Swara Pendidikan (Jepara) – Pemerintah Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, menegaskan komitmennya menjadikan sektor pendidikan sebagai pondasi utama kemajuan desa. Hal itu diwujudkan melalui program bantuan dan stimulan pendidikan tahunan bagi warga kurang mampu serta berprestasi agar tidak putus sekolah.
Petinggi Pecangaan Kulon, Muhammad Abdurrahman, mengatakan bahwa bantuan tersebut diberikan secara berkelanjutan baik untuk siswa sekolah negeri maupun swasta.
“Komitmen ini berlaku bagi masyarakat yang bersekolah di sekolah negeri maupun swasta. Pertama, bagi warga yang memang kurang mampu. Kedua, bagi warga kita yang memiliki prestasi, ini yang kita utamakan,” ujar Abdurrahman di ruang kerjanya, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, pemberian bantuan berfokus pada dua kelompok utama, yaitu warga kurang mampu dan warga berprestasi, dengan skema sebagai berikut:
- Warga yang khatam Al-Qur’an akan mendapatkan bantuan biaya kuliah, sesuai visi dan misi awal desa.
- Anak-anak pembaca Al-Qur’an yang rutin membaca dari juz pertama hingga akhir akan memperoleh santunan berupa buku dan beasiswa kecil, berdasarkan rekomendasi guru ngaji.
Sementara bagi warga kurang mampu, desa memastikan adanya stimulan wajib agar pendidikan anak-anak tidak terhenti.
“Kalau warga tidak mampu, mutlak bagi kami untuk memberikan stimulan, supaya warga kita tidak putus sekolah,” tegasnya.
Hingga saat ini, Pemerintah Desa Pecangaan Kulon membiayai sekitar enam warga yang sedang berkuliah atau bersekolah, dengan total alokasi sekitar Rp20 juta per tahun. Dana tersebut terutama digunakan untuk membantu empat siswa di sekolah swasta yang terancam putus sekolah karena kendala biaya.
Tak hanya itu, desa juga memberikan perhatian pada pendidikan anak usia dini. PAUD Desa Pecangaan Kulon digratiskan bagi warga tidak mampu, dengan skema iuran sukarela bagi yang mampu.
“PAUD desa memberikan wadah gratis bagi warga tidak mampu. Kalau mau bayar, seikhlasnya saja. Bisa mulai dari Rp3.000 atau Rp5.000, dan nanti dikembalikan dalam bentuk kebutuhan belajar anak,” jelas Abdurrahman.
Selain fokus pada pendidikan, Pemerintah Desa Pecangaan Kulon juga menyiapkan langkah strategis untuk mewujudkan desa digital dan mandiri.
“Setelah digitalisasi desa, selanjutnya desa mandiri. Dua hal ini harus berjalan bersama agar desa benar-benar mandiri, baik secara teknologi maupun finansial,” harapnya.
Meski anggaran desa terbatas, Abdurrahman menilai antusiasme warga sangat tinggi. Untuk itu, pihaknya akan menggelar Musyawarah Desa (Musdes) guna menetapkan rancangan anggaran pendidikan tahun 2026. Saat ini, RT sedang melakukan pendataan ulang siswa PAUD, SD kelas 6, dan SMA yang membutuhkan bantuan pendidikan.
“Pendidikan adalah utama untuk kemajuan desa. Setelah itu kesehatan dan infrastruktur. Ketiganya harus berjalan seimbang. Kecerdasan bangsa dan kemajuan negara dimulai dari desa, yang dasarnya adalah pendidikan,” tutup Abdurrahman.**




