
Swara Pendidikan (Sukmajaya, Depok)– Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kelurahan Baktijaya, Sukmajaya, masih menghadapi kesulitan dalam mencari sponsorship untuk mendukung kegiatan pelatihan secara mandiri.
Hingga kini, UMKM Baktijaya yang beranggotakan 104 pelaku usaha, mayoritas bergerak di sektor kuliner, belum berhasil memperoleh pendanaan yang cukup untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang mereka rencanakan.
Ketua UMKM Baktijaya, Endang, menjelaskan bahwa sejak pertama kali terbentuk pada akhir 2019, fokus utama organisasi ini adalah membantu anggotanya dalam memperoleh kelengkapan legalitas agar bisa naik kelas. Namun, kendala utama yang mereka hadapi adalah sulitnya mencari sponsor untuk mendanai kegiatan pelatihan yang mereka adakan secara mandiri.
“Sejak pertama kali UMKM Baktijaya terbentuk, kami fokus pada kelengkapan legalitas bagi anggota. Namun, mencari sponsorship untuk kegiatan pelatihan yang kami lakukan secara mandiri menjadi tantangan besar. Kami sering mengajukan proposal ke anggota DPRD Depok untuk mendapatkan bantuan,” ungkap Endang, setelah mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) UMKM Baktijaya pada Rabu, 22 Januari 2025.
Endang mengungkapkan bahwa alokasi dana dari Dinas Koperasi dan UMKM (DKUM) Depok terbatas, dan harus dibagi rata untuk 11 kecamatan serta berbagai komunitas di kota tersebut. Terlebih, pada tahun 2025 dan 2026, tidak ada pelatihan yang direncanakan untuk dilaksanakan melalui kelurahan.
“Karena dana yang terbatas, kami mengajukan proposal kepada beberapa anggota Dewan yang peduli terhadap UMKM. Namun, alokasi dana pelatihan dari pemerintah sangat terbatas, terutama di tahun 2025 dan 2026,” lanjut Endang.
Rakor yang juga dihadiri oleh Sekretaris Kelurahan Baktijaya, Ari Basuki, S.IP, atau akrab disapa Abu tersebut juga membahas rencana kerja (Renja) untuk tahun 2025.
Endang menjelaskan bahwa salah satu target utama program 2025 adalah mengadakan pelatihan-pelatihan secara mandiri, seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
“Program 2025 kami akan tetap fokus pada pelatihan yang dilakukan secara mandiri, seperti pelatihan olahan makanan, terutama snack, untuk persiapan menjelang Idul Fitri. Kami juga merencanakan pelatihan kriya dan service excellent, seperti pelatihan make-up artist (MUA) dan public speaking,” jelas Endang.
Selain pelatihan, UMKM Baktijaya juga merencanakan kegiatan bazar Ramadhan yang akan menggandeng salah satu perusahaan BUMN untuk dilaksanakan di ruang publik selama bulan Ramadhan. “Kami berharap bazar Ramadhan ini dapat menjadi wadah bagi anggota UMKM untuk mempromosikan produk mereka sekaligus memperkenalkan usaha mereka kepada masyarakat,” tambah Endang.
Meski menghadapi tantangan dalam mencari sponsorship, UMKM Baktijaya tetap optimis bahwa dengan terus mengajukan proposal kepada pihak-pihak yang peduli, mereka dapat mewujudkan rencana kegiatan pelatihan dan pengembangan usaha bagi anggotanya.
“Kami berharap, dengan terus bekerja keras dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, kegiatan-kegiatan ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi para pelaku UMKM di Baktijaya,” pungkasnya. (Jaya)



