Swara Pendidikan (Jepara) – SMK Negeri 1 Jepara menjadi lokus pelaksanaan Diklat Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Yogyakarta. Kegiatan yang digelar pada Rabu (12/11/25) ini bertujuan memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah vokasi melalui pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna.
Kepala SMKN 1 Jepara, Sugiyanto, menjelaskan bahwa Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang menuntut keterkaitan langsung antara materi pelajaran dengan kehidupan nyata. “Metode ini membantu siswa memahami konsep melalui pengalaman dan perilaku sehari-hari, bukan sekadar teori,” ujarnya.
Ia menambahkan, sekolah berkomitmen menjaga keberlanjutan praktik baik melalui berbagai strategi. “Guru kami dorong untuk aktif berbagi hasil pelatihan lewat sosialisasi, In House Training (IHT), serta supervisi dan refleksi dari tim manajemen sekolah,” terang Sugiyanto.

Tantangan dalam penerapan hasil pelatihan, menurutnya, tetap ada, namun dapat diatasi dengan pembaruan rutin sumber daya manusia. “Kami terus melakukan peningkatan kompetensi guru secara periodik agar kualitas pembelajaran selalu relevan,” imbuhnya.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan ini juga menjadi fokus utama. Mereka diarahkan melalui tiga fase praktik kejuruan yang berpuncak pada kemampuan berwirausaha:
- Fase 1: Praktik awal pada hal baru yang belum sempurna.
- Fase 2: Praktik dengan bimbingan guru hingga menghasilkan produk.
- Fase 3: Praktik mandiri dengan hasil bernilai jual.
“Pada fase akhir, siswa wajib menjual produk yang sudah layak pasar. Ini bagian dari integrasi dengan Pendidikan Kewirausahaan,” jelas Sugiyanto.
Kegiatan diklat ini telah memasuki tahap kedua dan melibatkan total 24 sekolah, termasuk guru bahasa, guru IPA, guru kejuruan, serta kepala sekolah dari berbagai unit pendidikan.
Sementara itu, Koordinator Kegiatan Taufik Fadholi menuturkan bahwa pelatihan dilaksanakan dengan pola In 1, On, dan In 2, yang ditutup dengan pameran hasil pembelajaran. “Puncaknya adalah showcase karya dari enam SMK kolaborator, menampilkan produk seperti batik hingga hasil praktik jurusan kelistrikan,” katanya.
Melalui kegiatan ini, guru diharapkan semakin memahami konsep Pembelajaran Mendalam, memperluas wawasan, dan memperkuat kolaborasi antar SMK dalam penerapan Kurikulum Merdeka.**





