
Di ujung pulau kecil yang tersembunyi, jauh dari keramaian kota, hiduplah pasangan suami istri, Pak Ali dan Bu Asih, bersama lima anak mereka. Kehidupan mereka sederhana. Pak Ali bekerja sebagai buruh tani, sementara Bu Asih mengurus rumah tangga dan turut membantu suaminya di sawah. Meskipun penghasilan mereka pas-pasan, mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Setiap pagi, Pak Ali berangkat ke sawah sebelum matahari terbit. Tangannya yang kasar tak pernah lelah mencangkul, menanam, dan memanen hasil bumi. Sementara Bu Asih, dengan ketenangan yang tak kenal lelah, mengurus rumah dan anak-anak, sambil sesekali membantu suaminya. Malam hari, mereka berkumpul di meja makan kecil, berbagi cerita dan tawa meski lauk yang ada hanya seadanya.
Anak sulung mereka, Rio, kini duduk di bangku SMK. Ia rajin belajar dan sering membantu mengajari adik-adiknya. Sebagai anak sulung yang bertanggung jawab, Rio selalu membuat orang tuanya bangga. Adiknya, Feli, yang kini duduk di SMP, juga suka membantu ayahnya di sawah. Sementara tiga adik bungsu mereka, Tis, Aso, dan Ani, masih bersekolah di SD.
Meskipun hidup serba kekurangan, Pak Ali dan Bu Asih selalu menekankan pentingnya pendidikan.
“Bersekolahlah yang rajin, Nak. Pendidikan adalah kunci untuk meraih mimpi,” kata Pak Ali suatu malam ketika mereka berkumpul.
Bu Asih pun selalu memberikan semangat,
“Jangan pernah malu dengan keadaan kita. Yang penting, kita punya hati yang bersih dan tekad yang kuat.”
Suatu hari, musim kemarau panjang membuat sawah tempat Pak Ali bekerja gagal panen. Keuangan keluarga semakin sulit, namun mereka tak pernah menyerah. Pak Ali mencari pekerjaan serabutan, sementara Bu Asih mulai menjual sayuran yang dipetik dari kebunnya. Anak-anak pun ikut membantu dengan cara mereka. Rio menjadi buruh bangunan setelah pulang sekolah, Feli membantu tetangga mengumpulkan kayu bakar, dan adik-adiknya membantu Bu Asih menjual sayuran.
Perjuangan mereka tak sia-sia. Tahun demi tahun berlalu, Rio berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di kota. Feli pun mengikuti jejaknya, meraih prestasi di sekolah. Anak-anak bungsu mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan penuh semangat.
Kini, Pak Ali dan Bu Asih duduk di teras rumah mereka yang sederhana, memandang anak-anak mereka yang telah sukses. Air mata bahagia mengalir di pipi mereka.
“Kita berhasil, Bu,” bisik Pak Ali.
Bu Asih mengangguk, “Semua berkat kerja keras dan doa kita, Pak.”
Mereka mungkin hanya keluarga sederhana, tetapi cinta dan perjuangan mereka telah menciptakan kisah yang luar biasa.**
Penulis Menoli Moho, S.Pd.
Guru SDN Depok 1



