
SWARA PENDIDIKAN (DEPOK) – Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok diwakili Sekretaris Dinas pendidikan, Sutarno,SE,MM menutup kegiatan sosialisasi dan pembekalan persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PPKS) jenjang SD Tahun 2022 di 5G Resort, Cijeruk-Bogor. Rabu (12/10/22). Kegiatan yang sudah berlangsung selama dua hari (11-12 Oktober 2022) itu diikuti sebanyak 200 Kepala Sekolah jenjang SD se Kota Depok.
Dalam penutupannya, Sekdisdik Sutarno mengingatkan kepada kepala sekolah untuk membuat perencanaan yang tepat, sebab kedepannya nanti, sistem pelaporan disekolah menggunakan PBD (Perencanaan Berbasis Data).
Yang perlu diperhatikan, kata Sutarno, dalam penggunaan anggaran sekolah, penggunaannya harus fleksibel, efisien, akuntabel, dan transparan.
“Keempat poin ini (fleksibel, efisien, akuntabel, dan transparan) diyakini dapat meningkatkan kepercayaan orang tua dan masyarakat terhadap sekolah,” ujarnya. Rabu (12/10/22)
Karena itu lanjut Sutarno, kegiatan-kegiatan yang direncanakan di satuan pendidikan, kepala sekolah harus mampu mencermatinya.
Ada tiga yang harus dipahami oleh kepsek, pertama, kecakapan dalam menyusun anggaran, kecakapan mengimplementasikan kurikulum, dan kecakapan kepsek dalam membawa lingkungan dalam proses mengajar mengajar. Itu semua masuk dalam penilaian mutu pendidikan.
Lebih lanjut Sutarno menjelaskan tentang rapor pendidikan sekolah, sebagai bahan evaluasi kemajuan sekolah.
Dikatakannya, rapor pendidikan digunakan oleh satuan pendidikan sebagai pijakan untuk melakukan perencanaan berbasis data dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
“Melalui rapor pendidikan ini, satuan pendidikan bisa menganalisis permasalahan dan menindaklanjutinya dengan mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Solusi tersebut nantinya akan dituangkan ke dalam dokumen perencanaan dan anggaran,” pungkasnya.

Sebelumnya dalam pembukaan sosialisasi dan pembekalan persiapan PPKS kemarin, Kadisdik Depok, H. Wijayanto mengingatkan kepada peserta tetang tiga dosa besar pendidikan yang menjadi PR bersama. Pelecehan/kekerasan seksual, Intoleransi, dan Perundungan.
Dikatakan Wijayanto, kekerasan seksual terjadi ketika terdapat perbuatan merendahkan, menyerang terhadap tubuh yang terkait dengan hasrat seksual seseorang secara paksa. Mencakup tindakan yang dilakukan secara verbal, non-fisik, atau melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Terkait intoleransi, Wijayanto, mengatakan hal ini bukanlah kasus baru, tetapi sudah terjadi bertahun-tahun di dunia pendidikan. Menurutnya, intoleransi terjadi ketika adanya minimnya rasa hormat terhadap orang atau kelompok lain yang dianggap berbeda.

Lanjutnya, tindakan mengejek, mengolok, bahkan merebut barang orang lain secara sengaja, masuk dalam kategori perundungan atau bullying.
“Ketiga hal ini menjadi dosa besar bagi pendidikan jika tidak dapat diberantas dengan semaksimal mungkin. Untuk itu, saya berpesan sekaligus mengingatkan kepada bapak ibu kepala sekolah sudah seyogianya sebagai fasilitator untuk melayani anak-anak didik kita agar merasa aman, nyaman, dan semangat dalam belajar,” terangnya. Selasa (11/10/22) kemarin.

Tempat yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SD, Wawang Buang mengatakan, kegiatan ini merupakan sosialisasi sekaligus pembekalan persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah bagi kepsek SD se kota Depok.
“Kita berikan pencerahan terkait permasalahan-permasalahan yang ada disekolah. termasuk keterlambatan dana BOS. Makanya kita juga datangkan narasumber dari Kementerian untuk menjelaskan. Selain itu juga ada pencerahan dari PWI dan juga LBH, bagaimana mereka bisa nyaman untuk melaksanakan tugas-tugas dan keseharian mereka disekolah. Diharapkan dengan adanya pembekalan ini, mutu pendidikan di satuan pendidikan jenjang SD lebih baik lagi dan meningkat,” papar wawang Buang.
Usai penutupan, Sekdisdik juga memberikan hadiah kepada para pemenang games carakter building. (gus)