BEST PRACTICE
SEMAR AMONG
(Strategi Pengelolaan Sekolah)
Oleh : Titin Supriatin, M.Pd
“Pendidikan merupakan upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti yang terintegrasi (batin, intelegensi, dan tubuh) untuk memajukan kesempurnaan hidup selaras alam dan masyarakat.”
(Ki Hajar Dewantara)
***
A. Pendahuluan
”Adapun buih akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada bekasnya sedangkan yang memberi manfaat pada manusia akan terus menghujam di bumi”. (Q.S. Ar-R’ad 17).
“Sebagai seorang pemimpin, marilah menjadi seorang pemimpin visioner memiliki strategi yang tepat, dapat membaca potensi dan menyinergikannya, serta mampu memotivasi orang-orang yang dipimpinnya”.
***
Pendidikan adalah suatu pondasi dalam hidup yang harus dibangun dengan sebaik mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari satu generasi ke generasi lainnya. Proses pembelajaran ini melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Adanya pendidikan juga dapat meningkatkan kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta keterampilan yang bermanfaat baik itu untuk diri sendiri maupun masyarakat umum.
1. Sekolah
Sekolah sebagai wadah bagi siswa untuk memperoleh pelajaran serta tempat pembentukan karakter. Sekolah juga merupakan tempat kedua bagi siswa setelah rumah di mana siswa akan lebih banyak menghabiskan waktu efektifnya, untuk itu sudah semestinya sekolah harus bisa memberi rasa nyaman baik secara fisik juga psikologis. Kenyamanan secara fisik dan psikologis penting untuk didapatkan siswa sehingga siswa memiliki penilaian positif terhadap lingkungan sekolah.
Hal utama yang dibutuhkan siswa dalam menempuh pendidikan selain lingkungan sekolah yang kondusif untuk menuntut ilmu, siswa juga membutuhkan lingkungan sekolah yang menciptakan kesejahteraan bagi kondisi psikologis siswa, karena kesejahteraan psikologis di sekolah memiliki peran penting dalam pembentukan karakter siswa. Kesejahteraan psikologis di sekolah adalah penilaian siswa terhadap keadaan sekolahnya. Jika siswa tidak memiliki kesejahteraan psikologis selama berada di sekolah, maka yang terjadi adalah munculnya penilaian negatif terhadap lingkungan sekolah, motivasi yang rendah untuk ke sekolah, serta tidak ada keinginan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada penurunan prestasi siswa selama di sekolah.
Sekolah harus menjadi rumah yang nyaman dalam menghidupkan pengetahuan. Sekolah harus menjadi tempat yang baik untuk mempertemukan siswa dengan berbagai karaktersistiknya. Kolaborasi antara ilmu, budaya, seni dan religi harus sesuai takaran. Sekolah harus mampu mengakomodasi siswa dengan memberikan program dan aktivitas dari berbagai bidang. Hal ini penting karena selain berkaitan dengan minat bakat anak yang beragam juga berkaitan dengan karakteristik anak.
2 . Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang menentukan dinamika sekolah menuju kemajuan dan prestasi disegala bidang. Kapasitas seorang kepala sekolah baik secara intelektual, emosional, spiritual dan sosial berpengaruh besar terhadap efektifitas kepemimpinannya. Kedalaman ilmu, keluasan pikiran, kewibawaan dan kemampuan komunikasinya membawa perubahan signifikan dalam manajemen sekolah.
Terkait dengan tugas dan posisinya, maka kepala sekolah dituntut memiliki kreatifitas, yakni kemampuan untuk mentransformasikan ide dan imajinasi menjadi kenyataan. Untuk menjadi kreatif, seorang kepala sekolah harus memiliki imajinasi dan kekuatan ide untuk melahirkan sesuatu yang belum ada sebelumnya. Kepala sekolah harus berusaha mencari cara bagaimana ide-ide tersebut diturunkan menjadi sebuah karya yang direalisasikan.
Untuk meningkatkan layanan pendidikan prima di sekolah bagi siswa dan orangtua, saya melakukan evaluasi rutin terhadap kinerja guru dan program sekolah secara berkelanjutan. Hal ini diperlukan sebagai asesmen awal dalam setiap usaha peningkatan prestasi sekolah.
Berdasarkan data asesmen awal yang diperoleh, ditemukan adanya permasalahan pembelajaran oleh guru. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kegiatan asesmen formatif dan sumatif yang masih rendah.
