut, Caca memperkenalkan Canva Code sebagai sarana pembelajaran interaktif. Menurutnya, teknologi ini mudah diadopsi guru, efisien, dan mampu membuat materi lebih menarik. Best practice yang ia bawakan bertajuk Bercocok Tanam, menggabungkan pembelajaran tematik, permainan tradisional, serta pemanfaatan benda-benda di perpustakaan sekolah.
“Anak-anak jadi belajar secara kontekstual, memahami materi lebih dalam, sambil tetap menjaga nilai-nilai lokal,” jelasnya.
Bagi Caca, teknologi bukan sekadar alat, melainkan jembatan untuk menghidupkan pembelajaran. Ia mencontohkan bagaimana permainan congklak digital dapat memancing minat siswa untuk mencoba congklak asli, sekaligus belajar matematika. “Dengan cara ini, anak-anak senang belajar tanpa merasa terbebani,” imbuhnya.
Perjalanan karier Caca dimulai pada 2012 sebagai guru tari di SDN Gadog 1, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Kecintaannya pada seni tari Sunda, nyanyi, dan budaya lokal membentuk kedekatan yang hangat dengan siswa. Bersama murid-muridnya, ia kerap menorehkan prestasi di berbagai lomba seni.
Tahun 2019, Caca pindah ke Depok mengikuti suami, dan mulai mengajar di SDN Sukamaju 1. Kariernya semakin bersinar ketika pada 2024, ia bersama murid dan rekan guru mewakili Indonesia di ajang internasional di Filipina dan meraih penghargaan Best Educator Award. “Itu pengalaman luar biasa. Saya tidak pernah membayangkan bisa membawa nama Kota Depok dan Indonesia ke luar negeri,” kenangnya.
Sejak 2022, Caca resmi menjadi guru P3K. Ia sempat ragu apakah statusnya memungkinkan mengikuti lomba Guru Inspiratif, yang sebelumnya banyak diikuti guru PNS. “Ternyata bisa, dan saya merasa diberi kesempatan yang sama,” ucapnya.
Caca berharap ke depan teknologi pendidikan di Kota Depok bisa lebih merata. “Pelatihan dan fasilitas seperti anyboard masih terbatas. Saya berharap semua sekolah memiliki sarana yang memadai, sehingga guru bisa berinovasi tanpa kendala,” katanya penuh harap.
Kepala SDN Sukamaju 2, Erlin Erliani, menilai Caca sebagai sosok guru yang multitalenta. “Bukan hanya kemampuan akademisnya yang luar biasa, tapi juga non-akademis. Dia ahli di bidang seni, terutama tari. Kalau ada lomba tari, murid-murid yang dilatih Bu Caca hampir selalu juara,” ungkapnya.
Erlin menambahkan, Caca juga menjadi motor penggerak prestasi sekolah di berbagai ajang. “Di FLSSN tingkat Tapos, kami juara umum berkat Bu Caca dan tim. Di FTBI dan Pelsi juga sama, selalu juara umum, dan dia ada di baliknya,” kata Erlin bangga.
Ia berharap, prestasi bu Caca dapat memotivasi guru-guru lainnya yang juga hebat. “Selama belum menjadi juara 1 guru Inspiratif, bu Caca bisa terus mengikuti ajang yang sama di tahun yang akan datang,” harap Erlin. (NJ Saputra)