
Swara Pendidikan.co.id (Banyuwangi, Jatim). Penolakan Wakidjan selaku Rektor Universitas 17 Agustus, Banyuwangi yang juga merangkap ketua yayasan Perkumpulan gema pendidikan nasional (Perpenas) terkait kedatangan Direktorat Jendral Pendidikan tinggi pusat didampingi Sekretaris Kopertis, serta Kadisdik Kab. Banyuwangi ditengah aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa AMPEK dan GMNI untuk berdialog dengan pihak kampus mendapat kecaman keras berbagai pihak.
Padahal menurut Kepala Dinas pendidikan Kab. Banyuwangi, Sulehtiono. Kedatangan Dirjen Dikti dan rombongan bertujuan meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi di Banyuwangi khususnya di UNTAG terkait dualisme kepemimpinan. Termasuk status para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di sini.
“Sangat aneh jika seorang Rektor menolak kehadiran pejabat Dikti dan Kopertis. Apalagi alasannya tidak masuk akal, masak pimpinan mau sidak harus konfirmasi dulu ke Rektor,” ujar Sulehtiono. Senin (1/3/2016)
“Kan seharusnya pejabat dibawahnya menyadari dan menindak lanjuti kedatangan pejabat diatasnya,” lanjut Kepala Dinas pendidikan Kab. Banyuwangi, Sulehtiono kecewa dengan sikap Wakidjan .

Sementara itu baik Dikti maupun Kopertis mengakui tidak bisa memutuskan persoalan internal yang terjadi di kampus UNTAG, pihak Dikti mengembalikan permasalahan dualisme kepemimpinan kepada masing-masing pihak yang berseteru untuk duduk bersama. (Choiri)