
12 tahun jadi pengawas Sekolah bukanlah waktu yang sebentar, sudah banyak hal yang dilalui maupun dikerjakan. Prestasi dan juga penghargaan sudah banyak yang diraih. Inilah sosok Dina Martha Tiraswati, M,Pd Seorang pengawas SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jawa Barat yang sarat pengalaman.
Sebelum jadi pengawas, Dina merupakan seorang guru yang pernah mengajar dibeberapa tempat yang berbeda. Pernah mengajar di SMK Pertanian Cibadak, Sukabumi, SMK Pertanian Kota Bogor, dan pernah mengajar dan Wakil Kepala Sekolah di SMPN 1 Babakan Madang.
“Saya ikut seleksi jadi pengawas, Alhamdulillah berhasil. Tahun 2014 saya diangkat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, kemudian tahun 2017 beralih ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan ditempatkan di KCD 1 wilayah Kabupaten Bogor,” ungkap Dina saat ditemui Swarapendidikan di kantornya. Selasa (25/9/23).
Menurutnya, jadi pengawas memiliki tantangan tersendiri. Bagaimana seorang pengawas melakukan pembinaan, pendampingan langsung sekolah-sekolah yang dibawah tanggungjawabnya. “Ya saya menikmati tugas-tugas itu dibandingkan harus duduk dibelakang meja,” ujar Dina sambil tersenyum.
Bentangan wilayah kerja yang luas dan banyaknya sekolah di kabupaten Bogor, khusus untuk jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMK Negeri ada 11, dan 351 SMK Swasta. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri buat Dina.
Ia menyebut, idealnya 1 pengawas pegang 7 Sekolah, tapi Sekolah yang jadi binaannya ada 21 SMK.
“Saya tinggal di Jakarta, wilayah kerja berada di Kabupaten Bogor Timur, mulai dari Jonggol, Cileungsi, sampai ke Ciiteureup,” sebutnya
Dalam hal ini, Dina yang berpangkat Pembina Utama Muda menjelaskan, cara agar pembinaan bisa terjangkau dan juga setiap sekolah bisa merasakan secara merata manfaat dari hasil kerja pengawas.
“Tupoksi pengawas itu harus terukur, Pengawas itu berfungsi melakukan pembinaan, pendampingan dalam 8 snp. Sekolah juga tidak bisa lepas dari pengawas, baik itu prosesnya, pelaporannya, dan evaluasinya,” jelasnya
Wanita yang melanjutkan S2 nya di UHAMKA Jakarta, jurusan Penelitian dan evaluasi Pendidikan ini menguraikan tip dalam bekerja dan langkah yang dijalankannya adalah dengan cara Hibrid, cara zoom dan secara berkunjung.
Dina mengatakan, dulu saya punya konsep yang diangkat adalah kolaborasi, sehingga sebulan sekali saya sering mengajak Kepala sekolah bertemu di satu tempat, membahas atau merencanakan sebuah kegiatan sampai terjadi suatu pembinaan, Tetapi sekarang karena sudah beda-beda wilayah, jadi pembinaan itu dilakukan secara pertikal, satu titik atau pembinaan secara per wilayah.
“Umpanya Sekolah yang ada di Jonggol bertemu di Sekolah A, yang ada di Cileungsi bertemu di Sekolah B. Karena kalau pembinaan satu persatu kurang efektif kecuali memang ada tugas yang harus saya lakukan seperti PPDB atau ujian,” kata Dina
Dina menerangkan, Indikator keberhasilan suatu pembinaan adalah terjadi perubahan pada sekolah, walaupun perubahan itu relative, karena setiap sekolah itu berbeda-beda. Tolak ukurnya, bagaimana sekolah itu mau mengikuti kegiatan yang sudah dirancang dan menujukan prestasi. Baik itu sekolahnya, Kepala Sekolahnya guru dan siswanya yang diakui baik dilevel Kabupaten, provinsi ataupun tingat nasional.
Yang harus disadari, lanjutnya, pendidikan itu tanggungjawab bersama sehingga tidak bisa semua unsur menyalahkan satu unsur saja. Pendidikan dari mulai kebijakan Kementrian, Disdik provinsi, Disdik Kabupaten (KCD) yang didalamnya ada pengawas sekolah.
Pengawas sekolah punya tanggungjawab yang didalamnya beberapa sekolah binaan, “nah, untuk memajukan pendidikan yang bermutu harus kerjasama yang baik, terjadi kolaborasi, sinergi, sehingga hasil;nya betul-betul terukur.
Yang dikhawatirkan adalah para unsur ini tidak tahu apa yang menjadi target dalam dirinya, sehingga membuat sekolah bergulir apa adanya, begitupun pengawas berjalan apa adanya. Tapi ada hal-hal lain yang boleh dilakukan yang ujungnya terlihat suatu peningkatan, baik SDMnya, siswanya dan yang lainnya,” urai Dina
Ia berharap, sekolah jangan takut berbuat sesuatu yang berbeda, selagi itu baik lakukan. Karena semua sekolah itu punya potensi, “Dan kata kuncinya dari mainset kepala Sekolah, jika Kepala Sekolahnya berubah, saya yakin semua bisa berubah,” pungkasnya
Penghargaan :
- 2003 : Satyalacana Karya Satya 10Tahun
- 2016 : Satyalancana Karya Satya 20 tahun
- 2018 : Most Inspirational dari TVET
Juara I Pengawas SMK Berpretasi Tingkat Kab. Bogor
Juara I Pengawas SMK Berprestasi Provinsi Jawa Barat
Juara III Pengawas SMK Berprestasi Tingkat Nasional
- 2020 : Nominasi PNS Inspiratif Tingkat Provinsi Jawa Barat
- 2021 : Satyalancana Karya Satya 30 tahun
Pelatihan :
- 2018 : Pelatihan di Universitas Chiba-Jepang
Diklat Asesor BAN S/M
- 2019 : Pelatihan di SEAMEO Bangkok – Thailand
- 2020 : Diklat LPMP
Diklat Pengawasan Digital APSI
Pelatihan di Anabuki Collage di Jepang
- 2021 : Diklat BKD Jawa Barat
Pelatihan Asesor IASP 2020
Pendampingan SMK Pusat Keunggulan
- 2022 : MOU antara SMK Jawa Barat dengan Anabuki Collage di Jepang
Karya Tulis :
- Di Bawah Langit Pattaya (2019),
- Pengawas Abad 21: Peranan Pengawas Sekolah di Era Revolusi Industri 4.0 (2019)
- Buku Terpaut Rindu di Takamatsu (2020),
- Bukan Senyum Terakhir (2020)
- Senyumnya Wanita (2020).
- Filosofi Pena dan Kertas (2022)
- Transformasi Pengawas Sekolah di Era Merdeka Belajar (2023)