Swara Pendidikan.co.id (DEPOK) – Pasca Bupati Bogor Ade Yasin dan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, kompak menolak Stadion Pakansari dijadikan tempat rapid test Corona massal untuk warga Kabupaten dan Kota Bogor, serta Kota Depok. Walikota Depok, Mohammad Idris langsung mengambil langkah cepat dan taktis guna mengantisipasi penyebaran virus Covid-19, dan deteksi dini pasien yang kemungkinan terpapar virus Corona.
Walikota Depok yang juga Ketua Pengarah Gugus Tugas COVID-19 juga menyampaikan informasi perkembangan COVID-19 di Kota Depok per-tanggal 22 Maret 2020 yang kami kutip dari akun resmi Muhammad Idris di (https://www.facebook.com/IdrisAShomad) sebagai berikut :
- Kasus Terkonfirmasi (Positif) sebanyak 13 orang, bertambah 3 orang dari hari Sabtu kemarin, sembuh 4 orang.
- Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 87 orang, 9 orang selesai, 78 orang masih dalam pengawasan.
- Orang Dalam Pemantauan (ODP) 393 orang, 182 orang selesai, 211 orang masih dalam pemantauan.
Langkah-langkah taktis yang dilakukan sebagai berikut :
- Membentuk Gugus Tugas Percepatan COVID-19 Kota Depok dan menetapkan STATUS TANGGAP DARURAT BENCANA selama 73 hari dari tanggal 18 Maret 2020 sampai dengan 29 Mei 2020.
- Berkoordinasi dengan Rumah Sakit Rujukan dalam penanganan kasus terkonfirmasi positif, penanganan kasus PDP yang tersebar di beberapa rumah sakit di Kota Depok dan penanganan kasus ODP yang tersebar di seluruh wilayah Kota Depok.
- Melakukan penyemprotan disinfektan di 51 titik dan akan melakukan penyemprotan di area-secara massif di area-area publik.
- Melakukan sosialisasi secara mobile di seluruh wilayah Kota Depok dan kegiatan-kegiatan promotif lainnya.
- Terkait rapid test perlu disampaikan, mengingat Pemerintah Kabupaten Bogor belum bersedia Stadion Pakasari dijadikan tempat Rapid Test untuk Kota Depok sebagaimana sebelumnya diumumkan Gubernur Jawa Barat, maka saya selaku Wali Kota Depok mengambil langkah-langkah pengaturan prioritas sebagai berikut :
- Rapid test dilakukan utamanya untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP), secara mobile ke Rumah Sakit-Rumah Sakit yang merawat PDP, sekaligus bagi tenaga kesehatannya.
- Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan selain ODP terutama bagi warga yang harus diprioritaskan, petugas pelayanan langsung dan tenaga kesehatan Puskesmas akan dilakukan Rapid test di Alun-Alun Kota Depok, sesuai jadwal dan alokasi alat rapid test yang tersedia.
- Untuk pemenuhan kebutuhan penanganan COVID-19 di Kota Depok, kami Alhamdulillah sudah menganggarkan dari Belanja Tidak Terduga (BTT), untuk tahap awal dialokasikan kurang lebih 20 Milyar.
- Memfungsikan RSUD Kota Depok sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk kasus PDP dan pasien terkonfirmasi positif dengan kategori ringan dan sedang, serta merencanakan Rumah Sakit Universitas Indonesia sebagai rumah sakit yang didedikasikan dalam penanganan COVID-19 untuk PDP dan Terkonfirmasi Positif.
Dengan terus meningkatnya penyebaran COVID-19 di Kota Depok, kepada seluruh warga Depok DIMINTA DENGAN SANGAT untuk tetap tinggal di rumah, hindari kerumunan dan keramaian orang, jaga jarak sosial dan jarak fisik.
Dan yang terakhir, kami memberitahukan kepada seluruh masyarakat dan kepada seluruh media atas instruksi Gubernur Jawa barat, seluruh kepala daerah Jawa Barat agar melakukan pemeriksaan diri dari virus Corona-19 ini yang harapan kita dan Alhamdulillah kami semua dan seluruh jajaran dari gugus tugas Covid-19 Kota Depok dalam keadaan sehat wal afiat dan harapan kami juga seluruh warga masyarakat Depok dalam keadaan sehat afiat dan kita bisa keluar dari bencana COVID-19 ini, dan seluruh bangsa Indonesia akan bisa menyelesaikan persoaalan ini dengan baik dan sesuai dengan harapan kita semuanya yaitu bangsa yang sehat, yang kuat, bersemangat, bermanfaat untuk sesama.
Demikian hal inI disampaikan, semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa memberi perlindungan kepada kita Semua, Aamiin YRA.
Alasan Bupati Tolak Pakansari Jadi lokasi Rapid Test Corona Massal
Sementara itu, informasi yang berhasil kami himpun, alasan penolakan Bupati Bogor, Stadion Pekansari dijadikan tempat terbuka untuk tes massal Corona dberisiko tinggi bagi warga Kabupaten Bogor.
Bupati Ade Yasin juga beralasan bahwa, di Kabupaten Bogor memiliki banyak Puskesmas yang bisa di maksimalkan fungsinya. Selain pihaknya juga tidak mau mengorbankan kesehatan warganya jika sampai terjangkit Corona.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto. Menurutnya, selain membahayakan kesehatan warga, juga antisipasi membludaknya warga yang ingin tes.
Dia juga mengkhawatirkan adanya penumpukan massa di satu tempat. Antara yang sakit dengan yang sehat. Selain kuota alat tes hanya ada 10.000 rapid test Corona.
“Kami tidak ingin mengorbankan masyarakat kami. Kabupaten Bogor saja penduduknya 6 juta, kalau alat tersebut dibagi tiga wilayah, jauh dari kata cukup,” ungkapnya. (Agus/Nurjaya)