swara Pendidikan.co.id (Cipayung, Depok) – Macrame adalah kerajinan tangan yang menggunakan teknik simpull/knotting. Kerajinan yang dibuat dengan cara tradisional menggunakan tangan biasanya akan dijual lebih mahal karena cara pembuatannya yang sulit. Begitu juga dengan kerajinan macrame ini banyak diminati karena memiliki nilai estetika dan daya tarik tersendiri bagi para pecintanya.
Smk Assalamah sangat cerdas dalam memilih materi ini untuk pembelajaran dikelas praktek mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan atau lebih dikenal PKK. Karena macrame memiliki daya jual yang tinggi dengan modal yang cukup dibilang sedikit sih, hanya berbekal utama dari bahan tali namun bisa bertransformasi menjadi hasil karya yang estetik.
Di Indonesia sendiri, Macramé berkembang sekitar 6 tahun lalu (2015-2016). Keviralannya pun baru terjadi sekitar tahun 2018 saat tren Bohemian Style naik daun di mana salah satu dari elemen Bohemian adalah hiasan-hiasan dinding yang menggunakan Macrame.
Adapun hasil dari kerajinan macrame ini antara lain adalah konektor masker, tas, bros, kalung, tirai, wall hanging, gantungan pot, kap lampu, sarung bantal, pembatas ruangan, dan yang baru trend saat ini adalah Backdrop Wedding. Ada banyak produk yang dihasilkan tergantung dari kreatifitas para penganyam tali itu sendiri.
Dari sinilah saya sangat tertarik ketika ditawari oleh guru PKK disekolah untuk belajar macrame ini. Setelah sepekan sebelumnya memang ada praktek bersama yang mana semua kelas belajar membuat macrame key chain atau gantungan kunci macrame, dimana bisa diketahui dari pantauan dan analisa guru mapel PKK bahwa ada beberapa siswa dari kami yang punya antusias lebih untuk mengembangkan skill menganyam macrame dibanding siswa lainnya.
Kemudian dibentuklah kelompok kecil yang terdiri dari 5 siswa termasuk saya untuk diberikan jam tambahan membuat macrame.
Dari ketertarikan saya tersebut diatas, maka bergabunglah saya setelah ada info dari guru mapel PKK bahwa akan diadakan kelas praktek macrame guna mengasah keterampilan menganyam dan mengembangkan kreatifitas serta ide membuat gagasan-gagasan baru tentang kerajinan macrame ini.
Seperti saat itu saya menyarankan kepada tim untuk membuat gelang dari teknik simpul ini dan juga membuat konektor masker dengan simpul yang berbeda dari yang diajarkan oleh guru kami, dan setelah dipertimbangkan dan semuanya setuju maka jadilah beberapa produk baru. Kami memulai semuanya dari awal seperti pemilihan bahan, pemotongan tali, proses anyam sampai dengan packaging dan labelling produk. Dan yang terakhir adalah proses promosi dan pemasaran yang kami lakukan secara online dengan memanfaatkan media sosial.
Saya berharap apa yang telah saya pelajari dikelas kewirausahaan ini akan memberikan manfaat kelak dikemudian hari setelah lulus sekolah. Tak sedikit dokumentasi kegiatan kami diabadikan di akun instagram @pkk_smkassalamahdepok.
Alhamdulilah, kami berlima sangat puas dengan hasil karya macrame ini tentu saja dengan support dan pendampingan penuh oleh guru mapel PKK kami yang sangat sabar membimbing kami sebagai pemula.
Menurut saya hal ini juga sebagai salah satu upaya yang diberikan sekolah SMK Assalamah terhadap siswa dalam mengembangkan jiwa wirausaha yang mana diharapkan mampu memberikan dampak positif yang menjadikan siswa dapat lebih terarah dalam memilih dan mengambil keputusan setelah menyelesaikan proses pembelajaran di sekolah.
Saya dan empat teman saya lainnya yang ikut kelas praktek macrame ini sangat antusias dan bersemangat karena sebelumnya belum pernah melakukan aktifitas belajar yang menyenangkan seperti ini. Kami belajar mengemukakan gagasan, pendapat dan ide baru serta berkolaborasi bersama memutuskan harus membuat apa dengan tali kur dan tali katun ini.
Dari kegiatan ini saya belajar bagaimana membangun sebuah niat yang kuat untuk terus produktif menghasilkan karya tak akan berhasil jika tidak diiringi dengan kemauan dan kerja keras. Belajar memimpin sebuah tim kecil yang harus mampu mengesampingkan ego pribadi dan mengutamakan kebersamaan tim.
Sebagai penutup, sesuai konsep merdeka belajar yang sering digaungkan oleh Pak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan menegaskan, pendidikan yang memerdekakan mampu mengasah kemampuan kepemimpinan seorang siswa. ***
Pewarta : Aulya Rizma Qur’ani (Siswi SMK Assalamah Kelas XII OTKP 2)