ADVERTISEMENT
  • BERITA UTAMA
    • NASIONAL
    • Klik Pendidikan
    • Info Pendidikan
    • Info Guru
  • KABAR SEKOLAH
    • SMA
    • SMK
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • MI/DINIYAH
    • PAUD/TK
  • PROFIL SEKOLAH
    • SMK
    • SMA
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • TK/PAUD
    • MI/DINIYAH
  • MENULIS
    • Artikel Guru
    • Artikel Dosen/Mahasiswa
    • Opini
  • TIPS N TRIK
  • RUANG SASTRA
    • Cerpen
    • Puisi
  • ULASAN BUKU
    • BAHAN AJAR
    • BUKU UMUM
  • INSPIRASI PENDIDIKAN
  • JEJAK PRESTASI
Swara Pendidikan
  • Login
Thursday, November 6, 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Swara Pendidikan
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

PUSPA QUICK DRAW: Metode Baru Mengenal Seni Rupa untuk Murid SD

Oleh: Ridha Amanatu Nisa, Guru SDN Cipayung 2 Kota Depok

by SWARA PENDIDIKAN
5 August 2025
in Artikel Guru, MENULIS
2
Pengenalan Unsur Seni Rupa Melalui Media Quick Draw  (Puspa Quick Draw)

Ridha Amanatu Nisa, Guru SDN Cipsyung 2. dinobatkan sebagai Guru Paling Inovatif se-Kecamatan Cipayung dalam ajang lomba yang digelar pada Senin, 4 Agustus 2025

          

 

 

Di tengah derasnya arus perubahan kurikulum dan tuntutan inovasi di dunia pendidikan, satu hal yang selalu saya yakini: setiap murid itu unik — seperti warna dalam seni rupa. Mereka memiliki karakter, latar belakang, dan cara berpikir yang berbeda. Sebagai guru, tugas kitalah merangkai keberagaman itu menjadi lukisan pembelajaran yang bermakna.

Saya beruntung mengajar di SDN Cipayung 2, sebuah sekolah negeri di Kota Depok yang memiliki 21 rombongan belajar dan 656 murid. Di sinilah saya menemukan berbagai tantangan sekaligus peluang dalam membangun pengalaman belajar yang berpihak pada murid.

BACA JUGA

Revitalisasi Nilai Bela Negara bagi Generasi Muda di Era Disrupsi

Dilema PR dan Ancaman AI

97 Tahun Sumpah Pemuda, Semangat yang Tak Pernah Padam

Kereta Cepat Jakarta – Bandung Simbol Kemajuan dan Ancaman Fiskal? Antara Prestasi dan Paradoks

Memasuki tahun ajaran 2025/2026, sekolah kami mulai menerapkan pendekatan Pembelajaran Mendalam (deep learning) — sebuah pendekatan yang tidak sekadar menekankan pengetahuan, tetapi juga kesadaran, makna, dan kegembiraan. Saya tertarik menerjemahkannya ke dalam pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, khususnya seni rupa, yang kerap dipandang sebelah mata.

Di kelas, saya kerap mendengar keluhan murid: “Bu, saya nggak bisa gambar.” Atau, “Bu, gambar saya jelek, ya?”

Saya tahu itu bukan soal kemampuan, melainkan rasa takut dan rendah diri. Maka saya mencari cara agar seni rupa tak lagi menakutkan. Sampai akhirnya saya menemukan Quick, Draw! —sebuah permainan interaktif buatan Google yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menebak gambar kita dalam waktu 20 detik.

Dari sinilah lahir gagasan PUSPA QUICK DRAW — Pengenalan Unsur Seni Rupa dengan Media Quick Draw. Dalam pembelajaran ini, murid diminta menggambar objek tertentu secara cepat, lalu berdiskusi tentang unsur seni yang mereka gunakan: titik, garis, bentuk, hingga warna. Semua dilakukan dengan suasana menyenangkan, penuh tawa, dan tanpa rasa takut salah. AI yang menebak gambar bukan untuk menilai, tapi sebagai teman belajar yang memberi umpan balik instan.

Media ini ternyata sangat ampuh. Murid yang tadinya pasif jadi aktif. Yang tadinya malu menggambar, kini antusias bereksperimen. Mereka bukan hanya menggambar, tapi juga belajar menjelaskan proses berpikirnya. Bahkan, beberapa murid jadi tertarik mengeksplorasi seni di luar jam pelajaran. Inilah esensi pembelajaran mendalam: bukan hanya paham isi, tapi tumbuh sebagai pribadi yang berpikir, merasa, dan bertindak.