Jika permasalahan ini semakin berlarut dan tidak disolusikan tentu dampaknya tidak baik dan sistem pembelajaran yang seharusnya mengakomodir pembelajaran yang differentiated belum tercapai.
Selain itu pembenahan dalam segala bidang juga membutuhkan perhatian, seperti penanaman karakter, kerapian administrasi sekolah, minimnya sarana prasarana, dan prestasi sekolah.
Secara keseluruhan, situasi yang menjadi permasalahan di sekolah adalah sebagai berikut :
- Guru kesulitan meningkatkan pembelajaran di kelas
- Hasil belajar kurang optimal
- Karakteristik siswa yang beragam membuat guru kesulitan menentukan model pembelajaran
- Adanya siswa inklusi yang membutuhkan penangan khusus
- Budaya hidup sehat yang masih sulit diterapkan
- Kenyamanan belum dirasakan dalam situasi pembelajaran
- Administrasi sekolah yang masih perlu penanganan kerapihan
- Minimnya prestasi akademik dan non akademik
Saya sederhanakan dari permasalahan yang ada menjadi empat golongan, yaitu :
- Prestasi belajar dan peningkatan proses belajar
- Penanaman karakter
- Kerapian administrasi sekolah
- Peningkatan prestasi baik akademik maupun non akademik
Kompleknya permasalahan yang terjadi membuat saya harus mencari solusi yang tepat untuk menangani permasalahan tersebut. Menyusun strategi yang akan saya jadikan strategi pemecahan masalah. Sehingga munculah upaya saya dalam mensolusikan permasalahan ini sesuai dengan kebutuhannya. Mengatasi permasalahan tersebut saya membuat praktik baik dengan nama “SEMAR AMONG”, di mana dalam Semar Among ini saya membagi langkah penanganan menjadi empat strategi yaitu :
- Strategi Belanja di Asemka
- Strategi Jeka Jeki
- Strategi Aplikasi Semar Among
- Strategi Forum Prestasi
SEMAR AMONG, adalah gabungan nama yang diambil dari tokoh pewayangan punokawan yaitu Semar. Di mana tokoh Semar ini digambarkan sebagai tokoh yang berilmu namun tetap bijak dan selalu mengedepankan akhlak kebaikan dalam menyelesaikan persoalan, sehingga semar disebut juga sebagai maha guru. Sedangkan Among itu sendiri diambil dari filosofi pembelajaran Ki Hajar Dewantara yang berarti sikap yang menjaga, mendidik dan membina dengan kasih sayang. Sebagai seorang kepala sekolah kita dituntut untuk dapat mensolusikan berbagai permasalahan yang ada di sekolah. Memberikan pengarahan pada guru dengan sikap bijak, welas asih dan membangun.
Jadi, Semar Among mempunyai makna bahwa seorang pemimpin harus mampu bersikap bijaksana, memberi motivasi, berempati, solutif, inovatif dan welas asih.
Pihak -pihak yang terlibat dalam penerapan praktik baik semar among adalah :
- Seluruh dewan guru dan tenaga kependidikan
- Pengawas pembina
- Komite sekolah
- Pedagang di sekitar sekolah
- Masyarakat dan orangtua siswa
- Dinas Pendidikan dan Pemda Kota Depok
Implementasi dari praktik baik yang saya terapkan terbukti efektif untuk mencari solusi terkait permasalahan pembelajaran di sekolah saya. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar dan proses belajar, penanaman nilai karakter dan peraihan prestasi sekolah. Respon dan tanggapan dari guru, orang tua, para pedagang dan masyarakat di sekitar sekolah sangat senang dan mendukung. Harapannya kegiatan seperti ini bisa terus dipertahankan agar menjadi budaya untuk kemajuan sekolah.
B. Penutup
SEMAR AMONG, adalah salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang ada di sekolah terkait peningkatan prestasi, proses belajar dan penumbuhan karakter siswa. Mempermudah kepala sekolah dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan guru, siswa dan orangtua siswa.
“Takdir itu milik Allah, namun usaha dan doa adalah milik kita”, untuk itu teruslah berusaha menebar manfaat bagi sesama.
Selanjutnya dengan berserah kepada Allah SWT semoga inovasi praktik baik yang saya buat ini dapat menginspirasi dan bermanfaat dalam kontribusi di dunia Pendidikan.
***
Titin Supriatin, M.Pd (Kepala SDN Cipayung 2, Kota Depok)