Ketika menginginkan adanya perubahan dalam hidup, seringkali kita mengharapkan perubahan yang instan dan drastis. Kita berekspektasi perubahan tersebut akan langsung membawa dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita. Namun karena terlalu fokus pada hasil, seringkali kita gagal berkomitmen untuk melakukan perubahan jangka panjang dan hasilnya pun tidak maksimal. Lalu bagaimana solusinya? Bukan dengan mengandalkan motivasi atau niat yang kuat melainkan menanamkan kebiasaan dan adanya perbaikan secara terus menerus. Hal seperti ini dikenal dalam prinsip orang Jepang yaitu “Kaizen”.
Kaizen terdiri dari dua huruf kanji Kai dan Zen. Kai memiliki arti perubahan dan Zen memiliki arti kebaikan. Dikutip dari Forbes, Kaizen adalah sebuah praktek untuk memperbaiki diri dengan tindakan kecil secara bertahap yang kemudian akan menjadi kebiasaan dan dapat mengarah pada kesuksesan.
Dalam Islam, perbaikan diri di dunia berdampak pada kebahagiaan dan keberuntungan di akhirat. Amal shalih yang kita lakukan di dunia akan membantu kita memperoleh surga dan keridhaan Allah di akhirat. Oleh karena itu, perbaikan diri bukan hanya tentang hidup yang lebih baik di dunia, tetapi juga persiapan untuk akhirat yang lebih baik.
Sebagai seorang Muslim, perbaikan diri adalah kewajiban yang harus diemban. Ini bukan hanya tentang memenuhi ritual keagamaan, tetapi juga tentang membentuk karakter, moralitas, dan etika yang baik. Melalui perbaikan diri, kita mendekatkan diri kepada Allah, memberikan pengaruh positif pada lingkungan, dan mempersiapkan diri untuk akhirat yang lebih baik. Proses ini adalah bagian integral dari perjalanan spiritual kita sebagai seorang Muslim.
Memperbaiki diri adalah sebuah bentuk ketaatan kepada Allah. Ketika kita berusaha untuk menjadi lebih baik, kita mendekatkan diri kepada Allah dan melaksanakan perintah-Nya. Dalam Al-Quran, Allah memerintahkan kita untuk terus meningkatkan iman dan amal saleh.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Quran, Surah Al-Hashr, 59:18)
Islam menganjurkan untuk membentuk karakter yang mulia dan berakhlak baik. Ini termasuk berbuat baik kepada sesama, menjaga kesucian hati, dan menghindari sifat-sifat buruk seperti kecemburuan, kedengkian, dan kemunafikan. Dengan memperbaiki karakter, kita dapat menjadi teladan yang baik bagi orang lain dan membantu menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Perbaikan diri adalah sebuah proses seumur hidup. Tidak ada batas waktu dalam usaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kita harus terus belajar dari pengalaman, menghadapi cobaan, dan berusaha untuk menjadi lebih baik setiap hari. Ini adalah bagian dari perjalanan spiritual kita sebagai seorang Muslim.
Dengan menjadi individu yang lebih baik, kita juga memiliki pengaruh positif pada lingkungan sekitar kita. Keluarga, teman-teman, dan masyarakat akan merasakan manfaat dari perbaikan diri kita. Ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan damai. **
Oleh EMAN SUTRIADI’