Tentu, prosesnya tak selalu mulus. Saya harus menyusun skenario pembelajaran yang adaptif, mengaitkan materi dengan kehidupan nyata, dan belajar teknologi baru. Tapi semua itu menjadi investasi berharga. Terlebih saat melihat senyum percaya diri murid-murid saya yang berkata, “Bu, aku bisa kok gambar!”

Praktik ini juga saya bagikan kepada rekan sejawat, dan sambutannya positif. Beberapa guru bahkan mulai mencoba Quick, Draw! dalam mata pelajaran lain, seperti Bahasa Indonesia dan Matematika. Inovasi kecil ini membuka pintu kolaborasi yang lebih luas.

Bagi saya, menjadi guru adalah jalan hidup. Sejak SMA, saya sudah jatuh cinta pada dunia pendidikan. Saya percaya, pendidikan adalah ladang pengabdian yang tak pernah kering. Maka ketika kurikulum berubah, saya menyambutnya bukan dengan resah, melainkan dengan semangat untuk terus belajar dan berinovasi.

Agar kurikulum berjalan sesuai harapan, kita perlu membangun budaya saling percaya dan saling dukung di sekolah. Kepala sekolah, guru, tenaga administrasi—semuanya perlu bersinergi, menyusun program berdasarkan kebutuhan nyata murid, bukan hanya formalitas dokumen.

Quick, Draw! mungkin terlihat sederhana. Tapi ia telah membuka ruang bagi murid untuk berani, kreatif, dan bahagia dalam belajar. Inilah warna-warni pendidikan yang ingin saya rawat: belajar yang berakar pada murid, berbuah pada karakter, dan berbunga di masa depan mereka.

Semoga praktik kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi para pendidik lainnya. Karena sejatinya, setiap guru punya potensi menjadi pelukis masa depan anak-anak bangsa.***

 

Tentang Penulis

Ridha Amanatu Nisa

Lahir di Bogor, 15 Februari 1992.

Merupakan guru kelas di SDN Cipayung 2 Kota Depok dan telah mengabdi selama lebih dari 10 tahun.

Ia menyelesaikan pendidikan S1 Bahasa Inggris di Universitas Indraprasta PGRI (2016), serta Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Terbuka (2020).

Sejak SMA, ia telah mencintai dunia pendidikan dan terus menumbuhkan semangat untuk menjadi manusia yang bermanfaat, terutama dalam dunia pembelajaran di sekolah dasar.

Baginya, perubahan kurikulum adalah peluang untuk terus berkembang, dan kunci keberhasilan pelaksanaannya adalah budaya kolaborasi serta keterbukaan antar seluruh unsur satuan pendidikan. *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Jumlah Pembaca: 444

BeritaTerkait

Revitalisasi Nilai Bela Negara bagi Generasi Muda di Era Disrupsi
Artikel Dosen/Mahasiswa

Revitalisasi Nilai Bela Negara bagi Generasi Muda di Era Disrupsi

by SWARA PENDIDIKAN
5 November 2025
0
0

Oleh: Dr. Ridwan, S.Sos., M.Si., CIQnR (Kepala Pusat Kajian Bela...

Read more
Dilema PR dan Ancaman AI

Dilema PR dan Ancaman AI

1 November 2025
0
97 Tahun Sumpah Pemuda, Semangat yang Tak Pernah Padam

97 Tahun Sumpah Pemuda, Semangat yang Tak Pernah Padam

27 October 2025
0

Kereta Cepat Jakarta – Bandung Simbol Kemajuan dan Ancaman Fiskal? Antara Prestasi dan Paradoks

27 October 2025
0

Cybergraduate School sebagai Arah Masa Depan SPs UNY

27 October 2025
0

Santri, Pesantren, dan Kebangkitan Moral Bangsa

22 October 2025
0
Next Post
Tiga Tahun Melawan Kanker, Nanda Siswa SDN 3 Kriyan Menanti Uluran Tangan Dermawan

Tiga Tahun Melawan Kanker, Nanda Siswa SDN 3 Kriyan Menanti Uluran Tangan Dermawan

Comments 2

  1. Lidya says:
    3 months ago

    Sangat menginspirasi

  2. Arkha15 Putra says:
    3 months ago

    Keren sih….. Sudah tak diragukan lagi pendidik satu ini….. Pokoknya terbaik…. Jgn lelah utk terus berinovasi.

ADVERTISEMENT
Swara Pendidikan

2025 © swarapendidikan.co.id

TENTANG KAMI

  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
    • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

2025 © swarapendidikan.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In