Swara Pendidikan (Bogor) – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dinilai memiliki peran strategis dalam menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional, termasuk sebagai calon pekerja migran Indonesia (PMI). Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), Christina Aryani, SE, SH, MH, dalam kunjungan kerjanya ke SMK Pariwisata Metland School, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin (28/4/2025).
“SMK memberikan bekal keterampilan teknis dan sertifikasi kompetensi yang sangat relevan dengan kebutuhan pasar kerja global. Ini menjadi modal penting bagi pekerja migran Indonesia agar dapat bekerja secara profesional dan terlindungi,” ujar Christina dalam arahannya.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan soft skills seperti kemampuan berkomunikasi, adaptasi budaya, serta kedisiplinan dan etos kerja internasional. Keterampilan ini, lanjutnya, sangat dibutuhkan oleh pekerja migran yang akan bekerja di lingkungan sosial dan budaya yang berbeda.
Dalam kesempatan itu, Christina turut memaparkan skema penempatan PMI, prosedur legal sebelum berangkat kerja ke luar negeri, serta upaya pemerintah dalam menjamin hak-hak dan perlindungan bagi para pekerja migran.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut jajaran pejabat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Dinas Pendidikan Wilayah 1 Provinsi Jawa Barat, Yayasan Pendidikan Metland, PT Metropolitan Land Tbk, serta para kepala sekolah SMK komunitas vokasi Cileungsi dan wali siswa.
Kepala SMK Pariwisata Metland School menyampaikan bahwa sekolahnya telah memiliki program unggulan berbasis kelas internasional. Hingga akhir 2024, sebanyak 32 siswa telah diberangkatkan untuk bekerja dan kuliah di luar negeri. Pada 2025 ini, tercatat 31 siswa akan menyusul ke 12 negara tujuan berbeda.
“Ini bukan hanya tentang peningkatan pendapatan, tapi juga memperluas wawasan budaya, belajar bahasa asing, serta membangun jaringan profesional global,” ujarnya.
Christina Aryani menegaskan bahwa kehadiran KP2MI juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada siswa SMK terkait prosedur migrasi yang aman dan legal, termasuk pentingnya dokumen resmi seperti visa kerja dan kontrak kerja.
Dengan demikian, SMK tidak hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga siap menjadi pekerja migran yang aman, profesional, dan terlindungi. Ia berharap sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat terus diperkuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. **
Editor: Nurjaya Saputra