ADVERTISEMENT
  • BERITA UTAMA
    • NASIONAL
    • Klik Pendidikan
    • Info Guru
  • PUBLIKASI SEKOLAH
    • SMA
    • SMK
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • MI/DINIYAH
    • PAUD/TK
  • PROFIL SEKOLAH
    • SMK
    • SMA
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • TK/PAUD
    • MI/DINIYAH
  • GURU MENULIS
    • Artikel
  • TIPS N TRIK
  • RUANG SASTRA
    • Cerpen
    • Puisi
  • ULASAN BUKU
    • BAHAN AJAR
    • BUKU UMUM
  • KISAH / CERITA INSPIRATIF
  • PRESTASI SISWA/SEKOLAH
Swara Pendidikan
  • Login
Tuesday, June 17, 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Swara Pendidikan
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

Supariyono : Penambahan SMP Negeri Baru, Bukan Solusi

by Redaksi
20 August 2021
in Sosok
0
Supariyono : Penambahan SMP Negeri Baru, Bukan Solusi

M. Supariyono, Amd.Ak, anggota DPRD Komisi D Fraksi PKS

          
M. Supariyono, Amd.Ak, anggota DPRD Komisi D Fraksi PKS

Swara Pendidikan.co.id (DEPOK) – Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Muhammad Supariyono menilai Rencana Dinas Pendidikan Kota Depok membuka 7 SMP rintisan baru guna mengantisipati lonjakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) bukan solusi yang tepat, tapi menurutnya justru hal itu akan menambah masalah baru.

Lalu apa solusi yang ditawarkan anggota DPRD Komisi D Fraksi PKS ini?

Berikut petikan wawancara Muhammad Supariyono, Amd.Ak dengan Swara Pendidikan pada Kamis (10/6/21) via selular.

 

BACA JUGA

Guru SDN Bedahan 04 Terbitkan Buku Berjudul Jendela Filsafat

Hasanudin, Pensiunan Guru yang Tetap Aktif Mengabdi untuk Masyarakat Depok

Puji Astutik: Merajut Soliditas Internal Demi Masa Depan SDN Sukatani 2

Muhammad Fajri Sudah Terbitkan 38 Buku Pendidikan, Targetkan 42 Judul pada Mei 2025

Apa tanggapan bapak terkait rencana disdik membuka 7 SMP rintisan baru?

 

Secara pribadi saya menolak adanya penambahan sekolah negeri baru. Kenapa setiap kali PPDB, orang tua berbondong-bondong mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri. Kan itu persoalannya.

Lantas apa dengan dibangunnya sekolah baru, masalah lalu selesai? Tidak. Justru ini akan menambah masalah.

Jadi sebanyak apapun sekolah negeri dibangun, tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi menambah masalah.

Saya sudah berkali-kali menyampaikan ke Disdik. Yang dibutuhkan itu adalah bagaimana meningkatkan kualitas sekolah swasta sehingga sama dengan negeri.

Kalau persoalan SPP, persoalan uang pangkal, itu mungkin ada, tapi hanya sebagian kecil saja.

Jadi bahwa animo masyarakat untuk memasukan anaknya ke sekolah negeri karena faktor kualitas, bukan karena SPP.

Logika sederhananya begini. Kalau anak saya masuk SMP Negeri nanti akan mudah masuk SMA Negeri. Kalau masuk ke SMA Negeri, mudah masuk ke perguruan tinggi negeri. Masa depannya cerah.  Sederhananya begitu. Bukan persoalan uang.

Jadi biarpun dibangun 10 sampai 20 sekolah juga nggak akan menyelesaikan masalah. Yang harus dilakukan pemerintah sekarang ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas sekolah swasta sehingga sama dengan sekolah negeri.

Jangan sekolah swasta itu dipandang sebagai anak tiri, justru pemerintah harus berterima kasih dengan keberadaan sekolah swasta. Karena sebagian pekerjaan, sebagian tugas pemerintah, tugas negara di take over oleh swasta.

Makanya sekolah swasta jangan dipajakin. Udah dibantu, yang bantunya malah di pajakin pula.

 

Apakah sudah ada pembicaraan antara eksekutif dan legislatif terkait pembukaan SMP baru?

 

Sudah ada rencana itu dan sudah pernah dibicarakan oleh DPRD.

Waktu itu saya sudah kasih masukan ke Kepala Dinas dan juga ke Pemerintah Kota melalui paripurna. Saya katakan, sebaiknya jangan dibangun sekolah negeri. Kalaupun mau dibangun, bangun MTs dan MA. Itu yang masyarakat minta. sebab setiap kali reses, masyarakat selalu minta dibangun MTs dan MA.

Kalo MTs dan MA kan beda tuh, jadi tidak ada sekolah swasta yang merasa dirugikan.

 

Kan kewenangannya beda?

 

Memang kewenangan itu ada di Kemenag, Tapikan yang sekolah anak-anak kita. Kemenag mintanya tanah. Nanti mereka yang bangun.

Ya udah kasihin aja Pemda. Adain, kasih ke Kemenag. Ketimbang harus bangun sekolah sendiri.

 

Bagaimana sikap Komisi D dengan rencana pembukaan 7 SMP baru?

 

Sikap saya jelas menolak. Pernah waktu itu, Kadisdik bicara dengan Komisi D dan saya juga teman-teman di Komisi D. waktu itu saya kasih masukan.

Ini sekolah swasta sudah pada kembang-kempis dengan adanya Covid-19. Anak-anak sudah pada ga’ kuat bayar. Sekarang dibangun lagi Sekolah baru.

Bakalan nanti kehabisan murid itu sekolah swasta, dan bisa-bisa tutup itu. Kalau sekolah swasta bangkrut semua, kan kasihan.

Kalau saya melihatnya begini, terlepas dari itu semua, ini sesuatu yang terlalu disederhanakan dalam menjawab permasalahan.

Kurang, bangun. Kurang, bangun. Bangun 100 juga kurang, coba aja deh. Bisa jebol APBD kita nanti.

Tapi kan di dewan itu beda-beda. Ga bulat, ada yang setuju ada yang tidak. Dan ini belum jadi kesepakatan. Tapi kalau saya secara pribadi jelas menolak.

 

Solusinya?

 

Persoalan besarnya bukan disitu, persoalan besarnya pemerintah masih melihat, menganggap sekolah swasta itu anak tiri. Harusnya kan begini, tugas negara mencerdaskan kehidupan bangsa. Nah itu harusnya tugas negara semuanya itu.

Tapi pertanyaan saya sanggup ga’ APBD membuat sekolah untuk menampung semua anak Depok? Mencret yang ada. Nah kalo ada swasta yang bangun sekolah, swastanya ikut dibantu juga dong.

Dibantu juga jangan recehan. Cuma dibantu satu ruang kelas baru (RKB) yang harganya Rp 100 juta. Itupun harus dari aspirasi dewan.

Bantu tuh 1 milyar, 2 milyar, biar mereka punya mushola, punya lapangan, punya lab. Jadi kualitasnya sama dengan kualitas negeri.

Jadi orang ga perlu berbondong-bondong masuk ke sekolah negeri.

Jadi intinya, sampai kapanpun mau dibangun berapapun jumlahnya tidak akan menyelesaikan masalah. Yang selesai itu kalau kualitas sekolah swasta sama dengan sekolah negeri dan itu tugas pemerintah.

Pemerintah harus hadir meningkatkan sekolah swasta sehingga sama dengan negeri. Jadi orang mau sekolah negeri atau swasta saja sama. (Agus)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Jumlah Pembaca: 432

BeritaTerkait

Guru SDN Bedahan 04 Terbitkan Buku Berjudul Jendela Filsafat
Inspirasi

Guru SDN Bedahan 04 Terbitkan Buku Berjudul Jendela Filsafat

by Redaksi
21 May 2025
0
0

Swara Pendidikan (Sawangan, Depok)- Galih Maulana, seorang guru di SDN...

Read more
Hasanudin, Pensiunan Guru yang Tetap Aktif Mengabdi untuk Masyarakat Depok

Hasanudin, Pensiunan Guru yang Tetap Aktif Mengabdi untuk Masyarakat Depok

25 April 2025
0
Puji Astutik: Merajut Soliditas Internal Demi Masa Depan SDN Sukatani 2

Puji Astutik: Merajut Soliditas Internal Demi Masa Depan SDN Sukatani 2

24 April 2025
0

Muhammad Fajri Sudah Terbitkan 38 Buku Pendidikan, Targetkan 42 Judul pada Mei 2025

22 April 2025
0

Wahyu Retno Wulandari Luncurkan Buku “Selaksa Kisah Pendidikan untuk Kehidupan”

22 April 2025
0

Sheeza Farzana Munifah, Siswi SDN Kedaung Sawangan, Raih Puluhan Prestasi Sejak Usia Dini

15 April 2025
0
Next Post
Tingkatkan Kualitas Pendidikan Usia Dini, Astra Renovasi Gedung & Dukung Pengembangan PAUD Kasih Bunda

Tingkatkan Kualitas Pendidikan Usia Dini, Astra Renovasi Gedung & Dukung Pengembangan PAUD Kasih Bunda

ADVERTISEMENT
Swara Pendidikan

2025 © swarapendidikan.co.id

TENTANG KAMI

  • Disclaimer
  • KARIR
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami
  • Wawancara

Follow Us

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • KARIR
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
    • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami
  • Wawancara

2025 © swarapendidikan.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In